Anggaran Tinggi, PBB Akan Tutup Misi Pasukan Pemelihara Perdamaian UNAMID di Sudan

0

PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) membutuhkan biaya penggelaran operasi pasukan pemelihara perdamaian hingga 6,8 miliar dolar AS. Karena tingginya biaya yang dibutuhkan, PBB akan menutup misi UNAMID di Darfur, Sudan.

Hal itu dibahas beberapa waktu lalu dalam sidang Military Staff Committee (MSC) Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB, New York.

Sidang dihadiri 15 negara Anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis, Indonesia, Jerman, Peru, Afrika Selatan, Polandia, Belgia, Republik Dominka, Kuwait, Equatorial Guinea, dan Pantai Gading.

Indonesia diwakili oleh Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia (Penmil PTRI) untuk PBB di New York, Amerika Serikat yaitu Brigjen TNI Fulad.

Anggaran operasi pasukan pemelihara perdamaian PBB menjaga bahan diskusi utama dalam sidang. PBB membutuhkan anggaran besar untuk menggelar operasi Pemelihara Perdamaian di 38 wilayah operasi dan di 30 negara misi PBB. 

Kebutuhan anggaran selain untuk operasional Pasukan, juga untuk membiayai berbagai hal di lapangan.

Meliputi kebutuhan housing, transportasi udara, biaya transportasi darat, biaya transportasi laut, rotasi pasukan, BBM, air minum, medical support unit, dan sebagainya.

Military Staff Committee khususnya membahas kebutuhan biaya penggelaran operasi Pemelihara Perdamaian PBB yang memerlukan anggaran hingga 6,8 miliar dolar AS.

Anggaran diperoleh dari iuran negara-negara yang tergabung dalam anggota PBB. 

Hal ini menjadi sangat penting mengingat saat ini PBB mengurangi anggaran secara signifikan. Sehingga langsung berdampak kepada hampir seluruh misi PBB yang digelar di seluruh dunia.

Menjadi sangat krusial dari pengurangan anggaran ini adalah penutupan Misi UNAMID di Darfur, Sudan. Penutupan sudah dimulai sejak Desember 2018 dan akan ditutup permanen per Juni 2019.

Dengan penutupan Misi UNAMID, maka tanggung jawab keamanan diserahkan kepada pemerintah Sudan untuk mengelola keamanan dan melanjutkan proses rekonsiliasi yang masih terus berlangsung.

Pada kesempatan tersebut, Brigjen Fulad menyampaikan bahwa proses rekonsiliasi harus terus berjalan dan keamanan yang sudah berhasil disepakati dapat ditingkatkan sehingga akan membawa perdamaian abadi di Sudan.

Indonesia tergabung dalam proses perdamaian di Sudan. TNI telah mengirimkan prajuritnya yang tergabung dalam Kontingen Garuda ke UNAMID hingga 800 orang.

Artinya bahwa prajurit Kontingen Garuda telah ikut andil dalam memberikan rasa aman dan damai di Sudan, dalam rangka mengamankan penduduk di negara yang dilanda konflik dan membantu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

“Saat ini Kontingen Garuda (Konga) Indonesia sedang melaksanakan tugas di sembilan misi United Nations Peacekeeping Operations (UNPKO) yang tersebar mulai dari Asia, Timur Tengah, dan Afrika dengan jumlah 3.334 personel,” Brigjen Fulad.

Teks: Puspen TNI/ beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply