MYLESAT.COM – Dengan total produksi mencapai 793 pesawat, Fokker F27 Troopship bisa dikategorikan sebagai pesawat bagus. Tidak mungkin sejumlah maskapai dunia membeli jika tidak ada jaminan. TNI AU termasuk salah satu pengguna dan masih mengoperasikannya hingga beberapa tahun yang lalu.
Dari jumlah ini memang hanya dua pesawat yang dibeli AD AS (US Army). Dengan nama baru C-31A, pesawat digunakan oleh tim terjun payung Golden Knights. Di lingkungan militer, F27 dapat nickname “Troopship”. Pabrik Fokker yang bangkrut 1996 sempat memproduksi 14 varian F27.
Bagaimana riwayat pesawat F27 di Indonesia?
Jauh hari sebelum pesawat ini mulai memperkuat Skadron Udar 2 Wing Operasi 001 Lanud Halim Perdanakusuma sejak 1976, F27 untuk pertama kali di Indonesia dioperasikan oleh PT. Pertamina.
Mayor (Pur) Sudarjono, adik kandung founding father TNI AU Agustinus Adisutjipto, penerbang generasi pertama TNI AU dan pelopor Skadron 2 yang kemudian bergabung dengan Pertamina, masih ingat berbagai persiapan yang diikutinya sebelum transisi dari DC-3 Dakota ke F27.
“F27 pertama Pertamina tiba di tanah air tahun 1966,” ujar Sudarjono seperti dikutip Majalah Angkasa (2009). Sudarjono bergabung dengan Pertamina setelah keluar dari TNI AU yang digelutinya sejak 1946. Sambil membuka log book, Sudarjono menjawab setiap pertanyaan seputar kariernya sebagai penerbang generasi pertama F27 di Indonesia.
Sekitar tiga bulan setelah kedatangan F27 pertama yang diberi registrasi PK-PFA, Sudarjono berangkat ke Schipol, Belanda. “September 1966 saya ke Belanda untuk mengikuti pendidikan terbang,” kata Sudarjono. Setelah mengikuti pendidikan beberapa bulan, Sudarjono dipercaya membawa pulang F27.
Pesawat kedua yang diberi registrasi PK-PFB ini berangkat dari Schipol menuju Roma pada 3 Januari 1967, dengan Sudarjono duduk di bangku pilot. Setelah RON semalam, dilanjutkan rute Roma-Kairo (4 Januari), Kairo-Bahrain-Karachi (5 Januari), Karachi-Kolombo (6 Januari), dan esoknya terbang ke Kolombo-Medan-Kemayoran.
Beberapa bulan kemudian Sudarjono mendapat tugas khusus membawa PK-PFB ke beberapa negara Asia untuk promosi. Penugasan ini berdasarkan permintaan Fokker untuk menggunakan pesawat Pertamina sebagai media promosi.
Bersama Capt. Bob Budiarto dan tim pemasaran Fokker termasuk pilot demo Fokker, pesawat berangkat pada 21 April 1967 dari Kemayoran dengan tujuan Kinabalu. Setelah refuel dilanjutkan ke Manila. Esoknya Sudarjono terbang ke Hongkong. Dua hari kemudian kembali ke Manila. Esoknya Sudarjono terbang ke Hongkong. Dua hari kemudian kembali ke Manila.
Hari itulah kata Sudarjono, pesawat diserahkan kepada pilot Fokker untuk demo terbang. Bertempat di Malaybalay, 27 April 1967, demo dilaksanakan. Bob Budiarto diikutkan sebagai supervisor. Saat itu Fokker tengah bersaing dengan Hawker Siddeley HS 748 untuk mendapatkan kontrak dari Philippines Airlines.
Naas rupanya. “Salah satu mesin yang sengaja dimatikan untuk demo, ngadat dan tidak mau hidup,” ingat Sudarjono. Pesawat yang dalam kondisi terbang rendah, tidak mampu menambah ketinggian hingga jatuh. Beberapa orang jadi korban, syukurlah Bob Budiarto selamat. Pesawat dinyatakan total loss.
Sebagai bentuk tanggung jawabnya, Fokker langsung mengganti F27 yang hancur dengan pesawat sejenis yang baru. “Pesawat pengganti diberi registrasi PK-PFC,” ujar Sudarjono. “Saya tidak ingat berapa lama waktu penggantiannya, namun di log book tertulis saya sudah terbang pesawat ini Desember 1967,” aku Sudarjono.
Selama dioperasikan Pertamina, F27 digunakan sesuai fungsi asasinya pesawat transport. Paling sering ke Medan, Palembang, dan Sorong. Termasuk ketika Pepera (Pengumpulan Pendapat Rakyat) di Irian Barat tahun 1969, Pertamina mengirim masing-masing satu DC-3 Dakota dan F27. Barulah setelah itu F27 dioperasikan Garuda Indonesia.
Kesan Saleh Basarah
Garuda diketahui menggunakan F27 mulai 1969, setelah menjual pesawat DC-9 kepada KLM. Hasil penjualan digunakan untuk membeli F27. Oleh Dirut Garuda Wiweko Soepono, F27 dimaksimalkan sebagai mesin uang yang keuntungannya digunakan untuk pengadaan armada baru.
Pengabdian F27 di Garuda berakhir tahun 1977, menandai mulainya Garuda mengoperasikan pesawat jet. Bersama F28, DC-8 dan DC-9, F27 termasuk yang dilibatkan Garuda dalam mendukung Operasi Seroja tahun 1975. Padahal setahun sebelum Garuda resmi memensiunkan F27, TNI AU baru mulai menggunakan F27 sejak 8 Agustus 1976.
Total delapan pesawat dioperasikan di bawah Skadron 2. Selain Garuda, Merpati juga pernah mengoperasikan F27. Salah satunya PK-MFL, jatuh pada 26 Maret 2001 di Desa Maranti, sebelah utara runway Bandara Juanda, Surabaya. Tiga awak gugur.
TNI AU mulai mengoperasikan F27 sejak kedatangan pesawat pertama A-2701 pada 7 September 1976. Sedikit berkisah, salah satu alasan dipilihnya F27 selain untuk modernisasi dari armada C-47, adalah kesan mendalam KSAU Marsekal Saleh Basarah ketika diundang ke Belanda.
Dalam suatu perjalanan dinas, Saleh Basarah diterbangkan menggunakan F27 VIP, dan terkesan. Selain itu, F27 berkonfigurasi sayap utama high wing yang tidak dimiliki pesaingnya HS-748. Total delapan pesawat dibeli Pemerintah untuk TNI AU.
Empat penerbang disiapkan sebagai generasi pertama pilot F27. yaitu Mayor Pnb Darmadji, Mayor Pnb Abdul Muluk, Mayor Pnb Mas Susilo, dan Mayor Pnb Safril Dauli. Mayor Darmadji kemudian menjadi instruktur pertama.
Penerbangan feri pertama VH-FRL sebelum berganti T-2701dari Belanda ke Halim Perdanakusuma pada 3 September 1976, diawaki oleh Captain Holswider dari Fokker didampingi Mayor Darmadji dan Mayor Safril.
Beberapa operasi penting pernah diikuti F27 Troopship. Membantu jembatan udara ketika awak kabin Garuda mogok terbang Januari 1980; operasi SAR tenggelamnya KM Tampomas II di Masalembo, Januari 1981; dan lusinan operasi Kamdagri lainnya.
Bahkan ketika Latgab TNI 2008 silam, F27 A-2707 menjadi pesawat komando yang ditumpangi Panglima Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) Letjen TNI George Toisutta.
TNI AU sebagai pengguna terakhir F27 di Indonesia, terdeteksi memensiunkan Troopship pada tahun 2012 menyusul kecelakaan F27 tail number A-2708 di sekitar Komplek Perumahan Rajawali, Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat jatuh pada 16 Juni 2012.
F27 Troopship TNI AU
A-2701 : 7 September 1976
A-2702 : 26 September 1976
A-2703 : 26 September 1976
A-2704 : 20 Oktober 1976
A-2705 : 1 November 1976
A-2706 : 12 November 1976
A-2707 : 29 November 1976
A-2708 : 9 Februari 1977