High Risk: Seluruh Penerbangan Diminta Menghindari Airspace Ukraina!

0

MYLESAT.COM – Seperti saat Amerika Serikat dan sekutunya melancarkan Operasi Badai Gurun tahun 1991, ruang udara Ukraina menjadi tempat paling sepi sejak Rusia melancarkan serangan terhadap negara tetangganya itu. Tahun 1991, airspace kawasan Teluk juga menjadi lengang.

Imej dari adsbexchange.com ini menunjukkan wilayah udara kosong melompong di atas Ukraina dan perbatasannya dengan Rusia. Sementara di sekitar terlihat kepadatan airspace.

Wilayah udara di atas Ukraina dan perbatasannya dengan Rusia, menurut situs pelacakan penerbangan (flight tracking), terlihat jomplang dengan lalu lintas udara yang sangat padat di sekitarnya. Diduga kepadatan terjadi untuk menghindari wilayah Ukraina saat malam tiba pada Kamis waktu setempat.

Imej menunjukkan tidak ada pesawat di atas Ukraina, meskipun situs open-source tidak dapat menampilkan data pelacakan dari pesawat yang beroperasi di daerah tersebut dengan lokasi penyiaran (broadcasting) yang sengaja dimatikan.

Penerbangan sipil di atas Ukraina serta Moldova ke selatan dan sebagian Rusia, saat ini dibatasi. Notam menyebutkan: “Ruang udara Ukraina ditutup untuk penerbangan sipil karena invasi militer oleh Federasi Rusia.”

Sementara Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) memperingatkan pada hari yang sama: “Kehadiran dan kemungkinan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko TINGGI untuk penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan (The presence and possible use of a wide range of ground and airborne warfare systems poses a HIGH risk for civil flights operating at all altitudes and flight levels).

Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) menerbitkan pemberitahuan: “Sekarang mencakup seluruh negara Ukraina, seluruh negara Belarus dan sebagian barat Rusia.”

Memang sangat berisiko bagi sebuah maskapai untuk memaksakan terbang, mendekati apalagi memasuki ruang udara yang di atas zona konflik. Cnn.com mengilustrasikan dengan jatuhnya Malaysia Airlines MH17 tahun 2014 di atas Ukraina timur oleh rudal dan menewaskan 298 orang.

Para pemimpin negara Barat mengutuk keras aksi ini dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas malapetaka kemanusiaan ini.

Sebelummnya pada awal Februari, Presiden Putin menuduh Barat sengaja membuat skenario yang dirancang untuk menjerumuskannya ke dalam perang. Dia menyebut AS dan para sekutu telah mengabaikan keamanan Rusia atas Ukraina.

Putin juga melontarkan desakan kepada Barat untuk menjamin bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, militer Ukraina dilucuti, dan Ukraina menjadi negara netral.

Pada 2014, wilayah Donetsk dan Luhansk dikuasai kubu separatis pro-Rusia. Baru-baru ini Presiden Putin mengeluarkan dekrit berisi pengakuan terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka.

Rusia membuat tonggak sejarah ketika mengultimatum NATO dan menuntut agar tiga permintaan dipenuhi, dimana salah satunya berbunyi bahwa Rusia ingin ada jaminan hukum bahwa NATO tidak akan menerima keanggotaan lagi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa menurut catatan awal, setidaknya 137 tentara Ukraina tewas dalam serangan kilat menggunakan rudal dan artileri jarak jauh Rusia pada Kamis pagi. Sementara 316 prajurit lainnya terluka.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply