Cermati Situasi Global, KSAU Siapkan Postur TNI AU Periode 2025-2044 untuk Hadapi Perang Modern

0

MYLESAT.COM – Perang modern telah memperlihatkan bentuknya yang berbeda, ditandai dengan pola serangan menggunakan unconventional weapon system seperti drone. Konflik antara Ukraina-Rusia, Perang Nagorno-Karabakh 2020 atau yang sedang berlangsung perang antara Israel melawan Hamas.

Menurut KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, model peperangan modern ini menjadi fakta yang harus dicermati TNI AU guna memudahkan dalam menyusun dan menyiapkan taktik, strategi, dan konsep gelar pasukan ke depannya.

Dalam konteks yang lebih strategis, yaitu kecermatan TNI AU dalam menyikapinya untuk dituangkan di dalam Rencana Strategis (Renstra) pembangunan kekuatan.

Peperangan modern itulah, di antaranya, informasi aktual yang disimak KSAU dalam menyiapkan postur TNI AU ke depannya. Selain tentunya geopolitik Kawasan yang tidak lepas dari konflik di Laut China Selatan. Secara khusus, fenomena ini menjadi bahan diskusi saat KSAU memimpin Rapat Rencana Awal Postur TNI Angkatan Udara Tahun 2025-2044 di Ruang Rapat KSAU, Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, (24/1/2024).

KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo mengajak seluruh pejabat utama TNI AU dan Tim Perumus Postur, untuk bersama-sama memikirkan dan merencanakan bagaimana postur TNI AU ke depan dengan postur yang lebih baik dan dapat dicapai.

“Tentunya postur yang nantinya disusun dengan mempertimbangkan Rencana Strategis (Renstra), baik geopolitik dan geostrateginya,” jelas KSAU.

Fadjar mengatakan bahwa postur TNI AU harus mempertimbangkan yang sudah terealisasi. Pada Renstra saat ini harus mampu memprediksi kebutuhan mendatang khususnya alutsista dengan berpegang pada Commonality (Kesamaan), Sustainability (Berlanjut), dan Technology (Teknologi).

“Tiga konsep itu yang saya pegang dalam pembangunan kekuatan TNI AU,” ungkap Fadjar menyangkut Commonality, Sustainability, dan Technology.

Fadjar mengakui bahwa dari sekian banyak rencana pembangunan TNI AU, memang ada penekanan dalam hal kemampuan dan teknologi. Termasuk di dalamnya meningkatkanprofesionalisme personel yang mengawakinya.

Menurut Fadjar, ketiga konsep yang diusung TNI AU haruslah memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga seperti apapun rencana pengadaan kemampuan, harus mengacu kepada ketiganya. Prinsip kesamaan (commonality) itu pula yang ditekankan Fadjar, katakanlah, dalam hal pengadaan pesawat tempur.

“Jika ada platform atau teknologi lain yang bisa melaksanakan tugas dan fungsi satu pesawat, kenapa kita tidak beralih ke situ,” katanya. Fadjar mengakui bahwa perkembangan teknologi yang begitu pesat di sektor pertahanan, telah mampu menciptakan platform integratif atau platform baru untuk menggantikan peran fighter konvensional.

“Kita sedang susun empat Renstra kedepan dan setiap Renstra punya tema masing-masing, pastinya sebagai TNI AU yang akan menjaga kedaulataan negara di udara bersama stakeholders lain,” ucap Fadjar. Saat memimpin rapat, KSAU berpesan kepada Tim untuk memberikan sumbang pikiran dalam perumusan postur TNI AU agar menjadi Angkatan Udara yang lebih maju.

Rapat Rencana Awal Postur TNI Angkatan Udara Tahun 2025-2044 ini diikuti oleh seluruh pejabat utama TNI AU. Pelibatan semua pejabat di lingkungan TNI AU ini tentu dimaksudkan agar spirit dan konsep yang digadang dari awal untuk menyiapkan postur TNI AU ke depannya, tersampaikan lintas generasi.

Pejabat yang hadir terdiri dari Wakasau Marsdya TNI Andyawan Martono Putra, Pangkogabwilhan II Marsdya TNI M. Tonny Harjono, Pangkoopsudnas Marsdya TNI Ir. Tedi Rizalihadi, Irjenau, Koorsahli KSAU, para Asisten KSAU, Dankoharmatau, Gubernur AAU, Dansesko TNI, Danseskoau, Kapuslaiklambangjaau, Pangkoopsud I, II, dan III, Komandan Kopasgat, Waasops Panglima TNI, Waasrena KSAU, para Kepala Dinas di jajaran Mabesau serta Tim Perumus Postur TNI AU Tahun 2025-2044.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply