Sejak Terlihat 2018, Dua Pesawat CN235 Ini Masih Teronggok di Pinggir Landas Pacu Lanud Soewondo

0

MYLESAT.COM – Kenangan akan turut serta jika Anda berkesempatan mendarat di Lanud (Bandara) Soewondo, Medan, Sumatera Utara. Bandara yang dulunya riuh rendah, hari ini menyisakan sepi. Bahkan sebentar lagi, Lanud Soewondo akan dipindahkan ke Hamparan Perak. Namun satu hal yang belum berubah, dua pesawat CN235 Merpati masih teronggok di pinggir landasan.

Baca Juga: 

CN235 saat dioperasikan Merpati Nusantara. Foto: wikipedia

Pertama kali mylesat.com melihat nasib buruk dua pesawat CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ini adalah tahun 2018. Saat itu, Sabtu, 26 Mei 2018, pesawat Boeing B737-400 A-7308 Skadron Udara 17 TNI AU mendarat di Polonia. Saat itulah terlihat kedua pesawat CN235 ini di pinggir landasan.

Sebelum berganti nama menjadi Lanud Soewondo, pangkalan udara ini dinamakan Lanud Polonia. Begitupun bandaranya, Bandara Polonia.

Empat tahun kemudian, Selasa, 18 Oktober 2022, kesempatan itu kembali datang saat mylesat.com mengikuti kunjungan kerja KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo ke Lanud Soewondo, Medan.

Saat pesawat mendarat, kedua pesawat terlihat masih teronggok di tempat yang sama dan bahkan kondisinya makin buruk.

Karena setiap hari selama bertahun-tahun diterpa angin, hujan, dan panas, menimbulkan korosi parah di hampir keseluruhan badan pesawat sehingga nyaris menghitam. Logo Merpati Nusantara Airlines masih bisa terbaca.

Posisi pesawat CN235 Merpati selama empat tahun terakhir di pinggir landas pacu Lanud Soewondo. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Posisi pesawat masih di tempat yang sama dengan saat pertama terlihat di tahun 2018. Namun terlihat pesawat yang menghadap ke barat (segaris dengan landasan pacu 05) sudah dalam posisi menungging.

Dikutip finance.detik.com (2013), disebutkan bahwa menurut Dirut Merpati (saat itu) Capt Asep Ekanugraha, Merpati memiliki 15 CN235. Saat itu pun pesawat CN235 sudah lama tidak beroperasi lagi karena perseroan sudah melakukan peremajaan dengan armada baru.

“Kita masih punya (CN235), tapi sekarang sudah tidak dipakai lagi. Parkir begitu saja, salah satunya di Medan,” ujar Capt Asep Ekanugraha.

CN235 adalah hasil kerja sama PTDI dan Airbus (dulu CASA). Kerja sama dimulai sejak 1980 dan purwarupa milik Spanyol pertama kali terbang pada 11 November 1983, sedangkan purwarupa Indonesia terbang perdana pada 30 Desember 1983.

Semoga ada yang memperhatikan nasib dua pesawat CN235 ini. Karena pesawat ini menjadi salah satu bukti kemajuan industri penerbangan nasional. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Produksi di kedua negara di mulai pada Desember 1986. Varian pertama CN235 Series 10 dan varian peningkatan CN-235 Seri 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp, bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.

Kita berharap ada pihak yang memperhatikan nasib pesawat yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia ini. Apakah masih memenuhi persyaratan secara teknis untuk dihidupkan kembali, atau sekadar dipugar untuk dijadikan tugu.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply