Dalam sekejap sejak menjuarai nomor bergengsi 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia, Lalu Muhammad Zohri langung menjadi trending topic di sosial media.
Sprinter Indonesia itu menjadi yang tercepat dengan mencatatkan waktu 10,18 detik. Berita keberhasilan remaja kelahiran Nusa Tenggara Barat, 1 Juli 2000 inipun menyebar secepat kilat di banyak akun sosial media.
Beritanya keberhasilannya di share berkali-kali hingga melambungkan namanya.
Tidak hanya keberhasilannya, dalam sekejap pun kehidupan Lalu Muhammad Zohri dikupas habis. Bahwa ternyata Lalu berasal dari keluarga sederhana, dalam sekejap semakin memperkuat profilnya di sosmed.
Adalah Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani yang langsung menemui Baiq Fazilah (kakak Lalu Muhammad Zohri) di rumah gubuknya di Dusun Karang Pangsor, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB (12/72018).
Dalam pertemuan itu, Kolonel Ahmad Rizal menawarkan perbaikan rumahnya serta menawarkan untuk menjadi anggota TNI tanpa tes setelah Zohri lulus SMA.
Termasuk Presiden Joko Widodo, menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk merenovasi rumah Lalu Muhammad Zohri.
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjanjikan bonus untuk Lalu Muhammad Zohri.
Menyangkut tawaran Danrem 162 kepada Lalu Muhammad Zohri untuk menjadi anggota TNI tanpa tes, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menyambut gembira dan memuji langkah cepat Kolonel Ahmad Rizal.
“Itu sudah benar, dia (Danrem 162) langsung tergugah begitu mengetahui warganya menjadi juara dunia dan tahu kondisi keluarganya,” ujar Fadhilah. Menurut Kapuspen, penawaran Danrem itu adalah spontanitas sebagai bentuk kepedulian TNI kepada masyarakat.
Masih menurut Mayjen Fadhilah, TNI selalu memberikan kesempatan kepada putra-putri Indonesia yang berprestasi secara nasional maupun internasional untuk menjadi anggota TNI.
“Atlet berprestasi kita terima dengan syarat yang meringankan, karena prestasinya saja sudah membanggakan bangsa sehingga mereka layak diterima dengan jalur khusus,” jelas Fadhilah.
Menurutnya, sebenarnya sudah banyak atlet berprestasi diterima menjadi anggota TNI. Seperti di cabang atletik, bola voli, dan sepakbola.
Namun Fadhilah menegaskan bahwa pengertian ‘tanpa tes’ bukan berarti bisa langsung menjadi anggota TNI.
“Tetap ada pemeriksaan dokumen dan tes sesuai prosedur, namun memang prosesnya dibuat lebih sederhana karena yang diutamakan adalah prestasinya yang luar biasa,” jelas Fadhilah lagi.
Di lingkungan TNI, prajurit berprestasi di bidang olahraga memang mendapat perlakuan khusus. Meski sudah menjadi anggota TNI, karier olahraga para atlet tetap diutamakan dengan memberikan kelonggaran waktu untuk urusan kedinasan.
“TNI sifatnya menawarkan, tinggal tunggu jawaban dari Lalu, yang jelas kami sangat senang jika Lalu mau jadi anggota TNI,” ungkap Fadhilah.
Teks: beny adrian