Indobatt Good! Yang Bilang Jenderal Penasehat Keamanan Kerajaan Inggris Loh

0

Selalu benderang seperti bintang di langit, pasukan Kontingen Garuda (Konga) Indobatt di Lebanon semakin mendapat perhatian dunia. Layaknya selebriti, semua orang ingin mendekatinya.

Bukan berlebihan mengatakan, pasukan Konga Indobatt menjadi bintang di daerah operasi.

Delegasi miltier dari beberapa seperti berlomba mengunjungi markas pasukan Konga Indobatt.

Seperti Kamis, 14 Februari 2019, Dansatgas Konga XXIII-M/UNIFIL Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya bersama Wadan Sektor Timur Kolonel Inf Ahmad Aljufri mewakili Dansektor Timur UNIFIL, menerima kunjungan Delegasi Penasehat Keamanan Kerajaan Inggris (Advisor Security United Kingdom) dipimpin Letjen (R) Sir Graeme Lamb.

Jenderal Inggrisa ini diterima pasukan Konga Indobatt di Markas Indobatt UN Posn 7-1, Adchit Al-Qusayr, Jumat (15/2/2019).

Jenderal ini didampingi beberapa petinggi UNIFIL serta dihadiri beberapa perwira dari AB Lebanon.

“Kunjungan delegasi Kerajaan Inggris ini merupakan rangkaian kunjungan di AoR Indobatt, beberapa hari sebelumnya kami menerima delegasi militer Spanyol, Force Commander UNIFIL, dan delegasi Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Mr. Jan Kubik yang datang ke TP 36 dan TP 37,” jelas Letkol Arfa.

Apa sih menariknya Konga Indobatt ini?

Adalah Blue Line, sebuah istilah yang diterbitkan untuk menyebut demarkasi yang membatasi wilayah geopolitik Lebanon dan Israel.

Blue Line muncul setelah PBB mengeluarkan aturan pada 7 Juni 2000.

Salah satu bagian dari Blue Line ini adalah TP 36 dan TP 37 yang merupakan temporary points.

Kebetulan sekali saat ini kedua poin ini menjadi tanggung jawab Satgas Indobatt Konga XXIII-M/UNIFIL sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Saat ini TP 36 dan TP 37 yang merupakan Area of Responsibility (AoR) atau daerah operasi pasukan Garuda Indobatt sedang mendapat perhatian dunia,” kata Arfa.

Menurut Letkol Arfa Yudha, hingga saat ini baik dari kalangan militer dunia maupun PBB silih berganti mengunjungi area TP 36 dan TP 37. Mereka ingin melihat langsung situasi dan kondisi di kawasan Blue Line. 

“Dengan adanya pembangunan T-Wall (dinding) pembatas ditambah pagar besi di atasnya yang dilakukan Israel, menjadi faktor penarik bagi penasihat militer dunia maupun PBB untuk mengunjungi daerah tersebut,” ungkap Letkol Arfa.

Letjen Sir Graeme Lamb menerima paparan singkat Lettu Inf Suryadi. Foto: Pen Konga XXIII-M/Unifil  

Dansatgas Indobatt ini mengatakan, saat berada di TP 36 dan TP 37, mantan komandan 5th Airborne Brigade Inggris ini menerima paparan singkat dari Lettu Inf Suryadi sebagai Danki Alfa.

Lettu Suryadi menjelaskan batas-batas wilayah yang menjadi tanggung jawabnya serta kondisi terakhir yang sedang terjadi di daerah ini. Di antaranya pembangunan T-Wall dengan pagar besi di atasnya.

“Mereka juga menerima penjelasan dari Eugene Friel selaku Senior Political Affairs Officer UNIFIL tentang batas-batas garis Blue Line sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun 2006,” tambahnya.

Letjen (R) Sir Graeme Lamb yang pernah menjabat Wakil Komandan Pasukan Multinasional di Irak, menyampaikan apresiasi positifnya kepada pasukan Garuda Satgas Indobatt.

Bahkan jenderal Inggris kelahiran 21 Mei 1953 ini tidak ragu-ragu mengatakan, “Indobatt Good”.

Sebelum meninggalkan TP 36 dan TP 37, pensiunan berbintang tiga AD Inggris ini berpesan kepada seluruh pasukan Garuda Indobatt untuk tetap mengutamakan keselamatan pribadi dalam bertugas sebagai penjaga perdamaian.

“Laporkan secara cepat sesuai prosedur bila terjadi hal-hal yang menonjol,” ucap Letjen (R) Sir Graeme Lamb.

Teks: Pen Konga XXIII-M/Unifil/ beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply