MYLESAT.COM – Resimen elite Angkatan Darat Amerika Serikat 160th SOAR (Special Operations Aviation Regiment) akan melakukan transisi besar-besaran setidaknya 10 tahun lagi. Meski demikian, SOAR disebutkan akan mempertahankan sejumlah MH-60 Black Hawk dan AH/MH-6 Little Bird untuk misi tertentu.
Resimen Penerbangan Operasi Khusus ke-160 Angkatan Darat AS mengharapkan untuk mengganti lebih dari 50 persen armada MH-60 Black Hawk dan AH/MH-6 Little Bird mulai awal tahun 2030-an.
Varian operasi khusus dari pesawat terbang rotor miring (tilt-rotor) Bell yang diperoleh Angkatan Darat dan helikopter pengintai bersenjata canggih yang masih harus diputuskan, akan menggantikan sejumlah besar armada MH-60 dan AH/MH-6.
Setidaknya beberapa versi Little Bird dan Black Hawk masih diharapkan tetap beroperasi karena kemampuan khusus yang belum tergantikan untuk keperluan pasukan operasi khusus AS.
Geoffrey Downer, kepala Kantor Eksekutif Program Komando Operasi Khusus AS (SOCOM) untuk Sayap Putar (PEO-RW), memberikan rincian tentang masa depan armada helikopter SOAR dalam pengarahan pada konferensi tahunan yang sekarang dikenal sebagai SOF Week.
Selain Black Hawk dan Little Bird, 160th SOAR juga mengoperasikan helikopter MH-47 Chinook. Perlu dicatat bahwa Little Bird dapat dikonfigurasi untuk serang ringan, disebut AH-6, atau dikonfigurasi sebagai pengangkut ringan yang ditunjuk sebagai MH-6.
Sedangkan MH-60 pada dasarnya adalah heli angkut, tetapi juga dapat dikonfigurasikan sebagai heli tempur bersenjata berat yang dikenal sebagai Direct Action Penetrator (DAP).
Saat ini Angkatan Darat AS telah mulai mengembangkan persyaratannya untuk penerus CH-47 Chinook. Situasi terkait rencana Angkatan Darat AS untuk mengganti UH-60 Black Hawk dan memperoleh helikopter pengintai bersenjata baru sangat berbeda.
Pada Desember 2022, Angkatan Darat AS memilih turunan dari pesawat tilt-rotor Bell V-280 Valor sebagai pemenang kompetisi Future Long-Range Assault Aircraft (FLRAA). Sebuah protes terhadap pemberian kontrak oleh anggota tim yang kalah, Sikorsky, ditolak pada April.
FLRAA akan menggantikan setidaknya sebagian besar armada Black Hawk non-operasi khusus Angkatan Darat AS.
AD AS berharap untuk memilih desain pemenang dalam kompetisi helikopter pengintai bersenjata Future Attack Reconnaissance Aircraft (FARA) sebelum akhir tahun depan. Ada kekhawatiran bahwa penundaan pengadaan mesin untuk helikopter ini, yang datang melalui Improved Turbine Engine Program (ITEP) yang terpisah, dapat menghambat kemajuan FARA.
Terlepas dari itu, 160th SOAR berharap menerima FLRAA dari Angkatan Darat dalam waktu yang ditentukan. SOAR saat ini sedang melakukan studi untuk melihat modifikasi yang perlu dilakukan untuk konfigurasi SOF.
Demikian juga FARA, sangat penting bagi SOAR untuk menggantikan peran Little Bird yang hanya terbang dengan kecepatan 90 knot.
Angkatan Darat AS menginginkan apa pun yang dipilih sebagai desain FARA, memiliki kecepatan tertinggi setidaknya sekitar 180 knot. Bell 360 Invictus dan Sikorsky Raider X sedang bersaing untuk mendapatkan kontrak.
“Ketika FARA dan FLRAA mulai masuk ke SOCOM pada awal tahun 2030-an, kami akan mengganti lebih dari 50 persen armada dengan platform tersebut dengan jumlah yang direncanakan Angkatan Darat,” ungkap Geoffrey Downer.
Transisi 160th SOAR akan memberikan tampilan sangat berbeda pada unit. Seperti dikatakan Downer sehubungan rencana penggantian Little Bird, akan memberi dorongan signifikan dalam hal kecepatan.
FLRAA berbasis V-280 juga akan menawarkan peningkatan jangkauan yang besar dibanding Black Hawk. Jangkauan dan kecepatan akan menjadi faktor penting bagi elemen penerbangan militer AS dalam konflik besar apa pun di masa depan.
Kemampuan melintasi jarak jauh dengan cepat dapat menjadi sangat penting dalam konflik di bentangan luas Pasifik. Teater itu sangat menantang bagi aset helikopter yang tidak memiliki jangkauan dan terbang dengan kecepatan relatif lambat.