MYLESAT.COM – Sayang dilewatkan. Apalagi untuk sebuah lembaga pendidikan yang mencetak tenaga ahli di bidang penerbangan. Kira-kira begitulah KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyikapinya saat melaksanakan kunjungan kerja di Lanud Husein Sastranegara, Selasa (30/11/2021).
Baca Juga:
Halim Akan Ditutup, TNI AU Siap Pindahkan 4 Skadron ke Lanud Husein Sastranegara dan Bandara Soetta
Usai meninjau kesiapan Mess Sesa (Sekolah Bahasa) sebagai salah satu fasilitas yang disiapkan untuk menampung personel squadron move dari Lanud Halim Perdanakusuma ke Lanud Husein Sastranegara dalam waktu dekat, KSAU tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertandang ke Universitas Nurtanio (Unnur).

KSAU didampingi Rektor Universitas Nurtanio Marsma (Pur) DR. Sukmo Gunardi. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Kebetulan sekali, Mess Sesa berada di satu lokasi dengan Unnur. Keduanya menggunakan pintu gerbang yang sama untuk masuk. Mess Sesa berada di sisi kiri setelah kita melewati gerbang Unnur, menghadap ke arah patung Nurtanio Pringgoadisuryo.
Apalagi saat tiba di Mess Sesa, turut menyambut Rektor Universitas Nurtanio Marsma (Pur) DR. Sukmo Gunardi, M.Si. “Beliau senior saya, mana mungkin saya tidak mampir,” ujar KSAU memberi hormat.
Universitas Nurtanio adalah salah satu Perguruan Tinggi (PT) di bawah naungan Yayasan TNI AU (Yasau) Adi Upaya. Unnur menyandang Akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).
Saat ini Unnur memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer & Informatika, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta satu program Magister Ilmu Administrasi Publik.
Didampingi Rektor Unnur, Marsekal Fadjar sempat berkeliling melihat fasilitas dan bangunan kampus. Tiba di Rektorat Unnur, KSAU menemui sejumlah karyawan yang di ruang administrasi.
KSAU menyapa para karyawan dengan ramah dan menyampaikan harapannya kepada Universitas Nurtanio.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyapa segenap staf Universitas Nurtanio saat melihat Gedung Rektorat. Foto: beny adrian/ mylesat.com
KSAU menyadari bahwa sebuah angkatan udara tidak akan bisa lepas dari kemajuan teknologi kedirgantaraan itu sendiri. Sebagai user dari sebuah produk teknologi maju, sebuah angkatan udara dituntut tidak hanya sebagai operator tapi juga creator.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, lembaga penelitian memainkan peran yang sangat penting. Sebutlah Air Force Research Laboratory (AFRL) di Wright-Patterson Air Force Base di Dayton, Ohio. Lembaga ini telah melakukan begitu banyak riset dan eksperimen bersama NASA.
Di antaranya terlibat dalam proyek pesawat eksperimen X-37, X-40, X-53, HTV-3X, YAL-1A, Advanced Tactical Laser, dan Tactical Satellite Program.
Begitu juga dengan DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) yang sangat terhormat. Badan ini bertanggung jawab dalam hal riset dan pengembangan teknologi di bawah Departemen Pertahanan AS.
Tentu lembaga seperti ini niscaya eksis tanpa didukung tenaga ahli terbaik. Itu sebabnya, KSAU berharap kepada Unnur untuk bisa memainkan perannya dalam memenuhi kebutuhan SDM (sumber daya manusia) TNI AU di bidang kedirgantaraan.
“Besar harpaan saya untuk Unnur dapat mendukung tugas TNI AU khususnya menyiapkan SDM, kita membuka lebih luas kesempatan untuk menyerap hasil didik yang salah satunya dari Unnur. Tuntutan semakin tinggi khususnya yang sarat teknologi, saya minta tolong bapak dan ibu bisa membantu menyiapkannya,” tutur Marsekal Fadjar.

Pesawat NC212-200 PK-ICE di hanggar Universitas Nurtanio. Foto: beny adrian/ mylesat.com
KSAU kemudian meninjau fasilitas yang dimiliki Fakultas Teknik. Di antaranya hanggar hanggar kecil tempat menyimpan pesawat untuk praktik mahasiswa Unnur. Di hanggar ini terlihat sebuah pesawat NC-212-200 PK-ICE dan pesawat latih SIAI-Marchetti SF.260.
Pesawat latih dua tempat duduk side by side ini pernah memperkuat armada TNI AU pada tahun 2002. TNI AU menerima 19 pesawat dari Angkatan Udara Singapura sebagai hibah. Pesawat ini banyak digunakan untuk menambah jam terbang penerbang TNI AU.
Pengiriman pesawat ke Indonesia dilakukan secara feri dari Singapura. Ferry flight dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Umar Sugeng.
Menurut Rektor Universitas Nurtanio Marsma (Pur) DR. Sukmo Gunardi, pesawat SIAI-Marchetti SF.260 masih bisa digunakan untuk engine run test setelah dioprek mahasiswa.

KSAU memperhatikan pesawat pesawat tempur MiG-19 dari era Uni Soviet. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Dari hanggar Unnur, KSAU diajak meninjau Engine Turbine Shop. Di dalam ruangan yang berukuran sekitar 4 x 8 meter ini, digelar beberapa mesin pesawat yang pernah digunakan TNI AU.
Seperti mesin Tumansky RD-9B pesawat MiG-19 Farmer, mesin Rolls-Royce Spey Mk 555-15 milik Fokker F28, mesin J 33-A-35 pesawat T-33 T-Bird, dan mesin JT8D-9 pesawat B737. “Saya terbang F28 dan B737,” celetuk KSAU sambil melongok mesin F28.
“Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi bapak dan ibu dalam mengembangkan pendidikan khususnya pendidikan di bawah naungan TNI AU, dimana saya sendiri selaku pembina,” ungkap KSAU memberikan apresiasi.