Tiba di Sekatung, Dankormar Terkenang Pulau di Ujung Perbatasan yang Pernah Dijaganya Tahun 1991

0

Pulau Sekatung yang berada di ujung paling utara dari gugusan pulau di wilayah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, meninggalkan kenangan mendalam bagi Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono.

“Saya dulu ke sini pertama kali tahun 1991, sebagai Danki Marinir,” ujarnya kepada mylesat.com.

Kebetulan kami bersebelahan duduk di pesawat Boeing 737-500 TNI AU dari Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta dalam penerbangan dari Jakarta ke Natuna.

Baca: Agar Mendapat Perhatian Serius, Panglima TNI Ajak Ketua DPR-RI Tinjau Pos Pamtas di Pulau Sekatung

Hari itu, Senin (23/4/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan kunjungan kerja ke sejumlah pos dan satuan kerja TNI yang berada di Natuna.

Dankormar dan Askomlek TNI Marsda TNI Bonar, mendampingi Panglima TNI saat meninju bangunan Satgas Pamtas. Foto: beny adrian/mylesat.com

Menurut Mayjen Bambang, Marinir diperintahkan untuk menduduki Pulau Sekatung karena pernah disinyalir oleh Jenderal Benny Moerdani sebagai tempat persembunyian dan pelarian pengungsi Vietnam.

Saat itu Lettu Mar Bambang menjabat sebagai Dansatgas Natuna dengan Posko di Tarempa. Satgas ini ditugaskan selama delapan bulan di wilayah perbatasan. “Saya Danki E Yonif 4 Marinir Cilandak,” aku Bambang lagi.

Pulau Sekatung berada di sebelah utara Pulau Laut dan dipisahkan oleh Selat Setakong dengan lebar sekitar 40 meter. Pulau seluas 1,65 meter persegi ini berbatasan langsung dengan Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Begitu helikopter Mi-17-V5 Hip milik Penerbad yang membawa rombongan mendarat di Sekatung, Bambang langsung “menghilang” dari pandangan. Helikopter Mi-17 lebih dulu mendarat dari heli EC725 Caracal yang membawa Panglima TNI.

Baca: Panglima TNI: Mei Besok Mulai Deploy Pasukan, Markas Terpadu TNI di Natuna Siap Digunakan Bertahap

Rupanya perwira tinggi kelahiran Semarang yang pernah menjadi Danki Satgas Rajawali I ini, sudah berkumpul dengan prajurit Brigif 2 Marinir dan Batalyon Infanteri Raider Khusus 134/Tuah Sakti di depan Pos Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Indonesia-Malaysia di Sekatung.

“Masih ada yang kena malaria, nggak,” tanya Bambang kepada prajurit. Bambang lalu menceritakan kenangannya puluhan tahun silam kepada prajurit saat ditugaskan di Sekatung. “Dulu posnya di atas itu,” kata Bambang sambil menunjuk bukit kecil di belakang Pos Satgas.

Menceritakan masa sekitar 27 tahun lalu itu, Bambang mengatakan bahwa dulu malaria masih menjadi momok di Sekatung.

“Bahkan dulu anggota ada yang meninggal karena tidak sempat tertolong,” jelas Bambang kepada Marsekal Hadi saat berdialog dengan prajurit.

Dankormar didampingi Komandan Pos Pamtas Pulau Sekatung, Serka Mar Wanto, langsung menemui prajurit TNI setibanya di Pulau Sekatung. Foto: beny adrian/mylesat.com

Bambang mensyukuri karena di Sekatung sudah didirikan bangunan permanen, sehingga bisa melindungi prajurit dari cuaca ekstrem. Selain markas pos, juga dibangun mess untuk prajurit dan fasilitas pendukung lainnya.

Pulau Sekatung sejak 2006 telah diresmikan sebagai Pos Pamtas titik 0 kilometer utara Indonesia. Pos ini selalu dijaga oleh 20 prajurit TNI yang merupakan gabungan dari Marinir dan TNI AD.

Pembangunan fasilitas di Sekatung dimulai pada 2013. Mulai dari pemecah ombak agar pulau kecil yang berkontur bukit itu tidak runtuh ke laut, juga sel surya dan fasilitas suling air bersih.

“Selamat bertugas,” tegas Bambang kepada para prajurit sambil berlalu ke arah helikopter.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply