MYLESAT.COM – Investigasi Australian Transport Safety Bureau (ATSB) telah menyimpulkan bahwa Cessna R172K jatuh, menewaskan dua orang di dalamnya dikarenakan pilot mencoba berbelok terlalu lambat pada sudut yang relatif tinggi (pilot attempted a turn too slowly and at a comparatively high angle).
Pilot yang berusia 31 tahun dan penumpangnya (18), sedang melakukan inspeksi saluran listrik di dekat Canberra ketika pesawat, Cessna R172K VH-DLA masuk spin pada hari naas 13 April 2021.
Operator Oberon Air kemudian memperbarui prosedur penerbangan ketinggian rendah (low-level flying procedures) untuk membantu mencegah kecelakaan serupa terjadi lagi.
Direktur Keselamatan Transportasi ATSB, Stuart Macleod, mengatakan bahwa penyelidikan memperkuat pilot betapa pentingnya mengelola airspeed dan sudut kemiringan (bank angle) untuk mencegah stalling.
“Ini sangat penting ketika beroperasi di dekat permukaan tanah, seperti melakukan pekerjaan di udara pada ketinggian rendah serta saat lepas landas dan mendarat, karena recovery mungkin tidak bisa dilakukan,” katanya.
MacLeod mencatat bahwa buku pegangan pengoperasian pilot untuk sebagian besar pesawat ringan, termasuk Cessna R172K yang celaka, memberikan pedoman kecepatan stall untuk menghindari wings-stall level. Namun pilot harus menyadari bahwa kecepatan stall akan meningkat saat berbelok.
“Dalam belokan, komponen vertical lift berkurang, sehingga pilot harus menarik kembali control yoke untuk menjaga ketinggian,” katanya.
“Ini meningkatkan angle of attack sayap, dan jika angle of attack mencapai sudut kritis, kehilangan daya angkat dan peningkatan drag terjadi maka sayap akan stall secara aerodinamis (aerodynamically stall),” tambahnya.
Insiden membawa maut ini terjadi di utara Kota Sutton, NSW, ketika pesawat terbang sekitar tiga jam untuk memeriksa saluran listrik yang berdekatan dengan Tallagandra Lane.
Saksi mata melihat pesawat pada ketinggian rendah di atas pepohonan sebelum berbelok ke kiri yang terus menurun tajam sebelum menabrak tanah.
ATSB kemudian menjelaskan secara teksni bahwa pesawat memasuki putaran (spin) pada ketinggian yang terlalu rendah untuk pemulihan (recovery) dan akhirnya hancur.
Setelah kecelakaan itu, Oberon Air mengubah bagian pelatihan dan pemeriksaan dari manual operasi untuk memasukkan manajemen ancaman serta kesalahan dan modul pelatihan kesadaran situasional untuk operasi survei saluran listrik pada low level.
Oberon juga berencana memodifikasi pesawatnya dengan menyertakan indikator angle of attack dan g-meter dengan kemampuan merekam dan mengunduh data.
“Ini tidak hanya akan melengkapi perangkat peringatan stall pesawat dengan memberikan peringatan tambahan tentang stall yang akan datang, tetapi akan memungkinkan catatan pembacaan dalam penerbangan maksimum dan minimum untuk diunduh pada saat review setelah penerbangan,” ungkapnya.