MYLESAT.COM – Total 831 orang calon taruna dan taruni Akademi TNI diterima setelah mengikuti Sidang Panitia Penentuan Akhir (Pantukhir) Terpusat Penerimaan Taruna Taruni TNI 2021 di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Rabu (28/7/2021).
Sidang Panitia Pantukhir Terpusat dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, didampingi ketiga kepala staf KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Sebelum Sidang dimulai, Sekreteris Panitia Pusat Penerimaan Taruna Taruni TNI 2021 melaporkan rangkaian seleksi penerimaan taruna taruni Akademi TNI.
Tercatat animo untuk menjadi perwira TNI sangat tinggi. Dari data yang masuk, 15.761 orang mendaftarkan diri, meski yang melanjutkan ke tahap validasi tersisa 5.095 orang.
Setelah menjalani rangkaian seleksi bertingkat, tersisa 1.171 untuk menjalani seleksi tingkat pusat. Mereka terdiri dari Akmil sebanyak 668 orang, Akademi Angkatan Laut 276 orang, dan Akademi Angkatan Udara 227 orang.
Untuk tahun anggaran 2021, Akademi TNI mendapat alokasi untuk mendidik sebanyak 831 taruna dan taruni.
Mereka terdiri dari Akmil sebanyak 449 orang, AAL 242 dengan rincian 233 taruna dan 9 taruni serta AAU 140 orang dengan 130 taruna 10 taruni.
Karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19, sebanyak 71 taruna terpapar virus Corona selama masa seleksi tingkat pusat.
Setelah diumumkan hasil Pantukhir Terpusat hari ini, para taruna dan taruni akan mengikuti pembukaan pendidikan Chandradimuka di Akmil Magelang pada 3 Agustus 2021.
“Saya sangat yakin hasil seleksi tingkat Angkatan sudah memenuhi krtiteria yang ditetapkan, memberikan kita hasil yang objektif dan berkualitas pada saat ini,” ujar Panglima TNI saat memimpin sidang.
“Calon taruna dan taruni Akademi TNI yang terpilih adalah putra putri terbaik. Mereka akan mengawaki satuan TNI dan memimpin anggotanya, di masa aman maupun masa sulit. Mereka akan menghadapi tantangan yang jauh lebih komplek dari saat ini,” beber Marsekal Hadi.
Kembali ditegaskan Panglima TNI, keputusan yang diambil dalam sidang hari ini akan menentukan kualitas perwira TNI dalam menghadapi situasi seperti apapun di masa depan.
Panglima TNI menyampaikan kepada panitia pusat penerimaan untuk tetap konsisten menegakkan standarisasi penerimaan. Tentunya dengan mengutamakan aspek kualitas.
“Kita pilih calon dengan potensi terbaik, karakter kuat, kepribadian yang baik serta kesamaptaan yang prima. Mari bersama-sama kita ambil keputusan terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan,” ucap Panglima TNI.
Setelah menutup Sidang Pantukhir, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meminta agar pengumuman disampaikan kepada para calon dengan baik. Setelah itu melaksanakan serah terima taruna dan taruni dengan Akademi TNI.
Marsekal Hadi mengingatkan untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan selama perpindahan ke Akademi TNI dan selama mengikuti pendidikan.
“Sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan negara dan mereka sendiri. Siapkan antisipasi jika terjadi permasalahan yang tidak diinginkan termasuk di antaranya ada calon yang mengundurkan diri atau tidak dapat mengikuti Dikma (pendidikan pertama) karena sesuatu hal,” tutur Panglima TNI.
Beberapa poin disampaikan Marsekal Hadi sebagai bahan koreksi. Di antaranya, panitia penerimaan agar selalu melakukan improvasi dan inovasi metode seleksi yang tentunya tetap sesuai standar yang ada. Hadi meminta agar TNI peka terhadap perkembangan teknologi yang pada satu sisi, sangat memudahkan para calon dalam menghadapi poses seleksi.
Begitu juga dalam suasana pandemi ini, Panglima TNI mengingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan memeriksa pelaksanaan vaksinasi.
“Danjen Akademi agar ngecek kembali, mereka harus sudah melewati vaksinasi dua kali supaya pendidikan dapat berjalan dengan baik,” kata Hadi.
Secara khusus Panglima TNI memberikan catatan kepada keluarga besar TNI yang selama ini menjadi kontirbutor terbesar peserta seleksi calon taruna TNI.
Marsekal Hadi menegaskan bahwa animo yang besar dari keluarga besar TNI untuk menjadi perwira, harus diikuti dengan upaya serius dari keluarga besar TNI. Terutama dalam hal menyiapkan putra dan putrinya dalam mengikuti seleksi calon taruna.
“Sehingga tidak terkesan mereka mendapatkan tiket khusus karena dari keluarga besar TNI,” ungkap Panglima TNI.
Selama Sidang Pantukhir berlangsung, Panglima TNI sempat mengajukan beberapa pertanyaan kepada calon taruna taruni secara acak.
Seperti kepada Calon Taruni Akademi Angkatan Laut atas nama Anindya dari Surabaya. Atlet berprestasi bola voli ini merupakan putri dari seorang perwira TNI AL dari korps elektro. “Jangan kecewakan orang tua mu ya,” ujar Panglima TNI.
Ketika tiba kelompok Calon Taruni AAU menunjuk dirinya, Panglima TNI memanggil sebuah nama. “Salma mana, ada Salma?”
“Siap,” jawabnya mantap. “Nama lengkap mu apa,” tanya Panglima. “Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi,” ujarnya lantang.
“Lahir dimana,” tanya Panglima lagi yang dijawab di Malang. Kepada Marsekal Hadi, Salma mengatakan bahwa menjadi anggota TNI sudah jadi impiannya sejak kecil. Ketika ditanya lagi, kenapa? Salma mengatakan ingin membahagiakan kedua orang tuanya.
Salma merupakan alumni SMA Pradita Dirgantara dengan pestasi tahfidz Alquran dan siswa terpopuler atau the most influential student.
Begitu juga Ester, masih Calon Taruni AAU. Ia berasal dari Sentani, Papua dan alumni SMA Negeri 1 Sentani. Perempuan kelahiran Jayapura ini adalah putri dari pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Sentani.
Catar TNI AL lainnya mengaku ingin sekali menjadi perwira kapal selam. Entah apa yang memicunya, remaja bertubuh gempal ini begitu berharap setelah lulus AAL bisa bertugas di kapal selam. Panglima TNI mengatakan kepada, semoga keinginannya bisa diraih.
Setelah menyelesaikan pemanggilan terhadap semua calon taruna dengan peserta terakhir Catar AAU, Panglima TNI pun menutup proses seleksi.
“Selamat belajar untuk semuanya,” tutup Panglima TNI.