Kecewa dengan AS, Uni Emirat Arab Siap Boyong 36 Pesawat Latih Supersonik Hongdu L-15 Falcon dari China

0

MYLESAT.COM – Uni Emirat Arab mengumumkan bahwa mereka berencana untuk membeli jet latih supersonik Hongdu L-15 Falcon dari China. Pejabat kementerian pertahanan UEA mengonfirmasi bahwa letter of intent telah diajukan ke China National Aero-Technological Import & Export Corporation (CATIC).

Dalam surat pengajuan itu, UEA menyebutkan rencana akuisisi 12 pesawat L-15, dengan niat lebih lanjut membeli 36 di kemudian hari.

Pengumuman yang cukup mengejutkan publik ini dibuat pada 23 Februari 2022, saat berlangsungnya pameran UMEX/SIMTEX gabungan sistem tak berawak dan simulasi di Abu Dhabi.

Keputusan ini merupakan diversifikasi lebih lanjut oleh UEA dalam sumber alat pertahanannya, yang sampai sekarang hampir secara eksklusif berasal dari Barat.

Pilihan China sangat menyentuh, terutama menyentil Amerika Serikat. Pada Desember lalu, UEA menarik Letter of Acceptance akuisisi pesawat tempur canggih Lockheed Martin F-35A Lightning II JSF dan UAV General Atomics MQ-9B SkyGuardian, yang dengan sengaja ditahan di Washington.

AS menunjukkan kekhawatirannya atas hubungan yang berkembang antara Emirate dan Beijing, terutama setelah pemasangan jaringan 5G oleh Huawei. Pembatalan kontrak itu merupakan syarat dari penjualan F-35 dan MQ-9B, yang tidak diindahi oleh UEA.

Ini bukan pertama kalinya UEA beralih ke China, tetapi keadaan khusus berlaku.

Pada 2017, UAV Wing Loong dibeli dari CATIC pada saat AS tidak mengekspor UAV bersenjata ke UEA. Saat itu UEA mempertimbangkan pembelian sistem senjata ini sebagai aset penting untuk operasi yang sedang berlangsung di Yaman.

Jika akuisisi L-15 membuahkan hasil, akan menandakan akhir dari kisah lama dalam menyediakan pesawat latih canggih terbaru untuk Angkatan Udara UEA.

Pada 2009, Uni Emirat Arab mengumumkan bahwa mereka telah memilih Aermacchi (sekarang Leonardo) M-346, untuk menjawab kebutuhan 24 pesawat latih lanjut dan jumlah yang sama untuk pesawat latih/ serang ringan.

Tahun berikutnya, persyaratan telah dikurangi menjadi 20 dari setiap varian, tetapi kesepakatan itu kandas.

Berikutnya, UEA dikaitkan dengan sejumlah jenis pesawat latih terutama KAI T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan Namun UEA tetap mengoperasikan BAE Hawk hingga baru-baru ini ditarik. T-50 yang sudah dioperasikan TNI AU, sepertinya akan difungsikan sepenuhnya sebagai pesawat LIFT (lead-in fighter trainer) seiring pengadaan sejumlah pesawat tempur (Rafale dan F-15EX) dalam jangka waktu panjang.

Sementara itu pesawat latih turboprop Pilatus PC-21 memenuhi persyaratan untuk latih lanjut. Jika PC-21 dikirim, maka L-15 akan memainkan dua peran sekaligus. Yaitu sebagai pesawat latih jet dan kemampuan latih tempur terdepan (LIFT).

Pesawat jet latih L-15 dikembangkan Hongdu (sebelumnya Nanchang) dengan bantuan dari biro desain Yakovlev. Pesawat ini sangat mirip dengan Yak-130 yang juga melahirkan M-346.

Pesawat ini dapat membawa berbagai senjata dan tanki cadangan (drop tank) di empat gantungan bawah sayap, pod senjata PC-2AI di tengah, dan PL-5E atau rudal udara ke udara serupa di rel peluncur ujung sayap.

Tenaga dalam versi awal berasal dari sepasang mesin turbofan Ukraina Ivchenko-Progress AI-222K-25 atau afterburning AI-222K-5F. Namun mesin buatan China yang dikembangkan Guizhou, juga telah diuji.

Pesawat ini menawarkan fitur seperti sistem pelatihan tertanam, kokpit tiga layar, dan radar multi-mode. Pada 2017, Hongdu meluncurkan versi serang yang dikenal sebagai L-15B.

Produksi pesawat sejauh ini dalam skala kecil saja untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dinamakan JL-10. Pesawat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut China.

CATIC telah memasarkan tipe ini selama beberapa tahun dan menampilkannya di Dubai Airshow 2021. Sampai saat ini, satu-satunya pembeli yang dikonfirmasi adalah Zambia, yang memesan enam unit pada tahun 2012. Pesawat dikirim dalam konfigurasi L-15 ATF (attack/fighter/trainer) dan dinamakan L-15Z.

Pesawat pertama tiba di negara Afrika itu pada tahun 2016. Dilaporkan bahwa Angkatan Udara Ethiopia juga memesan L15 untuk menggantikan armada MiG-23 yang dibeli tahun 1990.

Bagaimana konstelasi politik pertahanan di kawasan Teluk dengan kedatangan Hongdu L-15 Falcon dari China?

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply