Austere Airfield Operation, Pembuktian Kemampuan TNI AU Menggelar Operasi Khusus Gabungan

0

MYLESAT.COM – Operasi militer harus siap berhadapan dengan situasi primitif dimana kesiapan lapangan terbang untuk mendukung keberlangsung misi, kesiapannya minim bahkan tidak siap sama sekali. Bisa jadi sudah rusak dihantam roket atau lama tidak aktif. Skenario itulah yang diusung dalam latihan Night Austere Airfield Operation.

Skenario ini merupakan bagian dari latihan gabungan bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS) 2022 di Lanud Sri Mulyono herlambang, Palembang.

Panglima TNI memberikan keterangan kepada awak media usai menyaksikan Latgabma. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Misi classified yang biasa dilakukan pasukan khusus ini, melibatkan personel dari Satuan Bravo 90 dan Detasemen Matra Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU serta Amphibious Reconnaissance Platoon (ARP) dari 31st Marine Expeditionary Unit (MEU), United State Pacific Command (USPACOM).

Latihan ini melibatkan masing-masing satu unit pesawat C-130H Hercules A-1317 Skadron Udara 17, dan MC-130J Commando II 15737 dari Angkaatan Udara Amerika Serikat (USAF). Jika menelusuri jejaknya, MC-130J adalah pesawat ke-300 yang dikirim dari Lockheed Martin untuk US Air Force Special Operations Command pada 18 Desember 2013.

MC-130J Commando II mendukung misi-misi seperti pengisian bahan bakar di udara, infiltrasi/eksfiltrasi serta pengiriman udara dan pasokan pasukan operasi khusus. Kehadiran Commando II adalah untuk menggantikan kakaknya MC-130N/P Combat Shadow II.

Latihan inilah yang disaksikan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa didampingi KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo pada hari ini (9/8/2022). Turut hadir Gubernur Sumatera Selatan. Herman Deru.

Untuk pertama kali, pesawat C-130H Hercules TNI AU berhasil membawa meriam CAESAR ke daerah latihan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Latihan dimulai dengan pemeriksaan landasan yang diskenariokan telah diduduki dan disiapkan oleh tim Dalpur (Pengendali Pertempuran) Kopasgat. Lapangan terbang ini diskenariokan telah lama tidak diaktifkan. Sehingga untuk memastikan kesiapannya mendukung operasi penerbangan, tim Dalpur Kopasgat diterjunkan untuk mengaktifkan kembali.

Dua rantis P6-ATAV (All Terrain Assault Vehicle) buatan dalam negeri, terlihat melaju kencang memeriksa landasan. Rantis ini membawa personel Kopasgat dan Marinir AS.

Setelah memastikan keamanan landasan dan perimeter, tim JTAC (Joint Terminal Attack Control) Detasemen Matra Kopasgat dan combat controller dari Marinir AS, secara bergantian memandu pendaratan Hercules. Jika Hercules TNI AU dipandu Marinir AS, maka MC-130J dipandu oleh Dalpur Kopasgat.

Sebagai tambahan, JTAC adalah tim pengendali udara gabungan dari kedua belah pihak. Sedangkan jika tim ini beroperasi sendiri, oleh Kopasgat dinamakan GFAC (Ground Forward Air Control).

AS menyebut pola operasi ini sebagai Night Austere Airfield Operation. Sedangkan bagi Kopasgat, sudah lama dikenal istilah OP3UD (Operasi Perebutan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan). Konsep OP3UD untuk pertama kali dilaksanakan Kopasgat pada Desember 1975 dalam serbuan Linud di Dili, Timtim.

Pesawat MC-130J Commando II USAF membawa peluncur roket HIMARS. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Austere Airfield Operation adalah operasi pengendalian lapangan udara yang sudah lama tidak digunakan, dan akan segera diaktifkan untuk mendukung operasi militer. Biasanya relatif aman karena berada di dalam wilayah negara sendiri.

Komunikasi antara tim pengendali pertempuran dengan penerbang yang akan mendaratkan pesawat, direlay secara langsung. Semua hadirin yang menyaksikan laithan, mendengar semua percakapan ini.

Pesawat pertama yang mendarat adalah MC-130J yang membawa truk M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System). Pesawat berhenti di pinggir landasan dan menurunkan HIMARS, dengan mesin pesawat tetap hidup.

Beberapa menit kemudian, disusul oleh C-130H TNI AU yang membawa Self Propelled Howitzer TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie) 155mm. Menurut Kolonel Pas Dicky Lukman selaku mission commander, Howitzer CAESAR buatan Nexter, Perancis yang dilibatkan dalam latihan ini berasal dari Yon Armed 9 Purwakarta, Jawa Barat.

Pesawat mendarat dengan mulus. Persis segaris di depan podium, Hercules ini berhenti dan ramp door terbuka. Sebanyak 12 prajurit berlarian keluar pesawat, dan membuat posisi segaris di kedua sisi pesawat. Ini adalah simulasi untuk melindungi alutsista dalam proses unloading CAESAR.

CAESAR yang mampu menembak kaliber 155mm hingga jarak 40 kilometer ini pun bergerak pelan, turun dari ramp door pesawat Hercules. Panglima TNI menyaksikan semua proses ini, dan memberikan tepuk tangan saat meriam keluar utuh.

Anggota Satbravo 90 Kopasgat dalam latihan Austere Airfield Operation. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Ini adalah sejarah, untuk pertama kalinya kita bisa dan berhasil mendeploy CAESAR menggunakan pesawat Hercules dari Halim ke Palembang, ini sejarah,” ungkap Panglima TNI bangga.

Saat memaparkan rencana latihan, Kolonel Pas Dicky Lukman menyampaikan bahwa rencana operasi disiapkan dalam waktu di bawah enam jam, sejak perintah operasi dikeluarkan oleh Panglima TNI. Untuk Night Austere Airfield Operation, pasukan diberangkatkan dari Lanud Husein Sastranegara pada pukul 23.00 menggunakan pesawat MC-130J.

Rapid planning process lazim dilakukan dalam sebuah operasi khusus,” ujar Kolonel Dicky. Untuk penentuan daerah operasi, simulasi pengumpulan data intelijen dilakukan dari udara menggunakan pesawat Beechcraft B300 King Air 350 registrasi N334CA.

Satu tim kecil Kopasgat on board di pesawat untuk mengikuti penerbangan pengintaian selama berjam-jam. Selama latihan, kedua belah pihak juga berbagi dalam hal menjadi komandan yang memimpin unit.

Anggota Satbravo 90 Kopasgat terlihat sudah menggunakan IPP-set sangat lengkap, termasuk senapan yang digunakan sudah dilengkapi TWS (thermal weapon sight) dan illumination. Kedua asesoris ini sangat membantu ketika sumber penerangan mendadak padam, sementara pasukan harus memandu pesawat. Peralatan komunikasi yang digunakan sudah standar, yaitu radio L3Harris.

Rantis P-6 ATAV melintas di dekat pesawat MC-130J Commando II USAF. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Kita menggelar alutsista di daerah dengan airstrip tidak memadai, sehingga tim harus menyiapkan infrastruktur untuk pengaturan lalu lintas udara secara mobile. Sebenarnya tadi menggunakan peluru tajam, namun karena belum ada daerah latihan,” tutur Panglima TNI.

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa terlihat puas dengan pelaksanaan latihan. Apalagi keberhasilan pengerahan meriam CAESAR dengan bobot sekitar 15 ton menggunakan pesawat Hercules ke daerah latihan. Menurut Jenderal Andika, ini adalah sesuatu yang baru dan menjadi sejarah.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply