Debut di Singapore Airshow, Thailand Maksimalkan Kemampuan Saab JAS-39 Gripen

0

Dalam perhelatan dua tahun Singapore Airshow yang baru saja selesai, menjadi debut bagi jet tempur Saab JAS-39C Gripen milik Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF).

Jika JAS-39C tampil sebagai pesawat demo (aerial display), maka JAS-39D tampil anggun sebagai pesawat static display.

“Kami telah mengubah sekitar 15 persen dari tampilan di Singapore Airshow,” ujar seorang penerbangnya Group Captain Nattavut “Neon” Duangsungnaen, yang juga wakil Komandan Wing 7 seperti dikutip Singapore Airshow News. Menurutnya lagi, selama tampil di Singapura, mereka mempersingkat waktu demo dari delapan menit menjadi enam menit.

Meski sadar Changi adalah salah satu bandara tersibuk di dunia, namun Duangsungnaen memuji fasilitas dan manajemen selama airshow sangat bagus.

Gripen yang dibawa ke Singapura ini berasal dari Skadron 701 yang berpangkalan di Surat Thani. Tim dibentuk sejak 2012 dengan bantuan dari AU Swedia.

Untuk menjadi anggota tim aerobatik ini, seorang penerbang diwajibkan sudah mengantongi setidaknya 150 jam terbang di Gripen. “Saya sangat bangga bisa tampil mewakili RTAF dalam perayaan limapuluh tahun emas AU Singapura,” aku Duangsungnaen.

Tahun ini ditandai sebagai satu dekade program Gripen RTAF, yang diterima dari Saab pada 2008 sebagai bagian dari paket pertahanan udara Thailand. Pesawat pertama yang dikirim terdiri dari enam JAS-39C/D, Saab 340 Erieye AEW serta Saab 340 versi transpor.

Saab juga membantu RTAF dalam mengembangkan sistem sendiri untuk data link yang dikenal dengan Link-T, yang hanya available di antara dua pesawat buatan Swedia. Seperti diketahui, Gripen RTAF tidak menggunakan Link-16.

Batch kedua terdiri dari enam Gripen dan tambahan Erieye, dikirim 2010 dan pengiriman rampung pada 2013.

Armada Gripen RTAF dioperasikan untuk misi pertahanan udara, dengan dukungan persenjataan AIM-120C AMRAAM, AIM-9, dan rudal udara ke udara Diehl BGT Defense IRIS-T.

Untuk menjadikan Gripen RTAF tetap andal di udara, Saab dan MBDA telah menawarkan upgrade MS20 dan rudal Meteor dengan kemampuan beyond visual range.

Pada Januari lalu, RTAF memperlihatkan kemampuan rudal antikapal RBS15F yang dimilikinya. RTAF juga berhasil meluncurkan bom berpemandu laser GBU-12 (live dropped) dengan penargetan dari Litening targeting pod.

Inilah usaha maksimal yang terus dilakukan RTAF untuk menjadikan armada Gripen mencapai batas puncak kemampuannya, sekaligus mengeksplorasi kemampuan multirole yang ditanam di dalam pesawat.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply