Setelah 31 Tahun, Pilot SR-71 Bertemu Pilot Viggen Swedia yang Menyelamatkannya

0

Meski sudah lama berlalu, tindakan berani dan hebat itu rupanya tidak hilang dari ingatan pejabat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) saat ini.

Sikap ksatria itulah yang ditunjukan AU AS dengan memberikan medali kepada empat pilot Swedia atas keberaniannya mengawal pesawat mata-mata SR-71 Blackbird yang tengah bermasalah dengan mesinnya pada tahun 1987.

Insiden ini terjadi di atas Laut Baltik pada 29 Juni 1987, saat SR-71 melaksanakan patroli mingguan yang mengarah ke pelabuhan Soviet di Latvia, Estonia, Lithuania, dan Kaliningrad.

Sudah rutin bagi SR-71 terbang di wilayah ini untuk mengumpulkan data intelijen di atas perairan internasional di Laut Baltik. Misi top-secret ini kemudian dikenal dengan nama “Baltic Express.”

Misi itu mengikuti satu putaran di sepanjang negara Baltik, di antara daratan Swedia dan pulau Gotland dan lalu kembali.

Pilot-pilot AU Swedia yang menerbangkan jet tempur Saab 37-Viggen, secara teratur berlatih untuk mencegat pesawat yang memasuki ruang udaranya termasuk SR-71 atau milik Uni Soviet.

Lockheed SR-71 Blackbird. Foto: USAF

Sampai pada hari itu, sebuah Blackbird yang diterbangkan Letkol Duane Noll dan Tom Veltri mengalami masalah pada mesin kanan.

Pesawatnya segera kehilangan tenaga setelah salah satu mesin turbofan terbakar, sehingga menimbulkan kekhawatiran menjadi sitting ducks di atas Laut Baltik.

Pesawat kemudian mengarah ke luar jalur dan memasuki wilayah udara Swedia di atas Gotland, turun lebih dari sepuluh mil ke ketinggian 25.000 kaki.

Setelah menurunkan ketinggian dalam waktu cepat, SR-71 ini hanya bisa terbang pelan di ketinggian rendah. Padahal dalam kondisi normal, SR-71 mampu terbang tiga kali kecepatan suara dan terbang di ketinggian 85.000 kaki (25 km).

Pada saat Perang Dingin, tidak ada pesawat Soviet yang mampu menjangkau ketinggian terbang SR-71 sekalipun rudal antipesawat.

Namun saat itu, Blackbird yang pincang akan menjadi mangsa mudah bagi penempur Soviet untuk melumpuhkannya. Akan mudah bagi MiG-25 untuk mengejarnya.

Untunglah pada saat kritis itu, Saab 37 Viggen Swedia tiba di lokasi sebelum pesawat Soviet merontokkan pesawat seharga setengah triliun itu. Viggen mengawal Blackbird hingga ke Denmark.

Viggen Swedia ini diterbangkan oleh Lars-Erik Blad, Roger Moller, Krister Sjober.

Sampai pensiun, Veltri dan Noll tidak pernah menemukan nama pilot-pilot Swedia yang menyelamatkan mereka sampai misi ini akhirnya dinyatakan tidak rahasia lagi.

Maka pada 28 November 2018, Veltri bertemu dengan ketiga pilot Swedia itu untuk pertama kalinya di Kedutaan Besar AS di Stockholm.

Dalam sebuah upacara hari itu, AU AS memberikan U.S. Air Medals kepada tiga pilot hebat Swedia ini yaitu Moeller, Blad, Sjoberg, dan Ignell.

Medali dikalungkan oleh Mayjen John Williams, Mobilization Assistant dari komandan USAFE-AFAFRICA.

“Sungguh mengagumkan,” ujar Veltri. “Saya sudah mencari ketiga pria ini selama 30 tahun. Tidak sering anda bertemu dengan seseorang yang sudah menyelamatkan jiwa Anda,” ujarnya. Noll tidak bisa menghadiri acara karena sedang sakit.

Veltri dan Noll pada saat itu berdinas di 1st Strategic Reconnaissance Squadron, Detachment 4, di RAF Mildenhall di Inggris.

“Kami sedang melakukan latihan operasi damai. Controller kemudian bertanya kepada saya, apakah Anda bisa mengintersep dan mengidentifikasi sebuah target. Saya langsung berpikir itu pasti SR-71,” ujar salah satu dari keempat pilot Swedia yang terlibat insiden.

Saab 37 Viggen yang diterbangkan Kolonel Lars-Eric Blad, Mayor Roger Moller, Krister Sjoberg, Letnan Bo Ignell, mengejar SR-71 yang tidak stabil itu, mencegatnya untuk pertama kali dalam sejarah.

Menurut kutipan Air Medal, pilot Swedia terus memberikan kawalan dan dukungan kepada SR-71, yang sewaktu-waktu bisa diancam pesawat Blok Timur.

Insiden itu, menurut AU AS, diklasifikasikan Pentagon sebagai rahasia sampai tahun lalu.

Meski sebagian dari cerita itu ada di dalam buku Lockheed Blackbird: Beyond the Secret Missions. Cerita itu diungkap pensiunan fighter controller AU Swedia yang menyebutkan upaya Swedia mencegat SR-71.

Saat itu SR-71 sempat difoto oleh salah seorang pilot Viggen, yang juga menerima pengalungan medali AU AS.

Pada saat kejadian itu, Veltri dan Noll sangatlah khawatir. Karena tahun 1960, Soviet berhasil menembak jatuh pesawat mata-mata U-2 Dragon Lady dan menangkap pilotnya Francis Gary Powers.

Namun sampai detik itu, Soviet belum berhasil menangkap SR-71. “Soviet sangat menginginkan pesawat ini, untuk menjiplak teknologinya dan dijadikan alat propaganda,” urai Veltri.

Dalam kondisi emerjensi itu, keduanya membuat kesepakatan. “Kami tidak akan memberikan pesawat. Segera begitu melihat rudal, kami akan menyelamatkan diri dan membuang pesawat di Baltik,” katanya.

Dengan satu mesin terbakar, keduanya langsung mengirim distress signal dan berharap yang terbaik. Rute yang terbaik adalah koridor sempit dalam wilayah udara internasional antara Swedia dan Pulau Gotland, jalan tercepat dan teraman keluar dari Baltik.

Saat mendekati Pulau Gotland, Blackbird memasuki wilayah udara Swedia yang segera memicu reaksi AU Swedia.

Untungnya bagi AS, sepasang Saab 37 Viggen Swedia yang sudah berada di udara dalam latihan rutin, diminta mencegat dan mengidentifikasi mereka.

Swedia sebagai negara netral tidak pernah bergabung dengan NATO. Pesawat tempur Swedia sudah ratusan kali mencegat dan mengidentifikasi pesawat asing di dekat wilayah udara Swedia selama Perang Dingin. Baik dari pihak NATO maupun Pakta Warsawa.

Mayor Roger Moeller adalah salah satu dari dua pilot Viggen yang merespon.

Flight controller mengatakan agar mereka mencegat pesawat yang sangat spesial ini. Moeller saat itu tidak tahu bahwa itu adalah SR-71.

Untuk mempercepat pencegatan, Moeller langsung membuka kecepatan supersonik. Pada ketinggian sekitar 25.000 kaki, Viggen menemukan untuk pertama SR-71. Wingman-nya Mayor Krister Sjoberg melihat mesin kanan pesawat terbakar, sambil terus membayangi dari jarak 100 kaki.

Awalnya Veltri dan Noll tidak bisa melihat dengan jelas pesawat yang mencegatnya. “Ketika kami menyadari bahwa mereka adalah Viggen Swedia, sungguh melegakan,” ujar Veltri.

Viggen tiba pada saat yang tepat. “Begitu mereka merapat di sayap kiri kami, itu hanya dalam hitungan menit bagi MiG-25 (Soviet) untuk mencapainya,” ungkap Veltri yang saat ini berusia 65 tahun.

Mayjen John Williams, Mobilization Assistant dari komandan USAF di Eropa-Afrika, memberikan hormat kepada tiga pilot Swedia yang menerima U.S. Air Medal di Stockholm, Swedia pada 28 November 2018. Foto: USAF

Veltri mengatakan, dia dan Noll kemudian melihat melalui radar bahwa Soviet telah meluncurkan 20 pesawat, dengan harapan Swedia akan meninggalkan pengawalannya.

Namun pilot-pilot Swedia ini tidak pernah meninggalkan SR-71 sampai mereka aman.

Sepasang Viggen lainnya bergabung untuk menggantikan rekannya yang mulai kehabisan bahan bakar.

Setelah Kolonel Lars-Erik Blad dan Letnan Bo Ignell muncul, Moeller dan Sjoberg memutuskan segera kembali ke Swedia.

Blad dan Ignell kemudian mengantar Blackbird hingga Denmark, negara anggota NATO. “Kami terus mengawasi mereka, sampai kami meninggalkan mereka di dekat wilayah Denmark,” urai Blad.

Begitu memasuki wilayah Denmark, SR-71 segera disambut F-15 Eagle AU AS yang berpangkalan di Jerman dan mengawalnya sampai mendarat di Nordholz, Jerman Barat.

“Kami sangat senang karena bisa bertemu dan bersama-sama ngobrol soal kenangan lama itu,” aku Moeller.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply