Chrisna dan Christa, Si Kembar dari Bumi Maguwo yang Ingin Jadi Fighter

0

Menjadi anak kembar selalu menarik perhatian. Kelahiran mereka juga dinilai sebagai anugerah bagi kedua orang tuanya. Mereka selalu menarik perhatian karena memiliki wajah dan fisik yang hampir serupa.

Di lingkungan TNI AD, dulu pernah ada perwira kembar yang meniti karier hingga menjadi jenderal. Keduanya adalah Mayjen TNI Yoedhi Swastanto dan Letjen TNI Yoedhi Swastono yang merupakan alumni Akmil 1983.

Rupanya saat ini TNI kembali akan menerima perwira kembar termuda. Keduanya saat ini berstatus sebagai taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta.

Mereka adalah Serma Mayor Dua Taruna Chrisna Nugraha Utama dan Serma Mayor Dua Taruna Christa Nugraha Utama, yang saat ini berada di tingkat tiga AAU.

KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Ibu Nanny Hadi Tjahjanto didampingi Gubernur AAU dan ibu, foto bersama si kembar saat makan malam alumni AAU 86. Foto: beny adrian

Chrisna dan Christa lahir di Magetan, Jawa Timur pada 25 Desember 1995. Orang tuanya Yitno Utomo, bekerja sebagai pegawai negeri sipil dengan profesi perawat. Sedangkan ibunya Sunarsih, bekerja sebagai bidan di rumah sakit Pemda Magetan.

Keduanya merasa bersyukur karena bisa diterima di AAU. Cita-cita yang sudah melekat di batin kedua kembar ini sedari anak-anak, tak lepas dari lingkungan tempat mereka tinggal.

Deru mesin jet pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, F-5E/F Tiger II, dan Hawk Mk-53 yang berpangkalan di Lanud Iswahyudi, Madiun, sudah akrab dikuping mereka sejak bayi. “Kami tinggal di Magetan, di sana ada skadron tempur, dari kecil saya lihat pesawat tempur lewat di atas rumah, itu motivasi saya masuk Angatan Udara,” aku Chrisna.

Chrisna dan Christa memang menghabiskan masa sekolah sejak TK hingga SMA di Magetan. Keduanya adalah alumni SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Magetan.

Tidak mudah bagi keduanya untuk diterima sebagai taruna AAU. Keduanya harus berjuang keras dan bersabar agar diterima. Karena pertama kali mendaftar untuk masuk Akademi TNI, keduanya dinyatakan gagal. Tahun depannya mereka kembali mengulangi, dan diterima.

“Ini rejeki kami, karena ini pendaftaran kedua,” masih menurut Chrisna.

Di antara keduanya, Chrisna yang memiliki tinggi badan 181 cm itu mengaku sebagai kakak dari Christa yang memiliki tinggi 180 cm. “Kami kembar identik,” ujarnya lagi.

Tuhan memang sudah mentakdirkan keduanya menjadi taruna AAU, sesuai keinginan dan pengalaman mereka sedari kecil di Magetan. Sesuai tes psikologi, keduanya memang dinyatakan lolos sebagai calon taruna AAU.

“Waktu daftar Akademi TNI, kami tidak bisa milih mau masuk apa, yang menentukan hasil tes psikologi, dan kebetulan kami berdua mau AAU, kalau dipisah juga tidak masalah,” tutur Chrisna. Apalagi dukungan penuh dari orang tua, menjadikan si kembar identik ini pantang menyerah.

Keduanya mengakui mengalami perubahan besar sejak menjadi taruna AAU. Mulai dari kepribadian, disiplin, sikap, dan tanggung jawab mereka menjadi lebih tinggi jika dibanding masih berstatus sipil. “Dulu di sipil tidak ada sikap, disiplin, dan setelah masuk AAU jadi lebih disiplin, sikap serta tanggung jawab lebih tinggi,” tutur Christa.

Ibu Nanny Hadi Tjahjanto sebagai Ibu Taruna, memberikan dorongan kepada keduanya untuk menjadi yang terbaik. Foto: beny adrian

Sebagai kembar identik, pengalaman unik yang paling sering mereka alami sebagai taruna AAU adalah ‘salah panggil’ dari rekan, senior, dosen atau pelatih.

Seperti Christa yang mengambil jurusan Elektro, pernah ditegur dosennya saat masuk kelas elektro. Padahal yang dimaksud dosen tersebut adalah kakaknya Chrisna, yang  mengambil majoring Manajemen Industri. “Loh Chris, kamu Manajemen Industri, kok masuk sini,” tanya dosennya.

Diakuinya, salah panggil itu masih terjadi sampai sekarang, seperti diakui oleh Kapten Pom Fajar Akbar Aviko,  Komandan Flight 4 Skadron Taruna 3 Wing Taruna AAU. “Paling susah membedakannya kalau lagi olahraga, karena pakai kaos, tidak ada namanya,” ujar Fajar tersenyum.

Sebagai perwira pengasuh, Fajar memuji Chrisna dan Christa sebagai taruna yang bagus, baik dari sikap dan jasmani. Bahkan, kata Fajar, keduanya sama-sama menjadi penatarama di drumband AAU.

Lalu apa cita-cita kedua taruna ganteng dan gagah namun mengaku belum punya pacar ini? “Berharap jadi penerbang F-16,” ujar keduanya.

Jika semua proses pendidikan berjalan lancar, Chrisna dan Christa akan dilantik sebagai perwira pada tahun 2019.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply