Plan Bobcat, Pijakan dalam Membangun TNI AU sebagai Kekuatan Utama Airpower Nasional

0

MYLESAT.COM – Diktat Teori Air Power generasi ketiga menunjukkan bahwa, airpower harus sesuai dengan tujuan strategis nasional, baik di masa damai maupun masa perang, untuk meraih hasil yang lebih besar. Professor Colin S. Gray berpendapat, airpower adalah kemampuan untuk melakukan hal strategis di udara. Pengendalian udara menjadi peran fundamental bagi airpower untuk memenangkan perang.

Sementara John A. Olsen memandang bahwa nilai utama dari airpower bergantung pada relevansi kemampuan airpower terhadap strategi negara tersebut.

“Konsep Plan Bobcat dirumuskan berdasarkan pada teori airpower generasi ketiga ini,” ujar KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Lalu apa itu Plan Bobcat?

Plan Bobcat Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan, adalah judul buku yang ditulis KSAU dan diluncurkan siang ini, Senin (25/10/2021) di Grha Widya Dirgantara Seskoau, Lembang, Jawa Barat. Buku yang menurut Curie Maharani Savitri, Ph.D menggunakan judul yang sangat unik ini, akan menjadi literatur sangat penting dalam studi airpower.

Peluncuran dan bedah buku ini juga dihadiri oleh hampir 300 undangan yang hadir secara online.

Curie yang merupakan pengamat kebijakan dan industri pertahanan sekaligus dosen bidang Strategic Studies: Hybrid Warfare Sekolah Tinggi Intelijen Negara, diundang sebagai penanggap dalam bedah buku.

Peluncuran buku “Plan Bobcat Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan”, dilanjutkan acara bedah buku.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memberikan buku Indonesian Air Force in Picture kepada Curie Maharani sebagai penanggap dalam bedah buku. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Bertindak sebagai reviewer dalam bedah buku adalah Pangkoopsau III Marsda TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr (Han), Dr. Andi Widjajanto, Dr. Kusnanto Anggoro, dan Curie Maharani Savitri, Ph.D. Acara dipancu Imelda Marselas Wangkar sebagai moderator.

Saat memberikan sambutan, Marsekal Fadjar memberikan ilustrasi bahwa Bobcat yang diangkat menjadi judul buku merupakan callsign-nya saat terbang pesawat tempur A-4 Skyhawk di Skadron Udara 11.

Dengan demikian, Plan Bobcat bisa dimaknai sebagai rencana Marsekal Fadjar sebagai KSAU yang dijadikan pedoman dalam pembangunan kekuatan udara nasional.

Jika diawal disebutkan bahwa buku ini merujuk kepada generasi ketiga teori airpower, maka generasi pertama dan kedua yang diungkap di dalam buku adalah sebagai berikut.

Dijelaskan Fadjar, generasi pertama teori airpower lebih menekankan kepada aspek taktis pertempuran di dan dari udara. Seperti operasi pemboman dari udara. Jenderal Giulio Douhet menggagas pentingnya airpower dalam strategic bombing untuk mempercepat kemenangan.

Mayjen Billy Mitchell kemudian mengusulkan agar angkatan udara dapat menjadi angkatan yang mandiri. Sementata Marsekal Sir John Slessor dari Inggris, mulai mengenalkan strategi air interdiction untuk memenangkan perang.

Termasuk Mayor Alexander de-Seversky yang menegaskan bahwa penerbangan militer asing akan menjadi sumber ancaman utama, sehingga negara harus membangun airpower yang superior untuk menangkalnya.

Pada generasi kedua, teori airpower lebih bersifat operasional untuk memenangkan perang secara cepat dan efisien dengan menggunakan kekuatan udara.

Kolonel John R. Boyd, kreator teori OODA Loop, menegaskan bahwa kecepatan dalam siklus pengambilan
keputusan diperlukan agar dapat merespon dinamika pertempuran dengan cepat dan tepat.

Kemudian Kolonel John Warden mengenalkan Five Warden Rings. Sebuah konsep yang mengidentifikasi
elemen penting suatu negara, sebagai sasaran utama serangan militer untuk memenangkan perang.

Letjen David Deptula, kreator doktrin Effect-Based Operation, menegaskan bahwa airpower dibangun untuk
menciptakan hasil, bukan sekadar memperbesar kekuatan. Konsekuensinya, harus ada keterkaitan antara strategi dan postur airpower yang dibangun.

Meski fokus pada generasi ketiga, Fadjar mengakui bahwa Plan Bobcat juga dibangun berdasarkan teori airpower yang evolutif dari generasi pertama dan kedua.

Dalam tatatan empirik, Plan Bobcat juga mengambil hikmah dari doktrin airpower Amerika Serikat, Australia, Rusia, China dan India. KSAU berharap buku Plan Bobcat menjadi opsi strategis TNI AU dalam merespon potensi ancaman udara di masa kini dan yang akan datang.

KSAU menyampaikan bahwa model transformasi Plan Bobcat diarahkan menjadi landasan konseptual tentang peran TNI AU dimasa perang dan damai. Termasuk perannya dalam konteks pertahanan, ekonomi, dan kehidupan sosial Indonesia, dalam membangun postur TNI AU di masa depan.

“Model transformasi Plan Bobcat berfokus pada tiga pilar, yaitu perubahan pada sisi Organisasi termasuk sumber daya manusia, Teknologi yang diusung serta kesiapan Operasi,” ujar KSAU.

Ide pembuatan buku ini diawali sekitar tujuh bulan lalu. Pada akhir Maret 2021, TNI AU menyelenggarakan seminar airpower yang mengangkat tema “Transformasi Air Power Guna Mewujudkan TNI AU Menjadi Angkatan Udara Yang Disegani di Kawasan”.

Pada saat itu, Fadjar menyaksikan sebuah pertempuran ide yang konstruktif di antara narasumber, peserta seminar, dan penanggap.

“Berawal dari itulah, saya berkeinginan mengambil sedikit lesson learned hasil seminar yang saya padukan dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi selama bertugas di TNI AU, untuk kemudian saya tuangkan dalam tulisan sederhana pada buku Plan Bobcat,” beber Fadjar membuka latar belakang penulisan buku ini.

Landasan filosofis postur airpower yang harus dibangun TNI AU, dikembangkan melalui studi komparatif beberapa negara maju.

Karena angkatan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia, memiliki kesamaan dalam merumuskan peran inti kekuatan udara ke dalam empat hal, yaitu: Pengendalian Udara, Penyerangan dari Udara, Pengintaian dan pengamatan udara, serta Mobilitas udara.

Transformasi airpower  memiliki arah yang sama dengan visi pembangunan negara, sekaligus dengan Kebijakan Pertahanan Republik Indonesia.

Pada Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2020-2024, ditegaskan bahwa: “… pembangunan wilayah pertahanan di udara dalam rangka melindungi wilayah udara nasional termasuk (menetapkan) Zona Identifikasi Pertahanan Udara dan membangun) Sistem Identifikasi Pertahanan Udara Indonesia (dilakukan) dengan peningkatan kekuatan udara…”

Mengacu Perpres Nomor 8/2021 tersebut, kebutuhan akan penyusunan konsep airpower guna mengakselerasi peningkatan kekuatan udara, menjadi semakin tinggi.

Sehingga dimulailah proses awal perumusan konsep Plan Bobcat, yang disusun dengan mengacu dinamika geopolitik dan mengikuti perkembangan teknologi kedirgantaraan di dunia.

Dalam sambutannya, KSAU turut menyinggung perkembangan dunia baik di lingkup regional maupun global yang mempengaruhi penulisan buku ini.

Di regional, menjadi perhatian adalah sengketa klaim wilayah secara sepihak di Laut China Selatan dan pergerakan militer Tiongkok. Isu terbaru, AS dan sekutunya Australia dan Inggris, mencetuskan pembentukan AUKUS pada September lalu.

Pakta keamanan trilateral ini, menurut Fadjar, dapat meningkatkan ketegangan militer dan bahkan mendorong perlombaan senjata nuklir di kawasan.

Di luar perkembangan geopolitik, kemajuan teknologi militer dan perubahan taktik pertempuran pun tak luput dari perhatiannya.

Kecanggihan teknologi sensor, kemampuan perang elektronika serta penggunaan pesawat nirawak dan senjata presisi, yang dipadukan dalam sistem jaringan tempur terintegrasi dan artificial intelligence.

Foto bersama KSAU dengan moderator, dan tiga penanggap yaitu Marsda TNI Syamsul Rizal, Kusnanto Anggoro dan Curie Maharani. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Semua hal tersebut menjadi game changer di era pertempuran modern,” katanya. Penggabungan seluruh kemampuan tempur dalam satu jaringan Network Centric Warfare, adalah bentuk ekosistem militer yang sangat kompleks.

Diakhir sambutanya, KSAU menyampaikan bahwa transformasi airpower TNI AU dapat dirumuskan menjadi dua aspek: Inovasi di bidang organisasi dan akuisisi teknologi persenjataan modern.

Keduanya dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesiapan operasi TNI AU sebagai aset strategis nasional yang efektif.

“Saya mengharapkan para pecinta airpower di tanah air berkenan membaca buku Plan Bobcat, sehingga dapat menggali lebih dalam konsep transformasi airpower yang saya sampaikan,” ungkap KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Untuk menyempurnakan buku, Marsekal Fadjar mendapat banyak masukan dan saran dari berbagai pihak. Baik internal TNI AU maupun pengamat airpower dalam negeri.

“Plan Bobcat Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan” setebal sekitar 260 halaman ini, diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply