Pacific Partnership Tingkatkan Pemahaman dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

0

Latihan bersama (Latma) Pacific Partnership memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap berbagi jenis bencana, termasuk bencana alam maupun bencana akibat agen biologi (biothreat), serta memperkuat kemampuan negara-negara di kawasan Pasifik untuk menghadapi bencana. Baik secara mandiri maupun bersama dengan negara sahabat.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya Dr. Didit Herdiawan pada pembukaan Pacific Partnership ke -18 tahun 2018 di lapangan upacara kantor Gubernur Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Senin (2/4/2018).

Panglima TNI menyampaikan bahwa Latma Pacific Partnership merupakan salah satu perwujudan kerjasama TNI dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dalam kerangka United States Indonesia Bilateral Defence Discussion (USIBDD) di bidang penanggulangan bencana yang berfokus pada kegiatan operasi bantuan kemanusiaan khususnya kesehatan.

Menurut Marsekal Hadi, interoperabilitas penanggulangan bencana yang dilakukan badan-badan/organisasi terkait penanggulangan bencana di Indonesia (BNPB, BPBD, SAR, PMI, LSM bencana dan delapan klaster bencana di bawah pemerintah) serta TNI, Polri maupun dengan negara-negara sahabat yang memberikan bantuan, merupakan kunci sukses penanggulangan bencana di suatu daerah.

”Militer Indonesia selalu siap digerakkan ke suatu daerah atau wilayah yang mengalami musibah massal, baik dalam bentuk bencana alam ataupun buatan yang membutuhkan tenaga besar, cepat dan terlatih untuk pertolongannya,” ujarnya.

Panglima TNI mengharapkan latihan bersama Pacific Partnership dapat meningkatkan hubungan kerjasama serta saling pengertian antara militer Indonesia dengan militer dari para peserta negara sahabat.

Latma Pacific Partnership dengan tema Strengthening Partner Relationship, Interoperability, Response Capability, Improving Resilient on the effect of all Hazard, and Building Commitment on the Security and Stability of the Region berlangsung dari 2 -11 April 2018.

Latma ini diikuti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Perancis, Inggris, Peru, Korea Selatan, Jepang, Filipina, Singapura, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Interoperabilitas akan dilatihkan dalam lima kegiatan, di antaranya penanggulangan bencana (Human Assistance and Disaster Relief), pembangunan fasilitas konstruksi (Engineering Civic Action Program), kesehatan terkait bencana (Medical Civic Action Program) berupa Table Top Exercise/TTX, Tactical Floor Game/TFG dan Field Training Exercise/FTX, pemberdayaan wanita dan anak-anak dalam masa bencana (Woman Peace and Security) serta pertukaran budaya (Community Relation Program).

Kegiatan Latihan Pacific Partnership 2018, dilaksanakan dalam bentuk pertukaran ilmu dan pengalaman berbagai ahli bencana, pelatihan dan workshop kebencanaan termasuk di dalamnya latihan Table Top Exercise, Tactical Floor Game, serta Field Training Exercise untuk penanggulangan bencana.

Latihan Kesehatan terkait bencana pada Pacific Partnership 2018 dilakukan meliputi kegiatan kesehatan umum, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, kesehatan hewan, kesehatan promosi dan preventif dengan penyerahan bantuan 15 kursi roda dan 1.000 kacamata baca kepada masyarakat Bengkulu.

Selanjutnya pada bidang Engineering dilakukan pembangunan dua kelas Sekolah Dasar, satu gedung serbaguna (Community Hall) dan persiapan pembangunan gedung shelter pengungsian bencana tiga lantai.

Selain itu juga dilakukan kegiatan hiburan, edukasi dan pertukaran budaya berupa penampilan band bersama, English day, olahraga bersama, bersih pantai, festival kopi serta pertukaran kebudayaan lainnya.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply