Kisah Peltu Sukristiono Widodo, Anggota Dispenau Ini Seorang Diri Siapkan Live Streaming JAT dari Singapura

0

MYLESAT.COM – Ribuan orang khususnya warga Indonesia, menonton langsung manuver hebat Jupiter Aerobatic Team (JAT) saat tampil di Singapore Air Show (SAS) 2022 dari 15-18 Februari 2022. Dinas Penerangan (Dispenau) TNI AU pun menyiapkan sejumlah kanal untuk live streaming. Namun tahukah anda, siapakah the man behind success tayangan langsung tersebut?

Kisah Peltu Sukristiono Widodo Seorang Diri Siapkan Live Streaming JAT dari Singapura

Mari mundur sejenak.

Rabu siang, 9 Februari 2022, perintah turun ke Dispenau untuk melakukan peliputan SAS 2022. Seperti biasanya, perintah ini menegaskan tugas meliput yang harus dilakukan anggota Dispenau untuk dipublikasikan. Yaitu pemberitaan yang didukung foto dan video. Hal yang sudah biasa mereka lakukan.

Perintah ini diberikan kepada Kasubdisdokprod Dispenau Letkol Sus Ayi Supriyadi dan anggotanya Peltu Sukristiono Widodo. Hingga Rabu malam, keduanya sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk dibawa. Pembagian tugas dibuat.

Peltu Sukristiono Widodo bersama wartawan Singapura di di Singapore Air Show 2022. Foto: dok. pribadi

Letkol Ayi akan meliput di Lanud Hang Nadim, Batam. Sedangkan Peltu Sukristiono langsung dari Changi Exhibition Centre di Singapura. Keesokan harinya, keduanya berangkat ke Bandung untuk siap diberangkatkan bersama ground crew JAT ke Batam pada Jumat pagi menggunakan pesawat C-130 Hercules.

Hercules mendarat di Batam, tak lama kemudian tim kecil lainnya diterbangkan ke Singapura menggunakan pesawat CN295. Termasuk di antaranya Peltu Sukristiono.

Sebelum berangkat ke Singapura dari Batam, sebuah perintah baru diterima Sukristiono dan cukup mengagetkannya. Saat keberangkatan dari Jakarta ia hanya diminta untuk meliput SAS. Sukristiono yang sudah berpengalaman meliput JAT, tidak ragu untuk melakukannya sendiri. Namun perintah susulan ini yang membuatnya galau.

“Saya diminta membuat live streaming dari Singapura, dadakan,” katanya tertawa. Bisa anda bayangkan harus menyiapkan segala sesuatunya dan melaporkan secara langsung dari lapangan sebuah event internasional, seorang diri!

Namun perintah harus dilaksanakan.

Pun tidak mudah bepergian ke luar negeri di saat pandemi belum usai. Setibanya di Singapura, semua tim  harus menjalani pemeriksaan kesehatan. PCR test dan Swab test adalah mandatory, harus dijalani untuk memastikan kesehatan.

“Sejak itu, setiap hari kita harus swab. Menjelang hari H saya ke Medical Centre di Orchard untuk swab yang disiapkan panitia,” ujar Peltu Sukristiono membuka obrolan dengan mylesat.com sekembalinya di Jakarta.

Sukris atau Kris, panggilan akrabnya, dilantik menjadi bintara TNI AU pada 1994. Laki-laki murah senyum ini lahir di Magetan, Jawa Timur pada 20 Juli 1973.

Letkol Ayi Supriyadi dan Serda Dwi Hardiansah saat menyiapkan live streaming dari Lanud Hang Nadim di Batam. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Hari latihan pertama dan kedua di Singapura dimanfaatkannya untuk orientasi medan. Dia harus tahu berhubungan dengan siapa dan harus meminta kepada siapa. Seperti diketahui, negara Singapura terkenal dengan aturan yang ketat tanpa pandang bulu. Rules is a rules.

Singapore Air Show 2022 pun dibuka. Publik di tanah air menantikan siaran langsung dari Changi. Sukris mengaku grogi, karena hasil liputannya akan disaksikan masyarakat di tanah air. Namun ia ikhlas, pasrah dan hanya bertekad untuk melakukan yang terbaik.

Paket data internet sudah dikantongi, sumber daya listrik untuk kamera juga sudah ok dari panitia, Experia, meski tidak mudah untuk mendapatkannya. “Saya diingatkan untuk tidak kemana-mana, ketat sekali, ambil gambar tidak boleh sembarangan, wawancara tidak boleh, ada pengawas yang memonitor bahwa ini dan itu tidak boleh,” katanya.

Hari pertama dan kedua sedikit mengecewakannya. Cuaca tidak bersih sehingga menyulitkannya mengarahkan kamera karena pandangan tertutup awan. Maklum, ia tidak punya spotter. “Saya harus mencari-cari dimana posisi JAT dan datang dari arah mana,” ucapnya. Hujan ringan mengguyur lokasi pameran sehingga harus disiasati agar tidak membasahi kamera.

“Saya pegang kamera sambil terus mencari posisi pesawat di mana. Saya juga harus mepet cari tempat kamera agar tidak kehujanan, padahal tempatnya sempit,” ucapnya lagi. Kris bersyukur karena cuaca begitu bersih pada hari terakhir pertunjukkan.

Meski harus bekerja keras dan memutar otak, Kris tetap bersyukur karena masih diberi kepercayaan pimpinannya untuk meliput Jupiter Aerobatic Team di Singapore Air Show.

“Motivasi saya bekerja hanya ikhlas untuk TNI AU sesuai bidang saya di Penerangan. Saya juga tidak tahu ditunjuk ke SAS karena sudah pindah ke Mabesau. Jadi saya bersyukur saja dan berterima kasih bisa beberapa kali ke luar negeri,” tutur anak PNS yang berdinas di Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun ini.

Meliput JAT memang bukan hal baru bagi Sukristiono. Sebelum pindah ke Dispenau, ia adalah anggota Penerangan Lanud Adi Sutjipto tempat markasnya JAT di Skadron Pendidikan 102. “Saya mulai ikut JAT sejak 2010 dari zaman Pak Hadiyan sebagai Danlanud,” katanya buka kenangan.

Pada suatu hari, ungkapnya, datanglah Komandan Kodiklatau ke Yogyakarta. Kunjungan inilah yang menandai terbentuknya JAT yang diawali dengan empat pesawat KT-1B Wong Bee. Awalnya diminta mencoba formasi empat pesawat dan kemudian enam pesawat. Berhasil.

Formasi enam pesawat itu dilatihkan karena akan ditampilkan untuk pertama kali pada HUT TNI AU ke-65 tahun 2011. JAT akan kembali tampil setelah hampir 11 tahun absen di depan publik.

Untuk memastikan formasi yang dibawakan sudah ciamik, Marsma Hadiyan melihat langsung prses latihan di Pantai Parang Tritis. “Saya sering diajak Pak Hadiyan naik heli ke Parang Tritis dan ambil video untuk bahan paparan. Hampir setiap hari sampai menjelang April 2011,” kata Kris.

Akhirnya, JAT tampil di Lanud Halim Perdanakusuma. Enam pesawat KT-1B Wong Bee menari-nari diiringi lagu Just The Way You Are dari Bruno Mars. Enam pesawat diterbangkan oleh Letkol Pnb Ramot Sinaga (Jupiter-1), Jupiter 2 oleh Mayor Pnb Feri Yunaldi, Jupiter 3 oleh Kapten Pnb Anton Pallaguna, Jupiter 4 oleh Mayor Pnb Onesmus Gde Rai Aryadi, Jupiter 5 oleh Mayor Pnb Budi Susilo, dan Jupiter 6 oleh Mayor Pnb James Y. Singal.

Peltu Sukristiono Widodo bersama anak-anak saat meliput PON XX 2021 di Papua. Foto: dok. pribadi

Sejak keberhasilan tampil di Lanud Halim, JAT mulai melanglangbuana ke penjuru negeri. Undangan demi undangan berdatangan, meminta JAT tampil untuk memeriahkan event nasional di daerah.

Bersama road show JAT itu pula, nama Sukristiono tidak pernah lepas dari daftar manifest pendukung. Sampai ke luar negeri, ia tetap menjadi bagian dari tim inti. Mulai dari Thailand, Singapura, Brunei, dan Malaysia. “Terakhir saya ikut Singapore Air Show 2018,” urai Kris yang kemudian pindah ke Dispen Mabesau.

“Saya hanya bisa berterima kasih kepada TNI AU, karena JAT saya bisa kemana-mana, saya hanya kerja ikhlas saja. Saya tidak tahu akan sampai sebesar ini dan bekerja seperti ini,” ungkap Peltu Sukristiono Widodo.

“Karena pengalaman dan jam terbangnya itulah, Kris yang dipilih untuk melaksanakan tugas di Singapura,” celetuk Letkol Sus Ayi Supriyadi.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply