MYLESAT.COM – Korea Utara telah menunjuk seorang perunding nuklir terkemuka sebagai menteri luar negeri wanita pertama negara itu. Media pemerintah melaporkan Sabtu (11/6/2022), di tengah peringatan Amerika Serikat AS bahwa Pyongyang sedang bersiap melakukan uji coba nuklir.
Choe Son Hui yang lahir pada 10 Agustus 1964, adalah putri mantan Perdana Menteri Korea Utara Choe Yong Rim dan telah memainkan peran aktif dalam negosiasi nuklir sejak akhir 1990-an. Saat itu ia menjabat sebagai penerjemah untuk delegasi Korea Utara.
Diplomat karier ini terlihat duduk bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama KTT Singapura pada 2018 dan Hanoi.
Choe Son Hui adalah putri tiri dari Choe Yong-rim, mantan Perdana Menteri Korea Utara yang berjuang di bawah Kim Il-sung selama perjuangan anti-Jepang. Melalui ayah tirinya, Choe memiliki hubungan dekat dengan dinasti Kim yang berkuasa di Korea Utara.
Perempuan tangguh ini dididik di Korea Utara, China, Austria, dan Malta dan fasih berbahasa Inggris.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui telah ditunjuk sebagai menteri luar negeri wanita pertama Korea Utara, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengungkapkan pada hari Sabtu.
Mantan Wakil Menlu Choe Son Hui ditunjuk sebagai menteri luar negeri wanita pertama Korea Utara. Choe, anggota lama tim negosiasi nuklir Korea Utara, ditunjuk setelah rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea yang berlangsung dari 8 – 10 Juni dan diawasi oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
KCNA mencatat bahwa Pyongyang bermaksud untuk meningkatkan dukungan militer Korea Utara, serta upaya penelitian pertahanan untuk mempertahankan hak kedaulatannya di Semenanjung Korea.
Menurut CNN, pernyataan terbaru Choe terhadap AS dibuat tahun lalu, ketika ia menuntut Washington menghentikan “kebijakan bermusuhan” terhadap Pyongyang, yang termasuk latihan bersama dengan Seoul.
Pentagon mengeluarkan pernyataan yang mencatat bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Lee Jong Sup membahas komitmen berkelanjutan AS untuk pertahanan Korea Selatan. Perjanjian kuat itu didukung oleh berbagai kemampuan AS, termasuk nuklir.
Badan Energi Atom Internasional mengatakan pada Selasa bahwa, Korea Utara sedang “mempersiapkan lokasi uji coba nuklir, memperingatkan situasi seputar program nuklir Pyongyang yang cukup mengkhawatirkan.
Korea Utara telah melakukan 17 peluncuran rudal tahun ini, termasuk dua uji coba rudal balistik antarbenua yang berhasil.
Korea Selatan dan AS melakukan unjuk kekuatan udara ke Korea Utara pada Selasa, dengan menerbangkan 20 jet tempur di atas perairan barat Semenanjung Korea sebagai tanggapan atas uji coba rudal Pyongyang baru-baru ini.