MYLESAT.COM – TNI AU mengabadikan nama Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso sebagai nama gedung ACMI (Air Combat Manoeuvring Instrumentation) Lanud Iswahjudi, Magetan. Gedung Kapten Pnb Anumerta Surindro Supjarso, demikian namanya. Kapten (Anm) Surindro adalah suami pertama Megawati Soekarno Putri (Presiden RI ke-5) yang gugur saat menerbangkan pesawat Short SC-7 Skyvan yang dijuluki Flying Shoebox pada 22 Januari 1970.
Pesawat kapasitas 19 penumpang buatan Short Brothers dari Belfast di Irlandia Utara ini jatuh dalam sebuah misi. Kesemua kru dan penumpang pesawat berjumlah tujuh orang dinyatakan gugur. Reruntuhan pesawat Skyvan T-701 yang dioperasikan Skadron Udara 4 TNI AU itu tidak diketemukan hingga hari ini.

Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, meresmikan Gedung Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso. Foto: Dispenau
Sesuai pendidikan yang dijalani para kadet saat itu di Chekoslovakia dan Rusia, Lettu Pnb Surindro Supjarso adalah penerbang pesawat pembom strategis Tupolev Tu-16 Badger.
Puluhan kadet penerbang AURI dikirim ke Chekoslovakia dan Rusia. Mereka dikenal dengan angkatan Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II. Lettu Pnb Surindro Supjarso menjadi salah satu kadet dari kelompok Cakra atau Ciptoning yang dikirim ke Rusia.
Mulai tahun 1961, ke-24 Tu-16 mulai datang bergiliran ke tanah air dan diterbangkan oleh awak Indonesia maupun Rusia. Pesawat pertama yang mendarat di Kemayoran diterbangkan oleh Komodor Udara Cok Suroso Hurip.
Setelah menjalani pendidikan penerbang di Rusia, Lettu Pnb Anumerta Surindro Supjarso tercatat sebagai alumni AAU 1967. Kenangan itu lah yang terasa saat TNI AU memutuskan nama Kapten Pnb Anumerta Surindro Supjarso sebagai nama gedung ACMI.
Prosesi penamaan “Gedung Kapten Pnb Anumerta Surindro Supjarso” bersamaan dengan peresmian gedung ACMI yang dihadiri Ketua DPR RI Puan Maharani dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Acara berlangsung di Lanud Iswahjudi pada Kamis (16/6/2022).
Disela-sela peresmian, Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan bahwa Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso merupakan sosok penerbang tempur yang tangguh dan berjiwa patriotik. Hidupnya didedikasikan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kapten Pnb Anumerta Surindro Supjarso adalah penerbang Tu-16. Foto: Dispenau
“Kita berharap penamaan Surindro Supjarso sebagai nama gedung ACMI Lanud Iswahjudi, dapat menjadi pengingat kebesaran jiwa patriotiknya akan tugas dan tanggung jawab menjaga dan mengisi kemerdejaan Indonesia,” ujar Puan Maharani.
Ketua DPR RI menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi penamaan Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso sebagai nama Gedung ACMI, sekaligus berharap keberadaan ACMI tidak saja sebagai tempat pelatihan dan analisis pertempuran udara, tetapi sekaligus juga untuk melengkapi sistem senjata dalam rangka mewujudkan TNI AU yang disegani.
“ACMI menjadi bagian penting untuk mewujudkan cita-cita Bung Karno, karena menjadi sarana penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para prajurit TNI AU, terutama penerbang, ground control interceptor dan figthter controller,” jelas Puan.
KSAU menjelaskan, penamaan Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso sebagai nama gedung ACMI, dilatarbelakangi rasa hormat dan bangga atas perjuangan para pendahulu bangsa, khususnya pendahulu TNI AU Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso.
“Sebagai wujud rasa hormat dan bangga sekaligus bentuk pengargaan atas darma bakti yang telah beliau berikan kepada Tanah Air dan angkasa Indonesia, TNI AU mengabadikan nama Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso sebagai nama gedung CMI,” ujar KSAU.
KSAU berharap kehadiran “Gedung Kapten Pnb Surindro Supjarso” dapat menginspirasi generasi penerus TNI AU untuk senantiasa bersemangat dalam menimba ilmu pertempuran udara modern. KSAU juga berterima kasih kepada ketua DPR RI yang senantiasa memberikan dukungan dan perhatian terhadap pembangunan TNI AU.
Peresmian gedung ACMI dihadiri juga oleh dua putra Kapten Pnb (Anm) Surindro Supjarso, yaitu Muhamad Rizki Pratama (Tatam) dan Prananda Prabowo (Nanan).

Pesawat Skyvan yang diterbangkan Lettu Surindro dan jatuh di Biak. Foto: net
Turut hadir Ketua Komisi IV DPR RI, beberapa anggota DPR RI, beberapa pejabat utama TNI AU, Komandan Lanud Iswahjudi serta perwakilan keluarga Kpt Pnb (Anm) Surindro Supjarso. Terdiri dari Koenindro Dadi (kakak), Boenindro dan Sri Lestari Nurindro (adik), serta para purnawirawan.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPR RI dan Kasau menyerahkan tali asih kepada para purnawirawan dan warakawuri TNI AU.
Penerbang Tu-16
Dengan disetujuinya penjualan Tu-16 oleh Uni Soviet, segera AURI mempersiapkan awaknya. Puluhan kadet dikirim ke Chekoslovakia dan Rusia. Mereka dikenal dengan angkatan Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II.
Kedatangan pembom strategis Tu-16 di Indonesia langsung menjadi perhatian intelijen Amerika. Pesawat ini dibeli untuk menghadapi Belanda dalam merebut Irian Barat.
Kesempatan pertama intel-intel AS melihat Tu-16 dari dekat, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperkirakan kapasitas tangki dan daya jelajahnya.
Pengintaian terus dilakukan AS sampai saat Tu-16 dipindahkan ke Madiun. Pesawat intai U-2 Dragon Lady pun dilibatkan. Wajar, di samping sebagai negara pertama yang mengoperasikan Tu-16 di luar Rusia, kala itu beraneka ragam pesawat Blok Timur lainnya berjejer di Madiun.
“Karena Tu-16 kami berikan kepada Indonesia, maka pesawat ini akan kami berikan juga kepada negara sahabat lain,” ujar Menlu Soviet Mikoyan kepada delegasi Indonesia di Moskow. Mulai detik itu, Indonesia menjadi negara keempat di dunia yang mengoperasikan pembom strategis selain Amerika, Inggris, dan Rusia.
AURI pernah mengusulkan untuk mengecat bagian bawah Tu-16 dengan Anti Radiation Paint yang merupakan cat khusus anti-radiasi untuk pesawat pembom nuklir. “Gertak musuh saja, AURI kan tak punya bom nuklir,” tutur Marsda (Pur) R.J. Salatun suatu ketika. Usul pun ditolak.
Tidak lama AURI mengoperasikan pembom strategis ini. Pasca kudeta yang gagal oleh PKI pada 1965, haluan politik Indonesia bergeser ke Barat. Alutsista Blok Timur pun dipensiundinikan.
Berbagai upaya dilakukan teknisi untuk memeprtahankan kesiapan Tu-16. Kanibalisasi tak terelakkan. Sampai akhirnya pada suatu hari di bulan Oktober 1970, dilakukan test flight Tu-16 registrasi M-1625 setelah dikanibal.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melihat model kit pesawat Tu-16 yang akan diserahkan kepada Puan Maharani. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Itupun tidak segampang yang dibayangkan, karena suku cadang pesawat yang satu belum tentu cocok dipasangkan ke pesawat yang lain. Menurut Marsda (Pur) Subagyo, Komandan Wing Logistik 040 saat itu, mesinnya masih banyak. “Saat itu ada 20 mesin baru, tapi hanya mesin, suku cadang yang lain tidak ada,” jelas Subagyo.
Maka hari itu, Komandan Wing 003 merangkap Komandan Skadron 41 Letkol Suwandi (pilot), Kapten Udara Rahmat Somadinata (kopilot), dan Kapten Nav. Beny Subyanto (first navigator), menerbangkan M-1625. Paling menyentuh pada hari itu adalah, M-1625 merupakan satu-satunya dari sekian puluh pesawat Tu-16 yang tersisa dalam kondisi siap terbang.
M-1625 terbang dengan baik hingga ketinggian 4.000 kaki di atas landasan. Selain mereka rayakan dengan kembali terbangnya Tu-16 setelah disiapkan sekian lama, saat itu juga menjadi hari pertama para penerbang menerima uang wing.
Untuk kedua kalinya, Suwandi kembali menguji pesawat. Namun di ketinggian 4.000 kaki di atas landasan, kedua mesin mati berbarengan. Sebagai penerbang senior, Suwandi bertindak tenang. Tanpa memperlihatkan kepanikkan, pesawat diarahkannya ke landasan sambil memanfaatkan daya luncur pesawat.
Landing gear diturunkan, dan begitu roda-roda menjejak landasan, Suwandi segera melepaskan brake chute. Pesawat terhenti di ujung landasan.
Lalu apa?
“Sejak hari itu, semua pesawat Tu-16 saya grounded,” kata Suwandi. Agar para penerbang tidak nganggur, mereka disalurkan ke skadron lain seperti angkut termasu ke maskapai Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airline.

Ketua DPR-RI Puan Maharani menyerahkan tali asih kepada purnawirawan TNI AU. Foto: Dispenau
“Termasuk Lettu Surindro,” tambah Suwandi, yang bergabung dengan Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.
Marsda (Pur) Eko Budiono mengenang yuniornya sebagai pribadi yang baik. Menurut Eko yang pernah menjadi Danjen Kopasgat dan Aslog KSAU, Surindro yang menjadi kopilot, terbang bersama seniornya Subardi. “Pak Bardi itu fighter, saat itu training dan Pak Bardi sebagai instruktur dan Rindro siswa. Bad weather dan sebetulnya sudah mau lepas dari cuaca buruk,” ujar Eko yang alumni AAU 1965.
Sebelum keputusan politik men-scrapped Tu-16 Badger keluar sebagai syarat memperoleh F-86 Sabre dan T-33 T-bird dari Amerika Serikat, sekian lama pembom Tu-16 sempat dijejer di pinggir landasan Lanud Iswahjudi, Madiun tanpa “penunggu”.