Pemerintah Argentina akhirnya menyetujui pembayaran senilai 15,03 juta dolar AS kepada Perancis pada 10 Mei lalu.
Pembayaran dilakukan guna membeli lima pesawat serang bekas Dassault Super Étendard termasuk simulator, delapan mesin cadangan serta dalam jumlah banyak suku cadang dan alat kerja.
Pembayaran telah mengalami beberapa kali penundaan, karena kesepakatan untuk pembelian pesawat oleh Argentina telah dicapai oleh kedua pemerintah pada akhir tahun lalu.
Super Étendard akan digunakan untuk menyusun kembali 2 Escuadrilla Aeronaval de Caza y Ataque (Skadron Serangan Angkatan Laut Kedua) AL Argentina, yang mengoperasikan Super Etendards dari 1981 hingga 2013. Setelah itu pesawat dikandangkan karena masalah kekurangan suku cadang.
Dassault Super Étendard (Étendard = bendera perang) adalah pesawat tempur berbasis di kapal induk yang dikembangkan Dassault untuk AL Perancis.
Pesawat ini merupakan versi canggih dari Étendard IVM yang digantikannya.
Super Étendard terbang perdana pada Oktober 1974 dan mulai beroperasi Juni 1978 di bawah bendera Perancis. Pesawat ini membukukan pengalaman dalam perang di Kosovo, Afghanistan dan Libya.
Super Étendard juga dioperasikan Irak dan digunakan dalam perang. Irak menggunakannya untuk menyerang kapal tanker dan kapal dagang dalam Perang Persia antara Irak dan Iran.
Argentina sendiri mempunyai sejarah panjang mengoperasikan Super Étendard dan rudal Exocet dalam Perang Falklands 1982, yang meningkatkan popularitas Super Étendard.Â
Oleh Perancis, Super Étendard digantikan oleh Dassaut Rafale pada 2016.
Pembelian Super Étendard selain untuk memulihkan kekuatan skadron tempur AL, juga untuk menyiapkan kekuatan udara terkait akan dilaksanakannya pertemuan negara-negara G20 di Argentina yang direncanakan akhir 2018.
Teks: beny adrian