Dibuka oleh Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Letjen Perry Lim, pertemuan ASEAN Chiefs of Defence Informal Forces (ACDFIM) ke-15 yang dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dimulai dari pagi hingga siang ini (8/3/2018) di The Fullerton Hotel, Singapura.
Dalam sambutannya, Perry Lim menyampaikan sejumlah hal yang menjadi perhatian Singapura pada khususnya dan ASEAN pada umumnya. Yaitu terkait masalah terorisme dan bencana alam.
Khususnya masa terorisme, Lim menegaskan bahwa ancaman ISIS telah menimbulkan pengaruh buruk di kawasan ASEAN, khususnya dengan terjadinya aksi bersenjata oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi pada Mei 2017.
Lim mengatakan bahwa dibutuhkan kerjasama yang kuat di antara negara ASEAN untuk melakukan antisipasi terhadap persoalan ini. Karena itu ia menyampaikan sejumlah poin untuk menjadi perhatian.
Di antaranya melaksanakan latihan bersama pasukan penanggulangan teror (CT) hingga menggelar operasi bersama berupa tri-lateral air and maritime operation. Dalam latihan bersama, negara-negara ASEAN diharapkan saling berbagi informasi dan pengalaman dalam hal menangani masalah terorisme. Juga menyediakan sarana dan fasilitas latihan bersama.
Lim juga menyebutkan upaya menghadapi sosial media yang banyak digunakan kelompok teroris. Dan tidak kurang pentingnya adalah melakukan upaya bersama dalam hal mendapatkan simpati warga dengan memahami kearifan lokal.
Aspek lain yang disampaikan adalah kewaspadaan terhadap penggunaan bahan-bahan kimia, biologi, dan radio aktif (CBR) oleh kelompok teroris. Teroris juga ditengarai sudah mengdopsi teknologi canggih dalam menjalankan aksinya seperti pesawat drone dan jaringan internet.
Secara bergantian, para Panglima AB ASEAN akan menyampiakan makalah dalam sidang ini. Pertemuan ACDFIM akan berlangsung hingga siang ini, yang diakhiri dengan penyampaian resume bersama.
Teks: beny adrian