MYLESAT.COM – Di tengah restrukturisasi flag carrier Garuda Indonesia, Presiden Joko Widodo melakukan lawatan ke luar negeri menggunakan pesawat Boeing 777-300ER PK-GIG milik Garuda. Tiga negara akan dikunjungi yaitu Italia, Inggris, dan Uni Emirat Arab.
Untuk penerbangan spesial ini, pada badan pesawat yang menggunakan livery khusus ini ditambahkan tulisan besar Republik Indonesia. Tulisan ini diapit lambang Burung Garuda dan Bendera Merah Putih.
Jika lebih teliti lagi, di kedua sisi bawah pintu depan juga ditempelkan lambang Sekretariat Negara dan tulisan Garuda Indonesia.
Pesawat Boeing B777-300ER PK-GIG yang berbadan lebar ini, lepas landas menuju Roma dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pada Jumat (29/10/2021).
Pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) didefinisikan sebagai pesawat yang memiliki diameter fuselage antara lima sampai enam meter. Karena ukurannya gambot, pesawat ini didesain dengan lorong ganda.
Di kelas ekonomi, tata letak bangku penumpang bisa dibuat menjadi tujuh sampai 10 deret. Sementara di pesawat yang lebih kecil dan disebut narrow body, hanya memiliki diameter tiga sampai empat meter. Hanya satu lorong dan penataan kursi antara empat sampai enam sederet.
Soal kapasitas angkut penumpang, wide body seperti B777 (Triple Seven) atau Airbus A380 mampu membawa antara 300 sampai 600 penumpang dalam satu penerbangan.
Jika Anda masih ingat, kening dunia dibuat berkerut sebelum A380 diluncurkan dengan kapasitas maksimal 800 penumpang. Orang-orang penerbangan bergosip, bagaimana ya proses naik dan turun penumpang dengan jumlah massif seperti itu. Berapa lama kah?
Pesawat wide body lazim digunakan dalam penerbangan jarak jauh lintas benua, yang mensyaratkan pesawat mampu terbang nonstop hingga 15 jam. Garuda sendiri mengoperasikan B777-300ER untuk penerbangan langsung Jakarta-Amsterdam yang ditempuh selama 14 jam.

Presiden Jokowi berpamitan sebelum meninggalkan tanah air menggunakan B777-300ER Garuda Indonesia. Foto: Agus Suparto
Jika melihat spesifikasinya, -300ER merupakan versi terkuat di keluarga B777. ER atau Extended Range, mengindikasikan bahwa pesawat memiliki kemampuan terbang jarak jauh. Atau jangkauannya diperjauh. B777-300ER mampu terbang sejauh 7.930 Nm atau setara 14.690 km. Sebagai perbandingan, jarak Jakarta ke London berkisar 11.711 km.
Untuk urusan jangkauan terbang, -300ER hanya mampu disaingi oleh B777-200LR (Long Range) dengan angka 9.380 nmi (17.370 km) LR. Keduanya menggunakan mesin yang sama yaitu General Electric GE90 turbofan.
Mesin yang mengadopsi desain high-bypass turbofan (karena itu berukuran besar) ini menghasilkan thrust ratings antara 81.000 hingga 115.000 lbf (360 to 510 kN).
GE90 pertama kali digunakan British Airways pada November 1995. Seri ini adalah satu dari tiga opsi mesin untuk B777-200, -200ER, and -300 version, dan digunakan secara eksklusif oleh -200LR, -300ER, dan 777F.
Mesin ini berukuran sangat besar hingga dikalahkan oleh penerusnya GE9X pada Januari 2020. GE9X memiliki kipas lebih lebar 6 inci (15 cm). Namun demikian, GE90 tetap lebih powerful dari penerusnya.
Maskapai KLM yang menggunakan Triple Seven sejak 2008 mengatakan, pesawat ini dapat berakselerasi dari kecepatan 0 ke 96 km/ jam hanya dalam waktu enam detik. Itu karena mesin twin-jet yang digunakan setara dengan 175.000 hp (daya kuda).
Dikutip di situs KLM, dikatakan bahwa itulah sebabnya mesin ini tercatat sebagai mesin jet terkuat di Guinness Book of Records.
Namun untuk panjang pesawat, -200 yang memiliki panjang 209 kaki (63,7 meter) harus mengalah dari adiknya -300ER yang memiliki panjang 242 kaki (73,9 meter).
Untuk diketahui, panjang B777-300ER ini ternyata sebanding dengan Gedung Sarinah di Jakarta yang memiliki tinggi 74 meter.
Triple Seven mulai terbang pada 1995 dengan operator pertama United Airlines yang membeli 777-200. Seri kedua B777-200ER, masuk layanan dua tahun kemudian dengan pengguna British Airways.
Seri ketiga B777-300 yang berbadan lebar, dibuat pertama kali tahun 1998 untuk Cathay Pacific Airways. Seri -300 dapat membawa 550 penumpang, karena pesawat ini ditujukan untuk menggantikan B747-100 dan -200.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pemilihan pesawat Garuda telah dipertimbangkan secara matang. Seperti soal efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan protokol kesehatan.
Khusus menyangkut protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19, B777-300ER adalah pilihan bijak. Tidak dapat dibayangkan jika menggunakan B737-800 BBJ yang hanya mampu nonstop sembilan jam. Padahal jarak dari Jakarta ke Roma adalah 10.800 kilometer, di luar kemampuan BBJ.
Oke lah soal jarak bisa dikesampingkan dengan refuel di Dubai. Namun dalam situasi pandemi, apa jadinya jika rombongan presiden harus melewati protokol kesehatan di negara bersangkutan. Selain berisiko, juga akan memakan waktu yang tidak sebentar.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam bisa dilakukan langsung tanpa transit. Bila kami menggunakan pesawat kepresidenan BBJ, harus transit. Ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” ucap Heru kepada media.
Sementara Menteri BUMN Erick Thohir menilai dipilihnya Garuda membuktikan kualitas protokol kesehatan yang baik.
“Sebuah kehormatan bagi Garuda yang menjadi moda transportasi udara pertama yang digunakan Presiden dalam lawatan luar negeri pertamanya di masa pandemi. Apresiasi untuk seluruh awak Garuda,” ujar Erick.
Garuda sendiri mengoperasikan lima B777-300ER untuk penerbangan haji sejak 2017. Pesawat ini diterima pada 2013.
Karena tidak menggunakan pesawat BBJ, semua kru yang mengoperasikan pesawat berasal dari maskapai Garuda Indonesia.
Namun demikian, menurut informasi yang mylesat.com peroleh, TNI AU tetap menyertakan personelnya dalam penerbangan ini. Satu orang bertugas sebagai FSO (Flight Security Officer) dan dua lagi Flight Attendance dari Skadron Udara 17.
FSO adalah perwira khusus yang bertanggung jawab menyangkut keamanan penerbangan. Untuk menjadi FSO, seorang perwira harus melewati Kursus Perwira Flight Security Officer (Suspa FSO) yang diadakan secara berkala di Skadron Pendidikan 502 Wing Pendidikan Umum TNI AU.
FSO dijabat oleh seorang perwira TNI AU dari korps penerbang atau navigator dengan pangkat perwira menengah.