Menghadapi tuntuan tugas ke depan yang makin kompleks, TNI AU akan terus melakukan pembangunan dan pengembangan kekuatan.
KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna menegaskan, kebijakan pembangunan kekuatan Postur TNI AU tahun 2005 sampai 2024 Â antara lain perencanaan delapan skadron udara tempur.
“Sesuai perencanaan kekuatan materiil, kita berharap memiliki delapan skadron udara tempur dengan kekuatan 16 pesawat dengan kesiapan masing-masing skadron udara rata-rata 80 persen,†tegas KSAU.
KSAU menegaskan hal tersebut saat menyampaikan ceramah pembekalan kepada Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Kesatuan Komando TNI AU (Sekkau) Angkatan 103TP. 201 di kampus Sekkau Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Sekkau A-103 diikuti 57 Pasis, dengan perinciian, 50 Pasis TNI AU, 2 TNI AL, 1 TNI AD, dan empat Pasis mancanegara. Yaitu satu orang dari Filipina, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam
KSAU menambahkan, selain skadon tempur, TNI AU juga akan memiliki 6 skadron angkut berat, sedang dan ringan yang memiliki kekuatan per skadron 16 pesawat
Keberadaan skadron ini untuk mendukung mobilitas pasukan dan logistik pada dua trouble spot.
“Untuk skadron angkut, TNI AU akan mengganti pesawat C-130B dengan pesawat angkut sekelas IL-76/A-400/C-17, dan sudah mengganti pesawat F-27 Fokker/CN-235 dengan pesawat sekelas atau di atas CN-295/C-27 Spartan, yang masing-masing skadron mempunyai tingkat kesiapan rata-rata 80 persen,†terang Yuyu.
Selain itu, KSAU juga menjelaskan wacana TNI untuk melaksanakan penggelaran angkalan TNI terpadu.
Pangkalan ini akan tersebar pada beberapa daerah antara lain Natuna, Selaru, Morotai, Biak, dan Merauke.
Penggelaran benteng-benteng pertahanan terpadu tri matra tersebut diwujudkan dalam upaya untuk memperkuat sistem pertahanan negara dalam mengantisipasi perkembangan ancaman yang terus meningkat.
Teks: beny adrian
