Solidarity Path Operation, C-130J TNI AU Callsign Hercules 32 Sukses Terjunkan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

0

MYLESAT.COM – Misi kemanusiaan Bangsa Indonesia selama 10 hari untuk mengirim bantuan kemanusiaan di wilayah udara Gaza di Palestina dan Sudan sudah selesai dan berjalan dengan aman dan lancar. Misi ini menunjukan eksistensi Bangsa Indonesia di mata dunia dalam merespon setiap bencana kemanusiaan.

Dilepas Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, C-130J Super Hercules A-1340 meninggalkan tanah air pada 29 Maret 2024. Penerbangan ini menjadi misi internasional pertama bagi armada C-130J Super Hercules TNI AU.

Sebelum mencapai tujuan akhir, pesawat melakukan transit dan pengisian bahan bakar di Yangon, Myanmar. Rute yang ditempuh pergi-pulang adalah dari Jakarta, Aceh, Myanmar, India, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

Super Hercules A-1340 membawa bantuan logistik seberat 14 ton, termasuk bahan kebutuhan pokok yang dikemas menggunakan 900 Payung Utama Orang (PUO) untuk distribusi melalui metode airdrop. Teknik penerjunan barang seperti ini dikenal dengan CDS (Cargo Delivery System).

Pengemasan paket kargo bantuan kemanusiaan Indonesia di Palestina dari pesawat C-130J TNI AU. Foto: TNI AU

“Perlengkapan payung dan peralatan militer yang dibawa berupa 900 payung utama orang dan 50 set perlengkapan LCLA (low cost low altitude) untuk mengirim bantuan kemanusiaan via udara dengan metode airdrop dengan berat maksimal 14 ton,” ungkap Jenderal Agus Subiyanto.

Low Cost Low Altitude (LCLA) Cross Parachute adalah sebuah teknik yang lumrah digunakan militer sebagai sebuah solusi hemat. Kargo yang diterjunkan sudah dikemas, hanya sekali pakai untuk penerjunan dan satu parasut mampu mengirimkan kargo dari 80 hingga 600 pon.

Opsi mengelompokkan dua kanopi parasut mampu meningkatkan kisaran berat dari 201 hingga 400 pon, sementara tiga kanopi parasut menjadikan berat kargo menjadi 401 hingga 600 pon. Parasut LCLA adalah solusi praktis, menawarkan keserbagunaan dalam pengiriman kargo untuk skenario di mana ukuran dan berat muatan dapat bervariasi.

Dari video yang diedarkan TNI di sosial media, terlihat hanya satu parasut yang digunakan untuk menerjunkan setiap satu paket kargo.

Tim kemanusiaan Indonesia ini terdiri dari 26 personel gabungan dipimpin Kolonel Pnb Noto Casnoto yang merupakan Danwing Udara 1 Lanud Halim Perdanakusuma.

Penerjunan barang melalui udara berhasil dilaksanakan C-130J A-1340 di wilayah udara Gaza, Palestina pada Selasa (9/4/2024).

Bantuan kemanusiaan yang diterjunkan berupa bahan pangan sebanyak 20 paket dengan berat masing-masing 160 kg, total 3.200 kg. Penerjunan dilakukan dengan metode LCLA. Pesawat bertolak dari King Abdullah II (KA2) Airbase Airport (OJKA) di Zarqa, Yordania, pada pukul 11.36 waktu setempat (15.36 WIB) dan mencapai lokasi dropping zone di Gaza pada pukul 12.50 waktu setempat (16.50 WIB).

Usai pengiriman, pesawat segera bertolak kembali ke tanah air dan tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pada 11 April 2024.

Pengiriman bantuan lewat udara ini menjadi bukti nyata dari solidaritas antar negara yang tergabung dalam “Solidarity Path Operation”. Negara yang tergabung ke dalam aksi solidaritas ini adalah Indonesia, Yordania, Mesir, uni Emirat Arab, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Upaya ini memperlihatkan komitmen bersama dalam membantu meringankan penderitaan masyarakat Gaza yang terdampak konflik. Bagi Indonesia, langkah ini dinilai sebagai sebuah soft diplomacy sangat baik yang menempatkan Indonesia setara dengan negara-negara donor lainnya di dunia.

Atas keberhasilan pelaksanaan misi, tim kemanusiaan TNI mendapat penghargaan Dharma Pertahanan yang disematkan Panglima TNI.

54 jam 45 menit

Secara keseluruhan, misi penerbangan kemanusiaan C-130J Super Hercules A-1340 dari Skadron Udara 31, Lanud Halim Perdanakusuma ini telah menuntaskan penerbangan pergi pulang sejauh 12.194 Nm. Lama penerbangan selama misi adalah 54 jam 45 menit.

Pengalaman terbang dalam sebuah misi internasional gabungan, Solidarity Path Operation, tentu memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi personel TNI AU. Secara umum bisa disebutkan bahwa tantangan yang dihadapi adalah harus terbang di sebuah area yang belum pernah dilalui.

Segala kemungkinan bisa saja terjadi, mengingat konflik antara Palestina dan Israel masih terjadi. Khususnya kemungkinan navigation jamming yang sangat mengkhawatirkan di wilayah tersebut.

Namun dengan dikirimnya airmen TNI AU dalam misi ini, menjadi pengalaman yang sangat berharga karena berhasil melaksanakan Operasi Udara Bersama (Joint Ops) dengan delapan negara.

Dari informasi yang mylesat.com peroleh, misi kemanusiaan ini melibatkan 14 unit C-130 Hercules dari delapan negara, satu C295 dari UEA, dan satu unit lagi A400M Atlas dari Inggris. Semua pesawat yang terlibat dalam misi bersama ini menerima “callsign” Hercules. Khusus A-1340 TNI AU menggunakan panggilan Hercules 32.

“Misi ini menunjukan eksistensi bangsa Indonesia di mata dunia untuk kemanusiaan. Alhamdulillah kita bisa melaksanakan operasi gabungan ini dengan baik,” ungkap salah seorang anggota misi dengan rasa bangga dan haru.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply