Reuni Akbar Yongab 1 Ambon Pasukan Khusus TNI, Penghormatan untuk Rekan yang Gugur Sertu (Anm) Asrofi

0

MYLESAT.COM – “Akhirnya kita bisa melaksanakan pertemuan ini. Ini adalah reuni pertama Yongab 1 Ambon setelah 24 tahun,” ujar Komandan Kopasgat Marsda TNI Yudi Bustami yang didapuk sebagai tuan rumah sekaligus perwira senior Yongab 1 tahun 1999-2000. Reuni dilaksanakan di Lapangan Tembak Djumaryo di Wing Komando 1 Kopasgat, Lanud Halim Perdanakusuma (14/12/2024).

Batalyon Gabungan (Yongab) 1 Ambon adalah satgas pasukan khusus TNI yang dikirim untuk mengatasi konflik horizontal yang pecah di Kota Ambon dan kemudian merembet ke wilayah lainnya. Mabes TNI memutuskan untuk mengirimkan pasukan khusus gabungan, setelah menilai berlarutnya konflik dan sangat emosional sehingga membuat beberapa prajurit TNI-Polri disersi.

Foto bersama usai ziarah dan tabur bunga anggota Yongab 1 Ambon di pusara Brigjen (Anm) Ricky Samuel. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dengan total kekuatan 450 prajurit, mereka berasal dari Detasemen 81 Kopassus, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan Intai Amfibi Korps Marinir serta Detasemen Bravo 90 Korpaskhas. Den-81 dan Denbravo 90 telah menjalani validasi organisasi sehingga saat ini disebut Satuan.

Semula, Mayor Inf Ricky Samuel dari Sat-81 adalah Wadanyongab. Namun karena Danyongab dibutuhkan untuk mengisi pos sejalan pembentukan Sektor TNI di Maluku, jabatan komandan Yongab diserahkan kepada Mayor Inf Ricky Samuel.

Berturut-turut ke bawahnya, Wakil Danyon dijabat oleh Mayor Mar I Made Wahyu Santoso dari Taifib dengan Kasiops (Kepala Seksi Operasi) Mayor Pas Lintong S. Siregar (tiga bulan di Ambon, Mayor Lintong ditarik karena dipromosikan menjadi Komandan Skadron Paskhas 461 di Jakarta).

Jabatan Kasiops yang kosong tidak tergantikan sehingga selanjutnya fungsi operasi dibebankan kepada Pasiops Kapten Inf Rui Fernando Duarte dari Sat-81.

Komandan batalyon dan wakil komandan batalyon dibantu Perwira Seksi Operasi, Intelijen, Personel, Logistik, Penerangan, dan Hukum. Di bawahnya adalah Kelompok Komando yang terdiri dari tiga kompi campuran.

Komandan Kopasgat Marsda TNI Yudi Bustami melaksanakan tabur bunga di pusara Brigjen (Anm) Ricky Samuel yang saat itu menjadi Komandan Yongab 1. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Kompi A dipimpin Kapten Inf Ketut, Kompi B dipimpin Kapten Mar Nur Hidayat dari Denjaka, dan Kompi C dipimpin Kapten Pas Yudi Bustami. Setiap kompi membawahi tiga peleton campuran dan setiap peleton membawahi tiga regu campuran berkekuatan 10 personel.

“Saya Danki paling senior dengan pangkat kapten,” ucap Yudi Bustami yang saat itu menjabat Komandan Denbravo 90.

Karena batalyon ini komposit, susunan organisasi yang dibuat pun betul-betul mencerminkan keberagaman. Dari atas sampai ke bawah merupakan campuran dari ketiga satuan khusus TNI. Di tingkat kompi, komandannya diambilkan dari ketiga satuan.

Setiap peleton dari tiga peleton di dalam kompi, mewakili satuan masing-masing dan itu juga diaplikasikan hingga ke tingkat regu. Kompi/Peleton/Regu A Kopassus, Kompi/Peleton/Regu B Marinir, dan Kompi/Peleton/Regu C Paskhas.

Pasukan diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma pada malam hari menggunakan pesawat C-130 Hercules dan B737-200 TNI AU. Dilepas oleh Kasum TNI Letjen TNI Djamari Chaniago. Setelah transit di Makassar, pasukan melanjutkan penerbangan ke Ambon.

Gugurnya Serda Asrofi

Rangkaian cara reuni Yongab 1 Ambon diawali dengan ziarah ke makam Sertu (Anm) Asrofi di TMP Rejoagung di Tulungagung, Jawa Timur pada 8 Desember 2024. Ziarah dan ajangsana ke orang tua almarhum dipimpin oleh Marsda Yudi Bustami didampingi beberapa anggota Yongab 1 yang masih aktif.

Pusara Sertu (Anm) Asrofi di TMP Tulungagung.

Serda Asrofi yang berasal dari Kopassus, gugur saat Kompi C yang dipimpin Kapten Yudi Bustami berusaha menghentikan konflk dan memburu oknum bersenjata di wilayah Sirisori. Dalam kontak senjata di sebuah bangunan sekolah SMP itu, Wadanru Serda Asrofi gugur setelah timah panas menembus helm bajanya.

Pengejaran siang itu dilakukan oleh peleton Kopassus. Sementara peleton Kopasgat menutup dari kiri sehingga para pelaku lari ke kanan. Pengejaran berakhir di sebuah SMP.

Kontak senjata semakin sengit. Sangat terasa bahwa musuh yang dihadapi cukup terlatih dengan jarak tidak terlalu jauh. Dari suara tembakannya diketahui mereka menggunakan senapan AK-47. Kapten Yudi Bustami terus mengendalikan pasukannya sambil mengamati situasi sekeliling.

Di radio ada yang menyarankan agar pasukan untuk tidak lompat terlebih dahulu. “Jangan lompat, belum diikat … belum diikat … belum diikat,” katanya. Ketika Yudi sedang merayap ke depan dan terus berlindung, tiba-tiba ada anggota berteriak.

“Komandaaaan, kesehatan komandaaaan, kesehatan komandaaaan!”.

Diketahui bahwa Wadanru Serda Asrofi terkena tembakan. Ia kemudian segera dievakuasi. Dalam kondisi terluka, Serda Asrofi ditandu ke tempat aman agar bisa segera dinaikkan ke kapal ADRI yang berlabuh di pantai. Namun belum sempat mencapai pantai, Serda Asrofi menemui Sang Khalik di pangkuan tamtama kesehatan Kopral Asep Dermawiyana dari Kopasgat.

Gugurnya Serda Asorif menimbulkan duka mendalam di antara anggota Yongab 1. Setidaknya selama dua hari Kompi C menghentikan seluruh gerakan karena masih dalam suasana duka. Tiada henti mereka mengirimkan doa untuk rekan seperjuangan yang sudah mendahului. Baru pada hari ketiga Kapten Yudi Bustami mengatur kembali pasukannya dan mulai melakukan pengejaran.

Rekan-rekan seperjuangannya di Yongab 1 Ambon mengenang almarhum Sertu (Anm) Asrofi sebagai sosok yang baik dan ramah. Almarhum yang berasal dari Blitar ini dikenal sangat taat beribadah, dan karena itu kerap didaulat menjadi imam shalat berjamaah di posko Kompi C di Lanud Pattimura.

Anggota Yogab 1 Ambon di pusara Komandan Yongab 1 Brigjen (Anm) Ricky Samuel di TMP Kalibata. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Serma Suratman yang saat ini berdinas di Skadik 805 Wing 800/ Kopasgat, mengenal almarhum cukup dekat. Satu hal yang masih ia ingat dari almarhum adalah kebiasaannya menyelipkan Alquran kecil di balik rompi tempurnya.

“Kenapa perlu kita menziarahi makam almarhum, untuk mengingatkan kita bahwa bisa saja pada waktu itu  bukan almarhum yang dipanggil, tapi salah satu dari kita. Namun Yang Maha Kuasa lebih mencintai rekan kita,” ucap Yudi dalam sambutannya.

Sebelum malam keakraban di Wing Komando 1 Kopasgat, siang harinya dilaksanakan ziarah dan tabur bunga di TMP Kalibata. Di sini dimakamkan dengan penuh penghormatan Komandan Yongab 1 Ambon Brigjen (Anm) Ricky Samuel yang gugur pada 8 Juni 2009 setelah helikopter NBO Bolkow-105 registrasi HS-7112 milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat yang dia tumpangi, jatuh di kawasan perbukitan Rawa Beber, Cianjur Selatan. Almarhum dikebumikan di TMP Kalibata sehari setelah kecelakaan.

Pria kelahiran 30 Oktober 1963 ini merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1986 dan terakhir berpangkat Kolonel Infanteri dengan jabatan Komandan Pusdikpassus.

Marsda TNI Yudi Bustami mengungkapkan besarnya peran Mayor Inf Ricky Samuel saat itu. Seniornya ini memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi dan selalu bisa menjaga moril pasukannya.

Mayor Ricky Samuel mencurahkan waktu dan pikirannya untuk selalu berada di tengah-tengah pasukannya. Ia juga menunjukkan tanggung jawab yang luar biasa dalam melengkapi kebutuhan logistik pasukan. Mayor Ricky tidak ragu-ragu mengeluarkan uang dari kantongnya untuk membiayai operasi yang jumlahnya tidak kecil. Bahkan sampai menjual mobilnya.

Kekompakan abadi di antara anggota Yongab 1 Ambon akan terus dijaga meski waktu akan menghentikan langkah mereka. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Terkadang Mayor Ricky meminta Pasiops Lettu Inf Rui untuk membantu mencarikan anggaran. Semua anggota Yongab baik perwira, bintara, dan tamtama, mengenang Mayor Ricky sebagai perwira yang keras, tegas, dan disiplin. Semua memuji kepiawaian Mayor Ricky dalam membakar semangat dan jiwa juang prajurit melalui pengarahannya yang selalu berapi-api.

“Pak Ricky itu militan sekali kalau sudah memberikan arahan dan membakar semangat prajurit. Ketemu Pak Yudi yang juga militan, cocok sudah,” jelas Wiyadi dari Kopasgat.

Tidak heran dengan sesumbar Yudi mengatakan, kalau bukan Mayor Ricky yang memimpin pasukan maka mungkin hasilnya akan berbeda.

Kepada seluruh mantan anggota Yongab 1 Ambon yang hadir dalam malam keakraban, Yudi Bustami mengungkapkan rasa syukurnya karena konflik horizontal yang terjadi di Ambon bisa diredam dan mampu menciptakan suasana yang lebih tenang dengan kehadiran Yongab 1.

“Harapan pimpinan TNI saat itu, kita ini seperti the last soldier karena terkait kedaulatan negara,” kata Yudi.

Disampaikan Yudi, momen reuni ini sudah lama dinantikan. Di WA Group pun terus mengalir pembicaraan yang ujungnya harapan dan kerinduan untuk bisa kumpul kembali. Karena itu Yudi mengatakan untuk jangan lupa bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan dan umur yang panjang.

“Selain almarhum Asrofi, beberapa rekan kita sudah ada yang meninggal karena sakit, seperti Frits pemain bola kebanggaan saya,” kata Yudi, yang juga memuji semangat Santoni “Semut Ireng” untuk hadir meski saat didatangi di rumahnya beberapa waktu yang lalu dalam kondisi sakit.

Reuni Yongab 1 Ambon ini sedianya akan dilaksanakan di daerah latihan Kopasgat di Balegede, Kabupaten Bandung. Namun karena dinamika penugasan dan situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya diputuskan dilaksanakan di Wing Komando 1.

Komandan Kopasgat Marsda TNI Yudi Bustami dan Irjen TNI Letjen TNI Rui Fernando Guedes Palmeiras Duarte dalam malam keakraban di Wing Komando 1 Kopasgat. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Marsda Yudi Bustami berharap bisa mendokumentasikan penugasan Yongab 1 Ambon di dalam sebuah buku. “Agar bisa menjadi legacy untuk anak-cucu tanpa perlu kita menceritakannya lagi,” tutur Yudi.

“Bagi saya ini reuni pertama setelah 24 tahun tapi juga yang terakhir. Karena awal 2025 saya sudah pensiun. Namun teman-teman berharap reuni ini tetap bisa dilanjutkan oleh perwira yang masih aktif. Nanti adik-adik saya level Danton bisa melanjutkannya. Anggota mengharapkan tetap bertemu lagi dalam reuni seperti ini,” beber Marsda TNI Yudi Bustami.

KOMANDO…..

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply