Breaking News: Kemenkeu Setuju TNI AU Dapatkan Pinjaman Luar Negeri untuk Pesawat AEW&C

0

MYLESAT.COM – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia seperti dikutip janes.com, dilaporkan telah menyetujui rencana untuk membeli dua pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C, airborne early warning and control) baru. Pembelian akan dilakukan dengan pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing.

Persetujuan ini berarti bahwa Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mulai sekarang sudah dapat secara resmi memulai proses evaluasi jenis dan sumber pesawat yang sesuai untuk pemberi pinjaman asing guna mendanai program ini.

TNI AU hingga saat ini memang belum memiliki kemampuan AEW&C dalam bentuk apa pun.

Dokumen yang diberikan kepada Janes menunjukkan bahwa pagu yang disetujui untuk program pinjaman ini adalah 800 juta dolar AS. Dana ini harus mencakup pengiriman dua pesawat, bersama komponen terkait, peralatan servis, dan paket pelatihan.

Pengadaan pesawat AEW&C merupakan tambahan dari daftar 16 program untuk tahun ini, di mana izin untuk mengambil pinjaman luar negeri telah diberikan oleh Kemenkeu, asalkan kontrak resmi ditandatangani dengan Kemenhan sebelum 31 Desember 2023.

Namun untuk program AEW&C, Kemenhan memiliki jangka waktu dan kontrak yang lebih panjang, karena kontrak tersebut harus ditandatangani paling lambat 31 Desember 2024. Jika kontrak tidak terwujud pada saat itu, persetujuan untuk mengambil pinjaman luar negeri akan berakhir.

TNI AU telah lama membutuhkan setidaknya empat pesawat AEW&C dan diketahui telah menunjukkan ketertarikannya pada berbagai jenis pesawat yang dapat dikonversi untuk tujuan ini, termasuk Airbus C295.

Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, Indonesia digadang-gadang mampu menginvestasikan dana yang sangat dibutuhkan untuk militer. Setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi disebabkan krisis keuangan 1997, menyebabkan sebagian besar program akuisisi militer Indonesia dibatalkan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia perlu mendedikasikan armada pengawasan maritim modern dalam upaya menghadapi ancaman yang semakin meningkat. Salah satu upaya TNI AU adalah memesan pesawat patroli maritim CN235 pada 2012 dengan sistem Telephonic dan Star Safire HDI FLIR turret.

Di antara penawaran yang pernah disampaikan ke TNI AU adalah dari Airbus dengan pesawat C295 AEW&C dengan kubah radar 360 derajat EL/W-2090. Sedangkan pabrikan Swedia, Saab, menyodorkan Saab 2000 Erieye.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply