Pabrikan pertahanan Korea Selatan, Hanwha Defense Systems berkolaborasi dengan perusahaan dari Malaysia, AVP Engineering, memperkenalkan kendaraan angkut personel (APC) 6×6 Tigon. Ranpur minus tonjolan ini ditawarkan kepada AD Malaysia.
Ranpur contoh pertama yang sudah selesai dibuat pada awal tahun ini, diperkirakan akan menjalani sejumlah pengujian terbatas di Malaysia pada bulan ini.
Tigon menggunakan lambung baja yang seluruhnya dilas, namun masih bisa mengadopsi tambahan baja pelindung untuk keperluan keamanan penumpangnya.
Selain pengemudi, komandan dan penembak, Tigon bisa membawa delapan pasukan di bagian belakang.
Kemitraan kedua pabrikan dan proyeksi bisnisnya di Malaysia, diungkap pertama kali ke publik saat berlangsungnya Defence Services Asia 2018 (DSA 2018) Kuala Lumpur pada 16-19 April lalu.
Tigon dikembangkan dari ranpur 6×6 Black Fox milik Hanwha. Dengan berat antara 21-22 ton, Tigon dipastikan lebih berat dari Black Fox.
Dengan mesin berkekuatan 525 tenaga kuda, Tigon 6X6 mampu dibesut di jalan raya hingga kecepatan 100 km/jam dan jika harus berenang 8,5 km/jam. Untuk jangkauan jelajah mencapai 1.000 km.
Black Fox sejatinya bukanlah barang baru bagi TNI AD. Sejak 2011, TNI AD sudah mengoperasikan Black Fox yang dikenal sebagai panser kanon Tarantula yang awalnya dibuat oleh Doosan DST.
AD Malaysia meyimpan ambisi lama untuk mengoperasikan ranpur amfibi 6×6 APC, khususnya untuk misi perdamaian di bawah bendera PBB di Lebanon.
Malaysia sempat naksir ranpur Anoa buatan Pindad yang juga sekelas dengan Tigon. Pindad sampai membawa Anoa ke Malaysia untuk dipresentasikan di hadapan pejabat militer Malaysia.
Teks: beny adrian