Tahun Ini, KAI Akan Kirim Helikopter Bersenjata Ringan Pertama ke AD Korea Selatan

0

MYLESAT.COM – Prinsip marketing alutsista adalah, beli dulu sebelum merilisnya ke pasar global. Prinsip itu dipegang teguh Korea Selatan dengan rencana menyerahkan model pertama dari KAI Light Armed Helicopter (LAH) yang baru dikembangkan kepada Angkatan Darat pada tahun ini.

Badan pengadaan senjata (DAPA) Korea Selatan berencana menyerahkan model pertama LAH sebagai bagian dari upaya menggantikan helikopter Angkatan Darat Korea Selatan yang sudah tua. Model LAH saat ini sedang dalam tahap akhir perakitan dan diharapkan dapat digunakan Angkatan Darat tahun ini setelah menjalani inspeksi.

Pada Desember 2022, DAPA menandatangani kontrak senilai 302 miliar won (225,6 juta dolar AS) dengan Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI) untuk membangun 10 LAH, dengan target pengiriman pada Desember tahun ini.

DAPA menandatangani kesepakatan lain dengan KAI bulan lalu senilai 1,4 triliun won untuk sejumlah LAH tambahan yang tidak disebutkan jumlahnya.

KAI LAH adalah helikopter tempur bermesin ganda yang sedang dikembangkan Korea Aerospace Industries. LAH dikembangkan dari Eurocopter EC155 setelah kesepakatan antara Airbus Helicopters dan KAI yang dibuat tahun 2015.

Helikopter ini mampu melakukan berbagai misi termasuk serang ringan, dukungan udara jarak dekat, pengawalan, dan tugas pengangkutan pasukan untuk menggantikan helikopter MD500 Defender dan AH-1S Cobra milik Angkatan Darat Korea Selatan.

Korea Aerospace Industries telah mendorong beberapa varian konseptual LAH, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV) dan model Helikopter Utilitas Ringan (LUH) pengangkut pasukan.

LAH memiliki banyak perubahan dari EC155, termasuk kokpit baru, gearbox lebih baik, dan bilah rotor yang didesain ulang. LAH mampu menggunakan beberapa persenjataan baru, telah dilengkapi dengan peralatan untuk bertahan hidup, dan memiliki kemampuan membawa hingga sepuluh pasukan bersenjata lengkap.

Sistem penerbangannya mencakup sistem kontrol penerbangan otomatis 4-sumbu (AFCS), sementara sistem dinamisnya dirancang untuk meminimalkan kebisingan dan getaran. Tangki bahan bakar yang dapat menutup sendiri juga dilengkapi dengan penyegelan otomatis.

Penerbang dilengkapi layar dipasang di helm yang terintegrasi dengan sistem kontrol penembakan. Sistem perlindungan diri dilaporkan dirancang untuk melindungi dari sistem pertahanan udara portabel (MANPADS).

Helikopter LAH dipersenjatai senapan tiga laras 20mm yang dipasang di dagu dan dilengkapi sayap rintisan untuk membawa roket tanpa pemandu dan rudal antitank dari udara ke darat berukuran 70 mm (2,8 inci). Hanwha mengembangkan rudal antitank baru, yang awalnya disebut TAipers (Tank Sniper) Light Armed Helicopter Air-to-Ground Missile (LAH-AGM), sebagai senjata utama LAH.

Produksi serial rudal ini diperkirakan akan dilakukan pada 2023, bertepatan dengan pengenalan LAH. Rudal yang kemudian berganti nama menjadi Chungum ini berdiameter 120 mm (4,7 inci), berbobot 16 kg (35 pon), dapat melesat dengan kecepatan 200 m/detik (720 km/jam; 450 mph), dan dilengkapi hulu ledak berbentuk tandem dengan sekering tumbukan atau penundaan waktu. LAH dapat membawa empat Chungum, dua di setiap sisi.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply