Blusukan di Petobo dan Balaroa, Panglima TNI Cek Hal-Hal Kecil Soal Saluran Air dan Peran Sosmed

0

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memerintahkan Panglima Kogasgabpad bencana Palu Mayjen TNI Tri Suwandono untuk bekerja maksimal membantu warga di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah.

“Siapa lagi yang akan membantu masyarakat ini kalau bukan kita, kasihan warganya, coba dimaksimalkan alat berat yang kita punya,” ujar Marsekal Hadi kepada Pangkogasgabpad saat melihat kondisi di Balaroa, Jumat (19/10/2018).

Seperti diketahui, Balaroa dan Petobo adalah dua wilayah yang hancur total karena likuifaksi. Kedua wilayah ini seperti hilang dari permukaan, dan berubah menjadi bentuk yang berbeda.

Panglima TNI memberikan arahan saat mengunjungi Balaroa. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Pak Jonan (Menteri ESDM) bilang akan bantu kirim alat berat, coba minta sepuluh kalau bisa,” ucap Hadi lagi. Menurut Panglima TNI, kawasan Balaroa yang hancur hampir 50 hektar ini harus membutuhkan kerja ekstra.

Saat dikunjungi Panglima TNI, hanya ada satu excavator yang tengah bekerja menggali rerutuhan. Hadi meminta Pangkogasgabpad untuk menambah kekuatan pasukan guna mempercepat proses rehabilitasi di Balaroa.

Terlihat sekali kawasan yang terkena likuifaksi di Balaroa ini sudah bergeser lebih rendah dari posisi semula. Dengan berdiri di badan jalan yang masih utuh, kita seperti berada di pinggir sungai dan melihat ke bawah.

Sebaliknya kondisi di Petobo justru bertolak belakang dengan naiknya permukaan tanah menjadi lebih tinggi.

Sebelum mengunjungi Balaroa, Panglima TNI dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian didampingi Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Panglima Kogasgabpad, mendatangi lokasi pengungsian di Desa Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

Tim kesehatan gabungan di Petobo mendengarkan arahan Panglima TNI. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Tempat pertama yang didatangi Panglima TNI di Petobo adalah tenda kesehatan. Kepada tim kesehatan gabungan dari TNI dan Kementerian Kesehatan, Hadi memberikan sejumlah arahan dan meminta masukan.

“Saya harap sudah tidak ada lagi pasien patah tulang yang belum tertangani, saya sudah tarik KRI dr. Soeharso karena yang patah tulang sudah tertangani semua, obat-obatan cukup ya,” kata Hadi kepada tim kesehatan.

“Oh ya, jangan lupa antitetanus untuk yang di lapangan juga, termasuk prajurit TNI, jangan nanti yang membantu malah tidak maksimal,” pesan Hadi.

Saat ini yang mulai menjadi kewaspadaan adalah semakin membiaknya lalat di kota Palu. Dikhawatirkan lalat akan membawa wabah penyakit. Untuk itu Kogasgabpad sudah melakukan penyemprotan desifektan dari udara mengunakan helikopter.

“Kita lakukan penyemprotan dari udara, nanti wilayah-wilayah yang tidak terjangkau akan dilakukan penyemprotan secara manual oleh prajurit saya,” tutur Hadi.

Dalam sehari dilakukan penyemprotan dari udara hingga mencapai 10 sorti di Petobo yang wilayahnya mencapai 480 hektar.

Hadi meminta bantuan kesehatan segera bisa dikirim secepatnya. “Jika medan sulit, bisa menggunakan sepeda motor Polri yang bisa mencapai tempat terisolir,” ucap Hadi. Ditambahkan Hadi, TNI akan membombardir pengiriman bantuan hingga 28 Oktober ini.

Di Balikpapan standby 10 pesawat C-130 Hercules dari TNI dan negara sahabat yang siap mengirim bantuan, begitu juga di Halim masih tersedia.

Dapur lapangan tidak dilewatkan Panglima TNI saat mengunjungi Petobo. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dari situ, Panglima TNI tidak lupa mendatangi relawan di dapur umum yang setiap hari menyiapkan 3.000 nasi bungkus. Bahkan Hadi tidak tanggung-tanggung meminta nasi bungkus racikan para relawan, untuk mencobanya.

“Wah enak juga ya, habis ini bisa buka warung nasi nih. Bekerjalah dengan ikhlas, nanti Allah yang akan membalasnya, ini pekerjaan mulia,” urai Hadi kepada relawan di dalam tenda masak.

Masih di Petobo, Panglima TNI lalu meninjau rumah tinggal sementara yang dibangun Kogasgabpad. Rumah triplek dengan konstruksi baja ringan ini dibangun untuk memberikan tempat tinggal layak sementara bagi warga.

Hadi meminta untuk memperbaiki saluran air di depan rumah yang digali seadanya. Sebentar lagi musim hujan akan tiba, karena itu Hadi meminta untuk memperhatikan drainase. “Jangan sampai hujan lebat turun kita tergagap karena banyak air menggenang di mana-mana,” kata Hadi.

“Coba lebih dalam lagi, ini kalau hujan air bisa masuk,” ungkap Hadi sambil menunjuk saluran air kecil di depan rumah yang digali tidak sampai sejengkalan tangan.

Hadi sempat menegur seorang pedagang roti keliling yang tengah berjualan di dekat lokasi kunjungan. Hadi pun langsung memborong semua roti yang dibawa untuk dibagikan kepada warga dan prajurit yang tengah bekerja. “Makasih bapak Panglima,” teriak pedagang roti dengan wajah ceria.

Selanjutnya Panglima TNI mengunjungi Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Markas Komando Resort Militer 132/Tadulako (Korem 132/Tadulako).

Di sini, Panglima TNI menerima paparan dari Pankogasgabpad terkait situasi terakhir di Palu pasca bencana dilanjutkan shalat Jumat berjamaah.

Rumah penampungan sementara yang dibangun di Petobo. Panglima TNI memeriksa kran air yang ternyata tidak ada airnya. Terlihat saluran air kecil di depan kaki Panglima TNI, yang diminta untuk diperbesar dan diperdalam. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Setelah itu Marsekal Hadi meninjau Tempat Pemakaman Umum (TPU) Poboya Indah yang dijadikan kuburan massal. TPU Poboya Indah berada di kawasan perbukitan yang berhawa sejuk.

“Saya minta kuburan massal ini diberi tanda, syukur-syukur bisa dibuatkan nama-nama yang dimakamkan di sini sehingga keluarganya bisa berziarah ke sini,” ungkap Hadi.

Usai meninjau, Panglima TNI melakukan doa bersama di TPU Poboya Indah dipimpin Ustad Khairun.

Menurut salah seorang anggota TNI yang ditemui di lokasi, sudah dimakamkan secara massal 948 korban bencana Palu di Poboya Indah.

Saat kendaraan rombongan Panglima TNI baru saja bergerak turun dari Poboya Indah, berpapasan dengan dua ambulan yang membawa jenazah untuk dimakamkan.

Lokasi pemakaman massal ini menjadi perhatian utama Panglima TNI ketika mendarat di Palu sehari setelah gempa melanda. Selain langsung mendatangi Petobo saat itu, Marsekal Hadi juga meminta dibawa ke Peboyo Indah untuk melihat langsung lokasi.

Marsekal Hadi meninjau kuburan massal yang dibangun di Peboyo Indah. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Segera koordinasikan dengan pemerintah daerah, nanti kita makamkan secara massal di sini, Danrem tolong cek di mana lokasi excavator terdekat dari sini, segera bawa ke sini,” perintah Hadi saat itu.

Panglima TNI berharap tahap rehabilitasi Palu bisa dilakukan lebih cepat. Berempati dengan penderitaan warga, Marsekal Hadi berjanji akan memaksimalkan kemampuan TNI untuk membantu warga membersihkan puing-puing.

Hadi juga memandang positif peran sosial media (sosmed) dalam mengangkat kondisi di Palu dan sekitarnya. “Tolong datangi begitu ada keluhan di sosmed, malah bagus ada masukan dari sosmed karena kita tidak bisa mengawasi seluruhnya. Semoga juga ada call center pengaduan,” ucap Panglima TNI.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply