Lima puluh tahun silam, Sukhoi Su-24 Fencer terbang untuk pertama kali. Selama lebih dari dua dekade produksi, pesawat tempur-pembom supersonik telah memainkan peran penting di era Uni Soviet dan sekarang Rusia.
Su-24 dan vrian modifikasinya dioperasikan dan tetap digunakan di sejumlah negara.
Su-24 adalah tactical bomber model two-seat, segala cuaca yang bisa dioperasikan sepanjang waktu. Jet ini semula dibuat untuk menangkal pembom taktis terbaru AU AS, F-111 Aardvark.
Pengembangan Su-24 dimulai tahun 1961 dengan internal codename T-6.
Prototipe pertama, T-6-1, selesai dibuat Mei 1967 dan diterbangkan pertama kali oleh pilot uji Soviet, Vladimir Ilyushin pada 2 Juli.
Itulah pesawat serang taktis pertama Soviet yang dilengkapi integrated digital navigation/attack system.
Pada 4 Februari 1975, Su-24 mulai masuk dinas operasi, menandai langkah penting industri pesawat terbang Soviet kala itu. Sampai produksinya diakhiri, sekitar 1.400 Su-24 diproduksi oleh Sukhoi.
Selain Rusia, Su-24 juga dioperasikan oleh Algeria, Sudan, Suriah, Iran, dan Ukraina.
Su-24M telah melalui program peningkatan usia, dengan dipasangnya GLONASS (Global Navigation Satellite System), kokpit yang di-upgrade dengan display multi fungsi (MFD), HUD, generator peta bergerak digital, helm yang dipasangi alat bidik Shchel, dan mampu memandu senjata terbaru termasuk rudal udara-ke-udara R-73 (AA-11 Archer).
Tidak jelas apakah Su-24MR dan Su-24MP akan menerima kokpit dan navigasi upgrade. Pesawat yang di-upgrade dinamakan sebagai Su-24M2.
Su-24 sudah kenyang bau perang sejak era Perang Dingin. Namun perang dalam skala besar diikutinya sejak Perang Afghanistan, perang sipil Lebanon, Operasi Desert Storm, perang sipil Tajik Afghanistan, perang Chechen pertama, perang Chechen kedua, perang Ossetia Selatan 2008, perang sipil Libya 2011, perang sipil Suriah, konflik Ukraina 2014, dan operasi militer Rusia di Suriah 2015.
Teks: beny adrian