(Mungkin) Kali Pertama, 18 Jet Tempur F-16 TNI AU Laksanakan Formasi Elephant Walk: Keren!

0

MYLESAT.COM – Demo udara untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77 menyisakan keindahan saat kita menyaksikan formasi Elephant Walk 18 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI AU di landasan pacu Lanud Halim Perdanakusuma. (Mungkin) ini momen pertama dalam sejarah TNI AU.

Sebanyak 18 pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, terlibat dalam formasi Elephant Walk pada Minggu (14/8/2022). Formasi ini dipimpin oleh Mayor Pnb Bambang Aulia Yudhistira.

Hari itu adalah gladi kotor demo udara Garuda Flight dan Nusantara Flight di apron selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Menurut rilis Dispenau, Elephant Walk pesawat tempur F-16 TNI AU dilaksanakan bukan sekadar show of force. Tapi untuk menggambarkan kesiapan armada udara dalam pelaksanaan demo udara.

Elephant Walk F-22 Raptor USAF diikuti C-17 dan E-3 Sentry. Foto: USAF

Sejatinya, jika menelusuri riwayatnya, Elephant Walk memang tidak bermaksud untuk unjuk kemampuan. Terminologi ini digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) untuk menggambarkan iring-iringan pesawat berbaris rapat menuju landasan pacu sesaat sebelum take off.

Istilah Elephant Walk atau secara harfiah kita terjemahkan sebagai Jalan Gajah, muncul pertama kali dalam Perang Dunia II. Ketika itu AS dan Sekutunya harus berhadapan dengan kekuatan militer Jerman Nazi yang sangat kuat.

Untuk menggempur kedudukan dan memukul mundur Jerman, AS harus menerbangkan ratusan pesawat dalam satu misi. Kita tentu masih ingat salah satu misi pemboman terhebat di Ploesti, Rumani pada Agustus 1943. AS menyiapkan 177 pembom B-24 Liberator dengan 162 pesawat di antaranya diterbangkan persis di atas target berupa kilang minyak.

Dengan demikian kita di tanah air jadi mafhum, kenapa MacArthur sampai membuat tujuh landasan di Morotai dalam Perang Pasifik. Mungkin untuk menyiapkan strategic bombing mission untuk menekan Jepang.

PD II memang menyisakan banyak litersi untuk generasi berikutnya. Ratusan pesawat yang harus antri untuk lepas landas ke target yang lumayan jauh, membutuhkan kedisiplinan manajemen. Seorang panglima mandala harus benar-benar teliti menghitung waktu di atas target (ToT), dikurangi waktu elephant walk, feri, kemungkinan cuaca, dan ketersediaan bahan bakar untuk bisa kembali.

Dari momen saat itulah muncul istilah elephant Walk. Armada besar pembom Sekutu taxiing untuk lepas landas dalam satu barisan dengan formasi panjang dari hidung ke ekor. Mereka mengatakan tampak seperti gajah yang tengah jalan beriringan ke kubangan.

Dalam perjalanan waktu, istilah ini dimasukkan ke dalam leksikon USAF untuk mengidentifikasi “gelombang sortie maksimum”.

Elephant Walk dinilai efektif untuk menunjukkan kemampuan skadron udara dalam kerja sama tim. Selain itu cara ini sering dilakukan USAF untuk mempersiapkan skadron menghadapi masa perang dan untuk mempersiapkan pilot melakukan lepas landas dengan kondisi pesawat bersenjata lengkap.

Selama Operasi Linebacker dan Linebacker II selama Perang Vietnam, istilah ini dipinjam untuk menggambarkan formasi panjang pesawat pembom Boeing B-52 Stratofortress saat mendekati target.

USAF adalah satu-satunya angkatan udara dunia yang paling rajin melakukan Elephant Walk. Tidak hanya pesawat tempur seperti F-22 Raptor, Elephant Walk juga terkadang dilakukan dalam formasi gabungan melibatkan pesawat angkut C-17 Globemaster III. Atau formasi belasan pesawat angkut itu sendiri.

Hanya saja Elephant Walk tidak mudah dilaksanakan. Dibutuhkan landasan pacu yang luas dan panjang untuk memfasilitas puluhan apalagi ratusan pesawat dalam waktu bersamaan. Dalam kondisi sesunggunhnya, tentu dibutuhkan lebih dari satu landasan pacu.

Karena setelah Elephant Walk, satu demi satu pesawat akan masuk ke taxi way untuk kemudian secara bergantian lepas landas.

Elephant Walk memang tidak sekadar show of force, tapi adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki penerbang tempur TNI AU.

Demonstrasi udara dalam peringatan HUT RI kemarin, menjadi satu pembuktian kemampuan penerbang tempur TNI AU dalam melaksanakan kesiapsiagaan tempur.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply