Di Tengah Aksi Israel di Gaza, Parlemen Irak Serukan Aktivasi Perjanjian Pertahanan Arab

0

MYLESAT.COM – Parlemen Irak telah mengeluarkan seruan untuk mengaktifkan Perjanjian Pertahanan Arab (Arab Defense Treaty) sebagai tanggapan atas tindakan Israel yang sedang berlangsung di Gaza. Keputusan ini telah menarik perhatian internasional, karena hal ini menyoroti pakta keamanan regional yang sering diabaikan.

Perjanjian Pertahanan Arab, yang didirikan tahun 1950, lahir dari aspirasi kolektif beberapa negara Arab. Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan pertahanan kolektif terhadap agresi eksternal, menggemakan prinsip-prinsip keamanan bersama dan kerja sama di antara negara-negara anggota.

Sama seperti NATO (North Atlantic Treaty Organization), aktivasi perjanjian ini dapat mengarah pada respons militer terkoordinasi oleh negara-negara anggota, termasuk penyediaan pasukan, peralatan, dan dukungan logistik.

Meskipun sudah ada selama lebih dari tujuh dekade, Perjanjian Pertahanan Arab telah mengalami penggunaan yang terbatas dan sebagian besar masih belum teruji. Perjanjian ini didasarkan pada ideologi Pan-Arab yang lebih berpengaruh pada pertengahan abad ke-20 daripada saat ini.

Perkembangannya mengalami kemajuan lebih lanjut pada 1961 dengan proposal Komando Arab Bersama (JAC), yang dirancang untuk membentuk komando militer terpadu untuk Liga Arab. Namun, perjanjian ini memiliki lebih banyak makna simbolis daripada kegunaan militer praktis.

Dewan Pertahanan Bersama Liga Arab, salah satu lembaga utama dalam Liga Arab, didirikan berdasarkan ketentuan Perjanjian Pertahanan Bersama dan Kerja Sama Ekonomi tahun 1950. Tujuannya adalah untuk mengoordinasikan upaya pertahanan bersama di antara negara-negara anggota Liga Arab.

Liga Arab, mirip Uni Eropa (UE), tidak memiliki kekuatan militer. Akan tetapi, pada KTT 2007, para pemimpin Liga Arab memutuskan untuk mengaktifkan kembali pertahanan bersama mereka dan membentuk pasukan penjaga perdamaian untuk ditempatkan di daerah-daerah seperti Lebanon Selatan, Darfur, dan Irak.

Pada 2015, negara-negara anggota pada prinsipnya setuju membentuk pasukan militer gabungan. Liga Arab, yang secara resmi dikenal sebagai Liga Negara-Negara Arab (League of Arab States), adalah organisasi regional yang terdiri dari negara-negara dari Afrika Utara, Asia Barat, dan sebagian Afrika Timur.

Didirikan di Kairo pada 1945 dengan enam anggota awal, kini Liga Arab memiliki 22 negara anggota. Tujuan utama Liga Arab adalah untuk meningkatkan hubungan antara negara-negara anggota, mengoordinasikan kolaborasi, menjaga kemerdekaan dan kedaulatan mereka, serta menangani masalah dan kepentingan bersama.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply