KSAU Berbaur dengan Wartawan dan Berbagi Informasi dalam Press Tour & Media Gathering TNI AU

0

MYLESAT.COM – Ada kerinduan, ada semangat, dan ada harapan. Begitulah aura yang terasa saat puluhan awak media beserta pimpinan redaksi, mengikuti acara Press Tour and Media Gathering yang diadakan Dinas Penerangan TNI AU dari pagi hingga siang ini, Rabu (22/12/2021). Apalagi KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo hadir sebagai pembicara utama. Antusias itu semakin menyala.

Ada dua acara utama yang disiapkan Dispenau untuk awak media hari ini. Dari pagi, puluhan awak media diajak mengikuti press tour ke sejumlah satuan di lingkungan Lanud Halim Perdanakusuma. Skadron Udara 2, 17, dan 3, didatangi rombongan.

KSAU menyapa para pemimpin media sebelum memulai acara Press Tour & Media Gathering. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Total sekitar 50 reporter menghadiri acara Press Tour & Media Gathering serta 20 pemimpin redaksi media massa.

Setelah setahun lebih menghentikan semua bentuk peliputan di lingkungan TNI AU sejak pandemi Covid-19, kesempatan ini dimanfaatkan betul oleh para pemburu berita. Para kameramen dan fotografer dimanjakan oleh objek yang selama ini jauh dari mereka.

Begitu pula para reporter, bertemu langsung dengan narasumber yaitu anggota TNI AU di skadron udara.

Setelah puas mendatangi skadron udara di Lanud Halim, rombongan berkumpul di Gedung Ardhyaloka. Disinilah kesempatan terbaik didapatkan, yaitu bertemu dan mendengarkan langsung paparan KSAU terkait pengembangan dan rencana modernisasi TNI AU.

Tak heran saat memberikan sambutannya, hal pertama yang ditekankan KSAU adalah permintaan maaf karena baru bisa melaksanakan gathering pada hari ini. Sejak dilantik menjadi KSAU pada 20 Mei 2020 di masa awal pandemi, inilah pertemuan pertama Fadjar dengan awak media secara resmi.

Foto bersama KSAU dengan para pemimpin redaksi. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Seyogyanya acara ini dilaksanakan sejak jauh hari, namun karena situasi pandemi dan berbagai pertimbangan lainnya, dengan berat hati kegiatan media gathering ini harus ditunda. Alhamdulillah pada hari ini kita dapat melaksanakannya,” ungkap Fadjar.

Sebagai pimpinan TNI AU, Marsekal Fadjar sangat ingin berinteraksi langsung dengan media. Dari pertemuan itulah akan terbangun kedekatan dan kemudian akan terbangun hubungan yang kondusif.

“Saya ingin menjelaskan tentang pandangan saya, dalam  Mewujudkan TNI Angkatan Udara sebagai Angkatan Udara yang disegani di Kawasan,” ujar Fadjar menyampaikan visi dan misinya sebagai KSAU.

“Transformasi menuju angkatan udara yang disegani adalah prioritas kepemimpinan saya saat ini,” imbuh Fadjar. Visi dan misi ini dituangkan secara lengkap di buku “Plan Bobcat” yang diluncurkan Fadjar beberapa bulan lalu.

Buku Plan Bobcat ini serta buku Indonesian Air Force in Pictures, diberikan kepada seluruh awak media yang hadir. Buku ini sebagai tanda persahabatan dan hadiah sederhana dari kami,” ucap Fadjar.

Menurut Fadjar, pandangannya tentang mewujudkan angkatan udara yang disegani, lahir dari pengalaman pribadi selama mengabdi sebagai prajurit TNI AU. “Kurang lebih 33 tahun pengabdian, saya memandang TNI AU sebagaimana organisasi pada umumnya, yang memiliki kelebihan, dan tentunya juga memiliki keterbatasan,” katanya.

Salah seorang wartawan meminta KSAU membubuhkan tanda tangan pada buku yang diberikan kepada semua awak media yang hadir. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Namun kepada awak media, Fadjar mengajak untuk berpikir realistis. Pasalnya, membangun kekuatan udara bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena sangat bergantung pada kebijakan politik dan ketersediaan anggaran.

Sementara di kancah internasional, TNI AU menjadi bagian dari angkatan udara dunia yang saling bersinergi menjaga keamanan dan perdamaian. “Inilah yang ingin kami wujudkan dalam transformasi menuju Angkatan Udara yang disegani di Kawasan,” jelasnya.

Disampaikan Fadjar, angkatan udara memiliki kemampuan yang setara dengan matra lainnya dalam hal kesiapan tempur, kemampuan militer khas matra udara, serta kualitas SDM.

Terkait mewujudkan TNI AU yang disegani, Fadjar membeberkan bahwa konsep ini bukan berarti harus mengakuisisi seluruh alutsista tempur terkini, dan bukan pula harus menjadi angkatan perang yang ditakuti.

Sebaliknya TNI AU harus dapat bergandengan tangan dengan semua matra, segenap komponen bangsa dan juga media serta angkatan udara negara sahabat untuk menciptakan kedamaian.

Upaya dalam memajukan TNI AU dan sekilas current issue organisasi TNI AU, selanjutnya dibeberkan.

KSAU menjawab pertanyaan media dalam sesi doorstop usai Press Tour & Media Gathering. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Berturut-turut Fadjar menjelaskan bahwa TNI AU akan menambah MRCA (multi role combat aircraft) dengan pesawat tempur generasi 4,5++. Namun Fadjar menjelaskan bahwa pengadaan alutsista tidak mudah dan memakn waktu.

“Seperti soal F-15EX, saya sudah bertemu pihak Boeing, kalau jadi kita dibeli maka datangnya kira-kira tahun 2027,” ungkap Fadjar serius.

Pengadaan lainnya adalah menambah pesawat angkut C-130J Super Hercules, yang diperkirakan akan datang pada akhir tahun depan.

“Kita juga akan mendatangkan berbagai alutsista lainnya seperti radar pertahanan udara, pesawat tanker multi role, pesawat airborne early warning, rudal pertahanan udara, dan sebagainya,” katanya.

Tidak hanya membangun alutsista, TNI AU juga dan terpenting, adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan penataan organisasi yang semakin efektif dan efisien.

Meskipun terbatas dari sisi alutsista, namun TNI AU unggul dalam kemampuan teknis, cakap dalam wawasan akademis, kuat dalam kedisiplinan, dan andal dalam diplomasi.

Kemampuan itu dibuktikan dalam sejumlah latihan bersama negara sahabat dalam setahun terakhir. Yaitu dengan Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia. “Saya percaya kualitas SDM TNI Angkatan Udara,” jelasnya.

Disampaikan juga bahwa TNI AU melaksanakan perbaikan organisasi melalui validasi. Di antara yang disampaikan adalah peningkatan peran dan status Kodiklatau, perubahan Kohanudnas menjadi Koopsudnas, pembentukan Pusbahasa TNI AU, dan penambahan detasemen Hanud.

KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo dan pemandu diskusi Choky Sitohang. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Validasi organisasi ini diharapkan menjadikan TNI AU memiliki respons yang tepat terhadap berbagai tantangan di masa depan.

Terkait revitalisasi runway Lanud Halim Perdanakusuma yang akan dimulai pada 1 Januari 2022, KSAU mengatakan bahwa ini adalah sebuah keniscayaan demi alasan keselamatan penerbangan. “Kebetulan Presiden menyetujui dan memberikan dukungan, sehingga bisa dilaksanakan,” ungkap KSAU.

Dikatakan Fadjar, kondisi landasan Halim sudah sangat mengkhawatirkan. Banyak bagian landasan sudah kasar landasan dan permukaan tanah yang turun. Kondisi runway sudah tidak rata dan mendekati ambang batas keamanan.

Selain membuat tidak nyaman saat take off – landing, juga membahayakan penerbangan. Perbaikan landasna ini diharapkan akan bisa dimanfaatkan hingga 20 tahun  ke depan. “Leading sector-nya kementerian perhubungan,” kata Fadjar.

Selama masa revitalisasi Halim ini, TNI AU memanfaatkan kekosongan aktivitas ini dengan merenovasi dan memperbaiki gedung terminal dan VIP di Lanud Halim. Sementara satuan di Lanud Halim dipindahkan.

Seperti Skadron Udara 17 pindah ke Bandara Soekarno Hatta. Sementara Skadron 2 dan 31 serta Skatek 021, pindah ke Lanud Husein Sastranegara. “Yang dipindah hanya pesawat yang siap terbang,” kata Fadjar.

“Personel yang dipindahkan akan aplusan atau bergantian dua minggu sekali,” ujar Fadjar.

Awak media mendaulat foto bareng KSAU usai acara Press Tour & Media Gathering. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Menurut Fadjar, perbaikan landasan ini harus dilakukan meskipun semua pihak keberatan termasuk pihak maskapai.

“Saya percaya bahwa media dan militer memiliki keterkaitan sangat erat dan saling membutuhkan dalam menciptakan kondisi pertahanan dan keamanan negara yang stabil,” ujarnya.

Dalam sesi tanya jawab yang dipandu Choky Sitohang, berbagai pertanyaan mengalir dalam kesempatan yang diberikan secara luas. Secara umum, pertanyaan yang diajuakan berkorelasi dengan apa yang sudah disampaikan KSAU.

Mulai dari soal pengadaan alutsista beserta seluk beluknya dan revitalisasi Halim sampai meminta pelatihan pilot drone untuk awak media.

 

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply