Plus Kredit Ekspor, Saab Tawarkan Gripen untuk Penuhi Persyaratan LCA AU Malaysia

0

Saab menawarkan Malaysia konsep jangka pendek dan jangka panjang dalam sebuah ‘satu-platform’ yang berpusat pada pesawat tempur JAS-39 Gripen.

Penawaran ini disampaikan pihak Saab sebagaimana dikutip janes.com saat berlangungnya pameran LIMA 2019 di Langkawi dari 26-30 Maret 2019.

Dalam waktu dekat Saab akan memposisikan Gripen sebagai kandidat untuk program Angkatan Udara Malaysia (RMAF) yang memiliki agenda pengadaanLight Combat Aircraft (LCA).

Saab mengatakan bahwa rencana ini sebagai respon permintaan untuk informasi (RFI) yang pernah dikeluarkan AU Malaysia dalam mendukung program LCA pada Februari lalu.

Untuk itu Saab memberikan tawaran yang didukung kredit ekspor Swedia untuk 12 pesawat tempur JAS-39Gripen. Terdiri dari 10 kursi tunggal Gripen C dan dua kursi ganda Gripen D.

Saab sebelumnya menawarkan Gripen kepada AU Malaysia untuk kebutuhan multirole combat aircraft (MRCA).

Namun program MRCA ini dibatalkan karena kurangnya dana dan sebaliknya pada saat bersamaan Malaysia tengah mendorong perkuatan kemampuan counter-insurgency daripada pertahanan teritorial eksternal.

Penekanan lebih baru kemudian mendorong munculnya rencana LCA, bahkan jika program ini juga menghadapi rintangan keuangan.

Program MRCA kemungkinan masih akan terus berjalan. Tetapi mungkin tidak akan muncul sebagai proyek pengadaan formal untuk satu dekade atau lebih.

Menurut Saab, pendekatan ‘satu platform’ menekankan kepada kemampuan Gripen untuk memenuhi persyaratan kemampuan yang diminta LCA dan MRCA.

Sementara AU Malaysia belum merinci persyaratan kemampuan LCA, pejabat AU Malaysia menekankan perlunya pesawat tempur ringan dan fleksibel yang dapat digunakan dalam serangan darat dan operasi counter-insurgency, dengan kemampuan lepas landas dan mendarat di landasan pendek.

Pejabat Saab mengatakan bahwa JAS-39 Gripen memenuhi persyaratan ini. Pesawat dengan kemampuan MRCA akan memberikan pertahanan taktis dan pencegahan di seluruh wilayah seperti Laut China Selatan.

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply