Ternyata Kelompok Militan Palestina Hamas Gunakan Drone Kamikaze untuk Serang Target di Israel

0

MYLESAT.COM – Serangan kelompok militan Palestina, Hamas, menimbulkan kemarahan besar Israel yang memproklamirkan perang terhadap Hamas. Dalam serangan Sabtu kemarin, Hamas meluncurkan serangkaian pesawat tanpa awak kamikaze dalam sebuah serangan mendadak ke target-target Israel.

Serangan ini, yang terekam dalam sebuah video pendek yang dirilis Hamas, telah menimbulkan kekhawatiran tentang berkembangnya kemampuan aktor non-negara dalam bidang wahana udara tak berawak (UAV).

Rekaman video yang beredar di media sosial itu memperlihatkan sekilas pesawat tanpa awak kamikaze yang terbang di atas jalanan Sderot, sebuah kota di Israel selatan. Pengungkapan ini menyoroti penggunaan amunisi yang berani oleh Hamas, ditandai kemampuan drone untuk berlama-lama di atas area target hingga target yang sesuai ditemukan, sehingga mengurangi waktu reaksi dan memungkinkan penargetan yang lebih selektif.

Brigade Izzedine al Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengaku bertanggung jawab atas peluncuran lebih dari 25 wahana tak berawak kamikaze dalam serangan baru-baru ini. Di antara drone-drone tersebut terdapat model tipe sayap Al-Zawari yang berhasil menghancurkan target Israel, termasuk kendaraan dan peralatan.

Penggunaan teknologi semacam itu menunjukkan kecanggihan dan kemampuan beradaptasi program UAV Hamas. Hamas memiliki sejarah dalam menginvestasikan sumber daya yang cukup besar untuk mengembangkan kemampuan UAV.

Selama konflik 2014 di Gaza, kelompok ini mencoba menggunakan drone untuk pengintaian dan bahkan meluncurkan drone dengan tujuan menyerang target di Israel. Meskipun upaya awal ini dinetralisir pertahanan Israel, Hamas melihatnya sebagai kemenangan simbolis yang menunjukkan komitmen mereka untuk menantang wilayah udara Israel.

Hamas bergantung pada dukungan eksternal untuk memperoleh teknologi UAV canggih. Negara mitra telah didokumentasikan sebagai pemasok utama drone dan teknologi UAV untuk proksi-proksi mereka, seperti Hamas dan Hizbullah.

Selain itu sumber eksternal dilaporkan membantu pembangunan armada drone bunuh diri untuk kelompok ini, di samping memberikan pelatihan dan instruksi perakitan yang penting.

Penggunaan drone kamikaze baru-baru ini oleh Hamas menggarisbawahi tekad kelompok ini untuk menggunakan teknologi canggih dalam taktik perang asimetrisnya. Seiring berkembangnya kemampuan ini, menjadi semakin penting bagi Israel dan sekutu regionalnya untuk meningkatkan tindakan kontra-UAV.

Selain itu, dukungan yang diberikan sponsor negara kepada aktor non-negara di bidang UAV tetap menjadi perhatian yang signifikan, menekankan perlunya upaya internasional untuk mengekang proliferasi teknologi semacam itu kepada kelompok-kelompok militan.

Serangan Hamas yang mengejutkan ini direspon Israel dengan menyatakan darurat perang. Israel mengumpulkan 100.000 tentara cadangan untuk dikerahkan di dekat Gaza. Pemerintah Israel telah mengumumkan pengepungan total terhadap Gaza dengan memutus pasokan air, makanan, dan listrik.

Pengepungan ini dibalas Hamas dengan mengancam akan mulai membunuh sandera sipil jika pemboman terhadap wilayah tersebut terus berlanjut tanpa peringatan sebelumnya.

Militan Palestina menculik lebih dari 100 orang dalam serangan multifront yang mengejutkan dan menewaskan lebih dari 700 orang. Serangan ini menjadikan Sabtu (7/10/2023) sebagai hari paling mematikan dalam sejarah Israel. Media Israel mengatakan pada Senin bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 900 orang.

Menanggapi serangan tersebut, Israel telah melancarkan serangan dari udara dan laut.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply