Riwayat Singkat C-47 Dakota T-463 yang Baru Saja Direlokasi TNI AU di Lanud JB Soedirman

0

MYLESAT.COM – Bagi anda pecinta pesawat klasik seperti Douglas C-47 Dakota dan variannya, pasti sedih melihat foto-foto ini. Setelah terbengkalai sekian lama di Lanud J.B. Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, akhirnya legenda yang diterbangkan oleh 100 negara ini harus dipindahkan. Pemindahannya adalah demi keselamatan penerbangan.

Baca Juga: 

Pemindahan Dakota ini terendus di akun Facebook Lanud Soedirman, yang mengunggah rilis beserta foto-foto proses pemindahan pada Senin (27/9/2021).

Proses pemindahan T-463 dibantu tim Banharlap Skadron Teknik 043 Lanud Adisutjipto. Foto: Lanud JB Soedirman

Dijelaskan, monumen pesawat Dakota DC 3 dengan nomor registrasi T-463 yang berada di Lanud Jenderal Besar (JB) Soedirman dipindahkan lokasinya.

Pesawat Dakota DC 3 yang semula berada di apron lama atau arah utara runway, sekarang berpindah ke samping Mess Waang, dekat lapangan Garuda Manunggal Lanud J.B. Soedirman, Purbalingga.

Komandan Lanud J.B. Soedirman Letkol Nav Marino Adam Darmawan, S.T.,M.M mengatakan, relokasi pesawat Dakota yang sudah ada di Lanud J.B. Soedirman sejak tahun 1980 adalah untuk pemenuhan persyaratan operasional penerbangan.

“Dengan pemindahan ini tidak ada obstacle yang menggangu saat take off dan landing pesawat, baik militer dan sipil,” ujar Danlanud.

Pemindahan monumen pesawat Dakota yang memerlukan waktu seminggu ini dilaksanakan oleh tim Bantuan Pemeliharaan Lapangan (Banharlap) Skadron Teknik 043 Lanud Adisutjipto Yogyakarta dipimpin Kapten Tek Bambang.

Pesawat C-47 Dakota T-463 sebelum dipindahkan. Foto: Lanud JB Soedirman

Sebelum memindahkan, tim dan personel Lanud J.B. Soedirman melaksanakan doa bersama di Mushola At Taqwa. Dengan tetap mengutamakan safety, selama pelaksanaan relokasi pesawat berjalan dengan aman dan lancar.

AURI (TNI AU) mengoperasikan puluhan pesawat Douglas C-47 Skytrain atau Dakota sebagai hibah dari militer Belanda pasca Konferensi Meja Bundar tahun 1950.

Dakota adalah pesawat transpor militer yang dikembangkan dari pesawat sipil Douglas DC-3. Karena kebutuhan Perang Dunia II, DC-3 digunakan oleh militer untuk mengangkut pasukan.

Sebanyak 10.000 lebih pesawat ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan perang.

Di Indonesia, AURI menerima 29 unit pesawat C-47 Dakota dari Militaire Luchtvaart (AU Belanda) dan dioperasikan oleh Skadron Udara 2 di Lanud Halim Perdanakusuma.

Dari penelusuran mylesat.com di situs kw.jonkerweb.net perihal T-463 yang baru saja direlokasi di Lanud J.B. Soedirman, aslinya memang kepunyaan Militaire Luchtvaart (ML). Pesawat ini merupakan varian dari Douglas C-47A-15-DK Dakota.

Warga menyaksikan pemindahan T-463 atas pertimbangan keselamatan penerbangan. Pintu kargo besar menandakan pesawat ini C-47. Foto: Lanud JB Soedirman

Pesawat ini menggunakan sistem listrik 24-volt, dan dibuat sebanyak 5.254 unit termasuk untuk US Navy yang diberi nama R4D-5.

Pesawat ini dioperasikan Militaire Luchtvaart dengan nomor ekor DT-963 sebelum berganti jadi T-463. Mengurut riwayat pembuatannya, pesawat ini memiliki fiscal year number: 42-92796 yang berarti dibuat tahun 1942.

Namun menurut aerialvisuals.ca, 42-92796 adalah nomor militer dari pesawat yang dipesan oleh United States Army Air Force sebelum (mungkin) diserahkan kepada Belanda.

Data-data lainnya adalah untuk construction number: 12636, date in service: 28-04-1945, date out of service: 03-05-1950.

Pesawat yang dibangun sebagai C-47A-15-DK ini dibuat oleh Douglas di Oklahoma City, Oklahoma, Amerika Serikat.

Perhatikan dome (kubah) di atas kabin depan, sebagai pembeda antara C-47 dan DC-3. Foto: Lanud JB Soedirman

Tidak ada catatan C-47 Dakota T-463 selama dioperasikan oleh TNI AU. Peran Dakota berangsur mundur sejak kedatangannya penggantinya yang jauh lebih kuat dan besar yaitu C-130B Hercules.

Penulis sendiri melihat Dakota terbang untuk terakhir kalinya sekitar tahun 1997 di Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat yang sudah dihibahkan kepada FASI dengan nose name “Den Bay” ini, diterbangkan untuk memeriahkan Jambore Aero Sport.

Salah satu penerbangnya adalah Marsma (Pur) Nanok Soeratno, mantan Komandan Korpaskhas yang memiliki hobi terbang.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply