Ketegangan Meluas, Rusia Klaim 5 Pembom B-52H AU AS Gelar Simulasi Serang Moskow dan St. Petersburg

0

Sumber militer Rusia mengklaim bahwa pada 28 Maret 2019 lalu, lima pesawat pembom B-52H Stratofortress Angkatan Udara Amerika Serikat (AU AS) telah melaksanakan simulasi serangan nuklir terhadap target di Rusia.

Dalam simulasi serangan itu, sumber ini menyebutkan bahwa di antara targetnya adalah Moskow dan St. Saint Petersburg.

Sebelumnya diberitakan, pada 24 Maret, Rusia telah menempatkan sistem rudal S-300 di Baltiysk sebagai reaksi atas penempatan pesawat pembom B-52H di palagan Eropa sejak 15 Maret.

Lalu pada 26 Maret, Kemenhan Rusia merilis video saat pesawat tempur Su-27 mencegat pembom B-52 di atas Laut Baltik.

Latihan simulasi serangan yang digelar AU AS ini melibatkan lima B-52H dengan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik Norwegia di atas Laut Norwegia.

Dari foto yang dirilis AU AS, terlihat kelima pembom ini dikawal tiga F-16 yang terbang di ketinggian lebih rendah.

Dari foto ini juga terlihat jelas jejak asap putih dari kedelapan pesawat, yang menandakan penerbangan dilaksanakan di ketinggian sangat tinggi. Dalam dunia penerbangan, jejak asap putih ini disebut contrail yang merupakan singkatan dari condensate trail atau jejak kondensasi.

Ini adalah salah satu contoh simulasi serangan rudal jelajah di luar zona deteksi radar pertahanan udara, serta di luar radius tempur pesawat supersonik MiG-31 Foxhound Rusia.

Dalam misi strategis, pesawat pembom B-52H mampu membawa lebih 20 rudal jelajah seperti AGM-158A/B JASSM/-ER dan AGM-86С, D.

Sebagai contoh, AGM-158A/B JASSM/-ER (Extended Range) mampu mencapai target pada jarak hampir 1.000 km dari titik peluncurannya.

Rudal AGM-158A/B Joint Air-to-Surface Standoff MissileExtended Range digunakan AU AS sejak April 2014. Awalnya hanya pembom B-1 yang mampu membawa rudal ini. Belakangan diintegrasikan ke dalam B-52, F-15E, dan F-16.

Pembom B-1B mampu membawa 24 JASSM-ER, B-2 16 rudal, dan B-52 dengan 1760 Internal Weapons Bay Upgrade (IWBU) terpasang, mampu membawa 20 JASSM-ER. Yaitu delapan di dalam dan 12 di external pylons.

Info grafik yang memperlihatkan jangkauan rudal jelajah yang dibawa B-52H jika dilepaskan dari Laut Norwegia.

Pembom B-52 memang tidak mampu menembus ruang pertahanan udara musuh. Karena itu dengan membawa rudal jelajah jarak jauh, menjadikan kehadiran pembom senior ini tetap menakutkan karena bisa melepaskan rudal untuk menembus pertahanan udara berteknologi tinggi sekalipun.

Para pejabat Rusia, termasuk kementerian pertahanan, menyatakan keprihatinannya tentang latihan penerbangan B-52 AU AS di dekat perbatasan negaranya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Februari lalu mengatakan, aliansi “memiliki banyak pilihan opsi, konvensional dan lainnya” untuk menangani apa yang NATO sebut sebagai “pelanggaran Rusia” dari perjanjian INF (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty).

Stoltenberg tidak menyebutkan pembom B-52 Amerika, tetapi pesawat itu memang salah satu cara bagi NATO untuk menunjukkan kepada Moskow bahwa senjata nuklir dapat dibawa lebih dekat ke perbatasan Rusia.

Pentagon telah mengumumkan bahwa selama latihan dengan NATO seperti Norwegia, mampu meningkatkan kemampuan dan kesiapan aliansi.

Lewat penerbangan simulasi seperti ini, memungkinkan bagi awak pesawat melakukan sosialisasi teater dan untuk menunjukkan komitmen AS kepada sekutu dan mitranya melalui penempatan pasukan secara global.

Komando Strategis AS secara teratur menguji dan mengevaluasi kesiapan aset strategisnya guna memastikan dapat menghormati komitmen keamanan bersama.

Pesawat pembom B-52H Stratofortress adalah bagian dari Gugus Tugas Bomber yang saat ini dikerahkan ke wilayah tanggung jawab Komando Eropa AS.

Pesawat pembom yang sudah kenyang perang ini berasal dari Wing Bom ke-2, Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana.

Pesawat AU AS ini tiba di medan latihan pada 14-15 Maret 2019 dan sementara ini beroperasi di RAF Fairford. Simulasi serangan ini telah meningkatkan ketegangan antara Rusia dan AS beserta sekutunya.

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply