Kenali Gripen E Lebih Dekat, Penempur Tercanggih SAAB Swedia

0

Jet tempur terbaru SAAB Swedia, JAS-39E Gripen atau lebih dikenal dengan nama marketing-nya Gripen E, sukses terbang perdana pada Minggu (15/6) lalu, seperti dimuat mylesat.com. Banyak yang menyangka kalau penempur ini adalah penyempurnaan dan peningkatan (upgrade) dari varian lawasnya, JAS-39C Gripen (atau Gripen C).

Nyatanya, Gripen E adalah pesawat yang benar-benar dibuat baru. Meskipun basis desain (tata letak dan profil aerodinamik) Gripen E masih berpijak pada desain Gripen generasi sebelumnya, namun secara struktural kedua generasi ini sudah berbeda cukup signifikan.

Perbedaan-perbedaan itu terutama diakibatkan tuntutan daya muat senjata dan bahan bakar yang lebih besar daripada Gripen C.

Salah satu perubahan besar ada pada struktur penyangga titik berat pesawat. Perubahan ini untuk mengakomodasi posisi pendarat utama (main landing gear) yang digeser ke arah luar (jarak antara roda kiri dan kanan diperlebar). Fairing tambahan di bawah pangkal sayap pada Gripen E adalah untuk menampung struktur roda pendarat utama ini.

Efeknya, Gripen E bisa dipasangi dua titik gantung muatan (hardpoints) di bawah perutnya, satu fitur tambahan mengingat varian Gripen lawas hanya punya satu hardpoint di area ini. Struktur airframe Gripen E diperkokoh untuk mengantisipasi naiknya MTOW menjadi 16.500 kg (Gripen lama hanya 14.000 kg).

Peningkatan ruang dalam (internal space) otomatis juga berefek pada penambahan kapasitas tangki bahan bakar internal yang berujung pada terdongkraknya jangkauan terbang Gripen, satu aspek yang dianggap titik lemah Gripen selama ini.

Meski untuk urusan pengisian bahan bakar di udara, Gripen E seperti halnya Gripen C juga sudah dilengkapi fasilitas air-to-air refueling dengan sisitem probe-drogue.

Tampak bawah Gripen C dengan cantelah senjata. Foto: wikipedia

Untuk menghela Gripen E yang MTOW-nya meningkat, dicomot mesin bertenaga lebih besar yang masih satu keluarga dengan mesin Gripen lawas. Dapur pacu Gripen E mengandalkan General Electric F414-GE-400 buatan AS, mesin yang juga mentenagai F/A-18E/F Super Hornet dan EA-18G Growler.

Mesin F414G merupakan penyesuaian khusus untuk pemakaian single-engine fighter (Super Hornet dan Growler bermesin ganda).

Menyadari bahwa banyak dari target pemasaran Gripen E adalah negara-negara yang terbiasa dengan sistem berstandar NATO, Gripen E dibekali wiring yang kompatibel dengan MIL-STD1760-Class2. Hal ini memberikan jaminan bahwa semua senjata standar NATO dapat ditenteng.

Lebih jauh lagi, pabrikan SAAB berpromosi akan memberi bantuan teknis untuk mengintegrasikan senjata non-NATO asalkan memiliki interkoneksi serupa. Meski masih dipasangi sistem pertukaran data (data-link) buatan Swedia yaitu TIDLS (Tactical Information Datalink System), namun Gripen E juga kompatibel dengan Link-16 MIDS yang merupakan standar NATO.

Untuk mengendus mangsanya, Gripen E dibekali sistem sensor yang digadang tercanggih di kelasnya, berintikan radar yang sudah berteknologi AESA (active electronically-scanned array) yaitu ES-05 Raven buatan Selex ES.

Selain radar berteknologi terkini itu, Gripen E juga dibekali sensor pasif berupa IRST Skyward-G yang juga merupakan lansiran Selex. Sensor IRST ini sebelumnya tak ada pada Gripen generasi lama.

Bagi negara peminat Gripen E, pabrikan juga menawarkan perangkat HMCS (helmet-mounted cueing system) Cobra buatan BAE Systems yang dijamin langsung terintegrasi dengan kokpit dan manajemen tempur Gripen E.

Untuk pertahanan diri dari incaran rudal lawan, Gripen E dibekali sistem peperangan elektronik terintegrasi (highly-integrated electronic warfare suite) yang terdiri dari integrasi RWR (radar warning receiver), MAWS (missile approach warning system), ECM dan ESM yang secara otomatis terhubung dengan dispenser chaff dan flare.

Pelepasan logam dan suar pengecoh ini dapat disetel, mau otomatis atau manual (diatur pilot).

Seperti halnya generasi Gripen lama yang juga dibuatkan varian kursi gandanya (Gripen B dan D yang masing-masing merupakan versi tandem dari Gripen A dan C), maka Gripen E pun sudah dipetakan pembuatan varian kursi gandanya yaitu JAS-39F (Gripen F).

Bedanya, pembuatannya tidak terlalu diprioritaskan lantaran berdasarkan simulasi pabrikan, penerbang Gripen E masih layak dilatih atau menjalani proses konversi dengan Gripen D. Hal ini disebabkan profil aerodinamik Gripen E/F yang tak beda jauh dengan Gripen C/D.

Dan karena basis desainnya mirip, varian Gripen F – seperti halnya Gripen D – juga tak memiliki ruang untuk kanon internal.

 

Data & Spesifikasi GRIPEN E
STATUS PENGEMBANGAN
Kontraktor Utama SAAB – Swedia
Mesin 1 x General Electric F414G afterburning turbofan, berdaya 58 kN (normal) dan 98 kN (full afterburner)
Dimensi Panjang: 15,2 m; Tinggi: 5,3 m Rentang sayap: 8,6 m
Bobot kosong 8.000 kg
Max. Takeoff Weight

(MTOW)

16.500 kg
Kapasitas tangki bahan bakar internal 4.250 liter
Kapasitas tangki bahan bakar eksternal – 3 x 2.000 liter (heavy drop tank)

– 3 x 1.250 liter (supersonic drop tank)

Kecepatan maksimum Mach 2 pada ketinggian jelajah ;

Mach 1,1 pada ketinggian rendah

Ketinggian terbang maksimum 16.000 m
G-Limit -3G sampai +9G
Radius tempur ± 1.500 km (dengan 2 drop tank, sepasang rudal udara ke permukaan dan empat rudal udara ke udara)
Ferry range 4.000 km
Jumlah awak 1
Persenjataan internal 1 x kanon Mauser BK-27 kaliber 27 mm, kapasitas magasen 120 rounds
Persenjataan yang dapat dibawa Rudal udara ke udara:

– AIM-9L/M/X Sidewinder

– AIM-132 ASRAAM (Advanced Short Range Air-to-Air Missile)

– IRIS-T

– AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air-to-Air Missile)

– MBDA Meteor BVRAAM (Beyond Visual Range Air-to-Air Missile)

Rudal udara ke permukaan:

– Rudal jelajah taktis multifungsi KEPD (Kinetic Energy Penetrator and Destroyer) Taurus  (dalam proses)

– Rudal anti kapal RBS-15F

– Rudal anti armor AGM-65 Maverick

Rudal anti armor Brimstone

Bom:

– general purpose bomb / unguided bomb

– GBU-10/12/16/24 Paveway

– SDB (Small Diameter Bomb) I dan II

 

 

Teks: antonius kk

 

 

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply