KEK Mandalika: Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi, Tapi Masih Harus Bersabar

0

Presiden Joko Widodo telah menetapkan pembangunan dan pengembangan 10 destinasi baru yang disebut sebagai Bali Baru. Pembangunan ini dilakukan untuk memenuhi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019.

Untuk itulah, pemerintah meluncurkan “10 Destinasi Prioritas” yang terdiri dari Candi Borobudur, Kepulauan Seribu, Danau Toba, Pantai Tanjung Kalayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

Namun dari 10 destinasi baru itu, Pemerintah memberikan penekanan kepada empat destinasi yang dianggap paling mudah dikembangkan. Yaitu Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, dan Borobudur.

Panglima TNI mendapat penjelasan dari Dirut ITDC Mandalika Abdulbar M. Mansoer. Foto: beny adrian/mylesat.com

Nah, saat melaksanakan Safari Ramadhan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (30/5/2018), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menyempatkan untuk melihat langsung salah satu Bali Baru itu yaitu KEK Mandalika.

Berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Lombok, kawasan wisata Mandalika dengan total luas 1.109 hektar ini memang indah. Bukit-bukit mengelilingi Mandalika yang menghadap ke laut.

Satu dua turis asing sudah terlihat berlalu-lalang atau mandi di laut.

“Ke depannya, kami sebutan kawasan ini KEK Mandalika, the next tourism destination,” ujar Direktur utama ITDC Mandalika Abdulbar M. Mansoer saat menjelaskan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika kepada Panglima TNI dan Kapolri.

PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), adalah BUMN yang ditunjuk Pemerintah untuk mengembangkan KEK Mandalika. Reputasi ITDC dikenal sebagai pengembang Nusa Dua Bali.

Inilah KEK Mandalika, kawasan wisata terbaik yang menawarkan wisata bahari dengan pesona pantai dan bawah laut yang memukau.

Mandalika berasal dari nama tokoh legenda Putri Mandalika yang dikenal dengan parasnya yang cantik.

“Setiap tahunnya, masyarakat Lombok Tengah merayakan upacara Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika. Perayaan ini merupakan budaya yang unik dan menarik wisatawan baik lokal maupun internasional,” jelas Abdulbar saat menyambut Marsekal Hadi.

Meski lumayan jauh dari Lombok, sangatlah mudah mencapai Mandalika. Karena sejak dari Lombok hingga Mandalika, jalan akes yang dibangun cukup lebar dan mulus. Karena itu tidak terasa, rombongan Panglima TNI sudah tiba di KEK Mandalika.

Pantai yang indah menanti anda di Mandalika. Foto: beny adrian/mylesat.com

Untuk menjadikannya destinasi wisata terbaik, Abdulbar menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengejar target 26.000 kamar hotel di Mandalika. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding di Nusa Dua Bali yang hanya 5.000 kamar hotel.

Ribuan hektar lahan yang disediakan telah siap untuk dikembangkan.

Untuk areal komersial disediakan 35.000 hektar lahan. Juga akan dibangun Marina dan Marshailing Yacht yang lagi-lagi membedakannya dengan Nusa Dua. Juga akan dibangun area taman seluas 120 hektar.

“Akan menghabiskan Rp 4,2 – 4,5 triliun investasi hanya untuk infrastruktur,” jelas Abdulbar Mansoer.

Lalu apa yang membedakan KEK Mandalika dengan destinasi lain yang tengah dibangun Pemerintah?

Menurut Abdulbar, setidaknya ada tiga poin pembeda. Pertama, Mandalika akan menggunakan air laut yang telah disuling. Sebagai bentuk pelestarian terhadap sumber air tanah.

Kedua, disedikan Marina Water Front. Dan ketiga, hutan bakau seluas 70 hektar sebagai jantung kawasan dan taman pendidian hutan.

Masih sebagai pembeda, akan dibangun juga Entertainment Zone and Sport District. Semua bentuk permainan bersama keluarga akan tersedia di branded theme park.

Nantinya di Mandalika akan dibangun sirkuit seasonal layaknya di Monaco dan Singapura.

“Kami siapkan lahan dan investor dari Perancis komit invest sekitar Rp 12 tiliun untuk membangun area seluas 160 hektar, termasuk tujuh hotel, paddock, rumah sakit, dan fasilitas lainnya,” tutur Abdulbar.

Juga bagi anda pecinta golf, akan bisa menikmati permainan golf di atas bukit dan menghadap ke laut. Pun, investor dari Qatar Investor Authority sudah siap menanamkan modalnya.

Saat melakukan peninjauan lapangan, Panglima TNI menyaksikan pembangunan tiga hotel ternama yang tengah berlangsung dari tujuh hotel yang direncanakan. Saat ini baru tersedia Hotel Novotel.

Pembangunan sejumlah hotel secara bersamaan di Mandalika. Foto: beny adrian/mylesat.com

Hotel Pullman, Hotel Royal Tulip dari Korea, Hotel Marriot, dan Hotel Paramount di antara hotel yang akan dbangun. Paramount akan menjadi hotel terbesar dengan fasilitas 500 kamar, yang direncanakan selesai tahun 2020.

“Kami coba capai 5.000 kamar dalam waktu lima tahun, yang di Nusa Dua membutuhkan waktu 20 tahun,” aku Abdulbar.

Dalam kunjungan pada 20 Oktober 2017, Presiden Jokowi meresmikan KEK Mandalika dan Masjid Nurul Bilad. Jokowi sengaja memberikan perhatian khusus kepada fasilitas publik dan pelayanan.

Masjid Nurul Bilad yang berarti cahaya bangsa-bangsa, bisa menampung 2.000 jemaah di dalam dan 4.000 jemaah di belakang.

Terkait pengamanan lokasi, ITDC juga membangun semacam central command untuk digunakan oleh TNI dan Polri.

Dalam waktu dekat, TNI akan melaksanakan lomba marathon internasional di KEK Mandalika. Lomba ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT TNI ke-73 Tahun 2018.

“Kami sudah melakukan kerjasama pengamanan dengan Polda dan Kodam, kami butuh bantuan untuk bina teritorial,” jelasnya.

Foto bersama Panglima TNI dan Kapolri dengan jajaran ITDC. Foto: beny adrian/mylesat.com

Diakui Abdulbar, pihaknya masih menghadapi sedikit masalah dengan warga yang menyerobot lahan Mandalika. Namun atas arahan Presiden Jokowi, pihaknya sudah memberikan uang tali asih dan kerohiman yang totalnya mencapai Rp 44 miliar.

“Kita harus sampaikan ke masyarakat bahwa KEK Mandalika adalah Kawasan Strategis Nasional, Objek Vital nasional, dan salah satu Bali Baru yang sudah dicanangkan Presiden,” kata Abdulbar lagi.

So, bagi anda yang gemar berwisata, wajib mengunjungi Mandalika kelak.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply