Ajukan 185,1 Miliar Dolar AS dan Angkatan Udara Amerika Serikat Harus Cuci Gudang Pensiunkan 310 Pesawat

0

MYLESAT.COM – Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) akan memasuki satu fase penting yaitu memensiunkan ratusan armada yang dinilai sudah tidak memenuhi tuntutan operasi kekinian. Total 310 pesawat akan dirumahkan.

Rencana ini tertuang dalam proposal anggaran tahun fiskal 2024 (FY24) senilai 185,1 miliar dolar AS. Permintaan ini menurut para pejabat akan memungkinkan mereka mengalokasikan dana yang lebih besar untuk kapabilitas masa depan seperti pesawat tempur Next Generation Air Dominance (NGAD) dan mengembangkan pesawat tak berawak yang dapat bergabung dalam pertempuran.

Anggaran FY24 yang diumumkan pada 13 Maret 2023 itu meminta tambahan 5,4 miliar dolar dari 179,7 miliar dolar yang disahkan Kongres pada FY23. Lompatan besar berasal dari portofolio penelitian, uji pengembangan, dan evaluasi (RDT&E) Angkatan Udara, dengan dana ditujukan untuk memenuhi tujuh keharusan operasional dari Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall.

“Kami telah menyusun anggaran yang menurut kami memiliki keseimbangan wajar antara investasi jangka pendek, menengah, dan panjang, jika Anda mau,” ucap Frank Kendall dalam pengarahan kepada wartawan di Pentagon di hari yang sama.

Termasuk Space Force, Departemen Angkatan Udara meminta 215,1 miliar dolar, meningkat 3,8% sebesar 9,3 miliar dolar dari FY23. Tambahan 44,2 miliar dolar dianggarkan untuk pengeluaran “non-blue” yang dibebankan kepada Angkatan Udara yang sebenarnya diberikan kepada organisasi di luar Pentagon.

Memperhatikan bahwa anggaran belanja USAF akan meningkat kurang dari 3% dibanding tingkat yang diberlakukan pada tahun fiskal 2017, Presiden dan CEO Asosiasi Angkatan Udara dan Antariksa Bruce Wright yang merupakan mantan jenderal bintang tiga Angkatan Udara, mengatakan bahwa “pada saat ancaman serius dan inflasi yang signifikan, tingkat pertumbuhan yang kurang dari inflasi, investasi kekuatan udara hari ini akan mencegah perang besok. Kongres harus bekerja lintas partai untuk memastikan prioritas yang tidak didanai ditangani dan bahwa undang-undang anggaran diselesaikan secara tepat waktu pada musim gugur ini.”

Frank Kendall mengatakan bahwa sekitar 5 miliar dolar secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional. Ini adalah daftar prioritas yang harus ditangani untuk mengimbangi China.

Sebagian besar anggaran difokuskan pada upaya berbasis ruang angkasa. Seperti soal peringatan ancaman rudal baru dan arsitektur pelacakan, meskipun lebih banyak dolar juga digunakan untuk program Advanced Battle Management System.

Para pejabat meminta untuk meningkatkan pengadaan sekitar 900 juta dolar di atas tingkat FY23, dengan total 30,6 miliar dolar, termasuk hampir 4,7 miliar dolar untuk rudal. Nilai ini lebih dua kali lipat dari 2,3 miliar dolar yang dibelanjakan Angkatan Udara AS pada tahun fiskal ini. Pada FY23, USAF mendapat 1,2 miliar dolar untuk pendanaan tambahan terkait Ukraina.

Selain untuk sistem persenjataan baru, AU AS juga berupaya melakukan investasi dalam infrastruktur penting yang mendukung konsep Agile Combat Employment (ACE), diterapkan untuk memungkinkan operasi lebih tersebar di kawasan Indo-Pasifik.

Sekitar 1,2 miliar dolar AS akan mendanai tujuan yang berorientasi pada ACE.

Menggemakan moto Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal CQ Brown untuk “mempercepat perubahan atau kalah (accelerate change or lose),” Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan bahwa perhatian utamanya bukanlah kecepatan pelaksanaan program.

Sebaliknya, ia menerima pendanaan tepat waktu dari Kongres, di mana prospek resolusi berkelanjutan (CR) lainnya mengancam untuk mencegah peluncuran program awal baru yang penting seperti program penerbang pesawat tak berawak yang dikenal sebagai Pesawat Tempur Kolaboratif (CCA).

Untuk mengosongkan ruang dalam anggarannya, USAF ingin melepaskan sejumlah pesawat yang menurut Kendall menyerap banyak sumber daya.

Pada tahun fiskal 2014, para pejabat meminta izin Kongres untuk mengucapkan selamat tinggal pada armada seperti E-8 Joint STAR (Surveillance Target Attack Radar System) dan KC-10 serta mempercepat pemensiunan A-10 Warthog.

Setelah Kongres memblokir permintaan serupa pada tahun fiskal 2017, Angkatan Udara akan mencoba lagi untuk memensiunkan 32 pesawat tempur F-22 Raptor Blok 20. Operasional 32 F-22 ini menelan biaya sekitar 2,3 miliar dolar AS setiap tahun.

The Boneyard

Angkatan Udara juga ingin melanjutkan pemensiunan F-15C/D yang umumnya diterbangkan Garda Nasional Udara selain meminta untuk memusnahkan 57 pesawat itu pada tahun fiskal 24. Kendall mengatakan bahwa pesawat-pesawat itu akan digantikan dengan F-15EX dan juga pesanan F-35.

Wakil Asisten Sekretaris untuk Anggaran, Mayjen Mike Greiner mengatakan bahwa Angkatan Udara telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional FY23 untuk melanjutkan pemensiunan pesawat E-3 Sentry. Menurutnya, AU AS akan berusaha membuang dua pesawat tambahan guna mengurangi jumlah armada menjadi 16 pesawat pada FY24.

Namun Angkatan Udara belum menemukan cara untuk mempercepat pengiriman pesawat penggantinya, Boeing E-7 Wedgetail. Kongres menyediakan dana tambahan sekitar 300 juta dolar untuk program ini dalam anggaran FY23.

Didorong izin penghentian operasi A-10 setelah bertahun-tahun mendapat tentangan keras, Angkatan Udara akhirnya berupaya menggandakan jumlah penghentian Warthog menjadi 42 unit pada FY24.

Daftar divestasi (pengurangan) aset AU AS:

  • A-10 Warthog: 42
  • A-29 Super Tucano: 3
  • B1 Lancer: 1
  • C-130H Hercules: 2
  • E-3 Sentry: 2
  • E-8 Joint STAR: 3 (terakhir dalam armada)
  • EC-130H Hercules: 2
  • EC-130J Hercules: 4
  • F-15 C/D Eagle: 57
  • F-22 Raptor: 32
  • HH-60G Pace Hawk: 37
  • KC-10 Extender: 24 (terakhir dalam armada)
  • MQ-9 Reaper: 48
  • RQ-4 Global Hawk: 1
  • T-1 Jayhawk: 52

Satu pesawat yang tidak ada dalam daftar itu adalah KC-135 Stratotanker. Menurut juru bicara Angkatan Udara AS, pihaknya harus mempertahankan minimal 466 pesawat tanker. Rencana pensiunnya KC-10 akan mengurangi armada pengisian bahan bakar.

Beberapa dari Stratotanker kemungkinan akan diganti secara bertahap dengan pesanan KC-46 Pegasus.

Frank Kendall hanya menyinggung sedikit soal pembom lawas B-52 Stratofortress. Ia mengatakan bahwa rencana untuk pesawat ini bergerak lebih dekat ke soal propulsi dalam program Commercial Engine Replacement Program (CERP).

Angkatan Udara AS berencana membeli total 95 pesawat termasuk 72 pesawat tempur baru, sehingga meningkatkan pengadaan F-35A menjadi 48 pesawat dan membeli 24 pesawat F-15EX.

Para pejabat memperlambat pembelian F-35A tahun lalu untuk mengantisipasi kemampuan Block 4 akan segera tersedia. Frank Kendall mengatakan bahwa pesanan F-35 akan tetap berada di sekitar tingkat yang ditetapkan pada tahun fiskal 24.

Perubahan besar terjadi pada pembelian F-15EX. Angkatan Udara AS sebelumnya berencana menyelesaikan pengadaan pesawat tempur itu tahun ini dengan jumlah 80 unit, sehingga menimbulkan kemarahan Kongres dengan memotong jumlah armada yang semula 144 unit.

Angkatan Udara tampaknya telah mengindahkan sebagian kekhawatiran anggota parlemen, karena Kendall mengatakan bahwa para pejabat sekarang telah menetapkan ukuran armada akhir sebanyak 104 pesawat.

Angkatan Udara juga akan terus membeli 15 KC-46, satu E-11 (USAF menyebutnya wi-fi in the sky) dan berencana membeli tujuh helikopter MH-139 Grey Wolf, yang telah disetujui untuk mulai diproduksi pada awal bulan ini.

Pengadaan pembom B-21 Raider juga akan terus berlanjut dengan permintaan sebesar 2,3 miliar dolar AS untuk membeli sejumlah pesawat pembom generasi terbaru yang masih dirahasiakan. Penerbangan perdana Raider masih dijadwalkan tahun ini.

Sekitar 1 miliar dolar akan ditambahkan untuk mengupayakan pengadaan beberapa rudal dalam beberapa tahun kecdepan. Terdiri dari Rudal Jarak Jauh Udara-ke-Permukaan (JASSM-ER), Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah (AMRAAM), dan Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh (LRASM) yang dikembangkan Defense Advanced Research Projects Agency.

Angkatan Udara juga mengajukan permintaan baru sebesar 161 juta dolar untuk mendanai produksi Rudal Serangan Gabungan (JSM). Greiner mengatakan bahwa JSM, yang dibangun Norwegia akan berfungsi sebagai “jembatan” saat LRASM mulai beroperasi.

Tahun fiskal mendatang juga akan menjadi tahun pertama untuk mendanai pengadaan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sentinel, yang direncanakan untuk merekapitalisasi ratusan ICBM Minuteman III yang disimpan di Midwest. Menurut Greiner, sekitar 539 juta dolar akan digunakan untuk membeli suku cadang jangka panjang untuk program Sentinel yang direncanakan pada tahun fiskal 2016.

Rencana memangkas armada helikopter dari 113 menjadi 75, diumumkan tahun lalu. Anggota parlemen khawatir karena AU AS berupaya memensiunkan lebih banyak HH-60G, dan membatalkan pembelian HH-60W akan membuka kesenjangan dalam kemampuan penyelamatan tempur.

Setelah mempratinjau rencana membeli 1.000 drone wingman, Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall menyatakan bahwa program CCA secara resmi akan menjadi “awal baru yang besar” pada tahun fiskal 24 dan akan berkembang menjadi upaya bernilai miliaran dolar.

Lompatan besar lainnya dalam pendanaan datang dalam meningkatkan pengeluaran untuk Pusat Operasi Lintas Udara Aman (SAOC), pengganti yang direncanakan untuk pesawat E-4B Nightwatch “Doomsday”. Angkatan Udara mencari total 889 juta dolar, sebuah lompatan besar dari 98 juta dolar yang diberlakukan pada tahun fiskal 23.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply