Bye Jumbo Air India, Manuver Wing Wave Tandai Perpisahan B747-400 Agra dengan Mumbai

0

MYLESAT.COM – Netizen mengumbar perasaan sedih ketika pesawat jumbo Air India Boeing B747-400 lepas landas dan membuat manuver wing wave sesaat setelah lepas landas untuk terakhir kalinya dari Mumbai.

Air India Boeing 747 mengudara untuk terakhir kalinya pada Senin (22/04/2024) yang dijuluki sebagai “akhir dari sebuah era” oleh banyak orang di media sosial. Jet jarak jauh yang sangat ikonik ini melakukan manuver tradisi wing wave sebelum menuju perhentian terakhirnya ke Panefield di Amerika Serikat.

Wing wave adalah sebuah manuver memiringkan pesawat ke kanan dan ke kiri yang biasa dilakukan pada penerbangan terakhir.

Pesawat B747-400 dengan registrasi VT-EVA ini akan terbang dari Mumbai ke Paine Field Seattle (refuel) dan kemudian melanjutkan Gurun Mojave sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. VT-EVA dibuat untuk Air India dan dikirim pada Oktober 1996 dan terbang hingga tahun 2021.

Dalam penerbangan ke Amerika Serikat ini, VT-EVA sudah berganti registrasi menjadi N940AS dan tercatat atas nama AerSale Inc yang berbasis di FLorida.

Maskapai Air India menjual empat pesawat Boeing 747-400 tersisa kepada Aersale, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang bergerak di bidang pesawat jet komersial tua. Pesawat jumbo, VT-EVA, yang diberi nama Agra ini merupakan pesawat pertama dari empat pesawat yang diberangkatkan.

Air India mengoperasikan penerbangan jet jumbo terakhirnya pada Maret 2021 dari Delhi ke Mumbai. Tata Group memutuskan untuk menjual pesawat jumbo mereka karena dinilai tidak ekonomis dibanding jet-jet hemat bahan bakar yang dipakai saat ini.

“Hari ini kami mengucapkan selamat tinggal kepada pesawat pertama dari Queen of The Sky kami yang terakhir meninggalkan Mumbai. Terima kasih untuk era penerbangan yang megah. Kami akan merindukan kehadirannya yang ikonik,” cuit Air India di media sosial X.

“Selamat tinggal pesawat jumbo Air India. Air India Boeing B744 meluncur menuju landasan pacu 27 di Mumbai melalui N1 yang terkenal untuk terakhir kalinya. Berangkat dari Mumbai menuju tempat kelahirannya, Everett (PAE),” cuit salah satu netizen.

Pesawat yang dijuluki Agra ini telah dicabut registrasinya oleh Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India tahun lalu. Oleh pembelinya Aersale ditempatkan pada registrasi FAA (Amerika Serikat). Inspektur Kelaikan Udara yang Ditunjuk FAA (DAR-T) dari New York telah dan akan menandatangani setiap sertifikat kelaikan udara khusus sebelum penerbangan yang akan mengizinkan penerbangan ‘sekali jalan’ untuk tujuan feri.

Di tempat pemberhentian terkahirnya, Agra akan dibongkar dan dipreteli untuk diambil bagian-bagiannya (kanibal). Pesawat B747 kedua juga diperkirakan akan berangkat dari Mumbai dalam waktu dekat, sementara dua pesawat lainnya akan dipecah untuk diambil bagian-bagiannya di Mumbai.

Namun ‘cara pergi’ Agra dari India ini juga menuai protes dari sejumlah pemerhati. Mereka menyesalkan cara pelepasan oleh Air India yang sepertinya tidak menghormati jasa Agra.

“Sebuah pesawat baru bergabung dengan armada maskapai penerbangan dengan banyak publisitas dan kemeriahan, dengan penghormatan air dari mobil pemadam kebakaran saat mendarat. Selama puluhan tahun pelayanannya, Air India B747 telah menerbangkan presiden dan perdana menteri, pesawat ini telah melakukan evakuasi massal warga India dari negara-negara yang dilanda perang. Pesawat ini merupakan bagian penting dari sejarah penerbangan India. India seharusnya memberikan perpisahan yang indah dan menyimpan satu B747 untuk disimpan di museum untuk generasi mendatang,” tulis Capt Manoj Hathi, mantan direktur (operasi) Air India.

“Sungguh menyedihkan cara mereka melepasnya. Pesawat ini dipenuhi debu, bahkan tidak diberi pencucian akhir,” katanya, menambahkan bahwa maskapai lain seperti British Airways, memiliki tradisi perpisahan yang layak untuk B747 mereka.

Mantan CEO Jet Airways, Sanjiv Kapoor, juga menulis di Twitter. “Sedih melihat berakhirnya sebuah era. Pesawat-pesawat 747 adalah puncak dari Air India milik JRD Tata… semoga salah satu pesawat dapat dipertahankan untuk menghormatinya sebagai museum.”

Mitra pengelola Nomadic Aviation Group, Steven Giordano, mengatakan bahwa tim insinyur lokal dari fasilitas MRO Air India dan perwakilan teknis Aersale (pembeli) telah mempersiapkan pesawat untuk diterbangkan selama beberapa bulan dengan melakukan inspeksi, menguji mesin, dan upaya lainnya.

“Saya berumur 5 tahun ketika Air India memperkenalkan Boeing 747-400 pertamanya. Ayah dan ibu saya membaca judul berita yang mengisyaratkan bahwa Queen of The Sky sedang diuji coba di Madras International. Kami mengambil sepeda motor, melaju ke sebidang tanah poromboku di dekat sisi timur landasan pacu No 07/25. Kami menyaksikan benda megah ini selama dua jam berturut-turut, mendekati landasan pacu, mendarat dan segera lepas landas. Saya akan selalu merindukannya,” kenang pengguna lain.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply