Kedaulatan RI Terancam, TNI AU Diperintahkan untuk Menggelar Operasi Dirgantara Perkasa

0

MYLESAT.COM – Si vis pacem para bellum. Perdamaian menjadi kata yang mendambakan ketika sebuah negara mendapat ancaman. Namun ancaman yang terang-terangan dilontarkan negara musuh dengan niat akan menginvasi, dapat dilumpuhkan TNI AU dalam sebuah operasi udara gabungan yang tidak mudah.

Ancaman sudah terdeteksi jauh sebelum niat invasi negara musuh diketahui.

Bermula dari program akuisisi besar-besaran sistem persenjataan yang dilakukan negara musuh yang disebut Red Land, setelah sebelumnya menaikkan anggaran pertahanan secara signifikan. Alutsista baru yang dibeli meliputi tiga matra yaitu darat, laut dan udara.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo tiba di Lanud Iswahjudi, Magetan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dua bulan sebelumnya, kekuatan militer musuh mulai menunjukkan agresifitas dengan aksi blokade wilayah laut yang menghubungkan kedaulatan negara Indonesia dengan Samudera Hindia. Beberapa kapal dagang ditangkap dan ditenggelamkan.

Eskalasi ketegangan kedua negara pun meningkat ditambah sikap militer musuh yang meningkatkan kekuatan militernya. Berdasarkan data intelien, musuh merencanakan akan melakukan invasi militer ke wilayah Indonesia yang diklaim sebagai wilayahnya.

Mengetahui rencana jahat ini, Pemerintah Indonesia membentuk Komando Gabungan yang segera menyiapkan rencana operasi militer dan diberi nama Operasi Dirgantara Perkasa.

Singkat cerita, Komando Gabungan segera mengirim misi penangkalan yang mampu merusak dan menghancurkan beberapa instalasi dan kekuatan militer musuh. Namun karena aset militernya yang cukup kuat setelah pembelian massif, musuh masih memberikan perlawanan.

Panglima Komando Gabungan menyatakan bahwa Operasi Dirgantara Perkasa ditujukan untuk menekan musuh agar menyerah.

Kekuatan militer TNI AU dikerahkan secara signifikan. Jumlah pasukan ditambah dengan menerjunkan special force dan paratroop serta penambahan logistik pasukan untuk meningkatkan daya tempur. Termasuk menyiapkan dukungan udara untuk mendukung pasukan darat.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo tiba di Lanud Iswahjudi, Magetan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dalam perintah operasinya, Panglima Komando Gabungan mengeluarkan sejumlah penekanan, yang terdiri dari:

  1. Segera mendapatkan keunggulan udara di atas wilayah udara musuh.
  2. Menghancurkan markas besar dan gudang amunisi.
  3. Menyuuspkan pasukan khusus dan pasukan tambahan disertai logistik.
  4. Meningkatkan aktivitas intelijen.
  5. Menyelamatkan pasukan kawan yang terluka di daerah musuh.
  6. Menghancurkan semua aset musuh yang dinilai bisa menggagalkan misi berikutnya.
  7. Mempertahankan kemampuan bela diri.
  8. Menghindari korban sipil.

Begitulah selintas suasana latihan tempur skala besar yang digelar TNI Angkatan Udara. Dinamakan Mission Oriented Training (MOT), latihan dilaksanakan di sekitaran langit Jawa Timur khususnya area latihan Lanud Iswahjudi, Magetan dan Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Latihan melibatkan sekitar 30 pesawat TNI AU dari berbagai jenis.

Untuk itulah, Senin (13/6/2022), KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo terbang langsung ke Lanud Iswahjudi guna menyaksikan secara langsung jalannya latihan.

Setidaknya dari gedung ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) Lanud Iswahjudi, KSAU bisa melihat langsung jalannya manuver udara yang dilakukan para penerbang dari layar lebar.

Latihan melibatkan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, Sukhoi Su-27/30 Flanker, EMB-314 Super Tucano, pesawat angkut C-130 Hercules, CN295, CN235, dan NC212, helikopter EC725 Cougar dan NAS332 serta pesawat intai Boeing B737-200 Surveillance.

Selain itu, latihan MOT juga melibatkan dua tim GFAC (Ground Forward Air Control) dan satu tim CSAR (Combat SAR) dari Kopasgat.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memberikan arahan kepada peserta latihan MOT di Lanud Iswahjudi. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Latihan sudah dimulai sejak 2 Juni yang diawali dengan refreshing teori dan mass brief. Tidak hanya terbang siang, latihan juga dilaksanakan malam hari dalam model LFE (Large Force Employment), yaitu pengerahan kekuatan udara dalam skala besar.

Latihan akan ditutup pada 18 Juni 2022. Terakhir kali, latihan sejenis digelar TNI AU pada Oktober 2020 di tempat yang sama.

MOT dan LFE

Perintah operasi yang dikeluarkan Pangkogab diimplementasikan dalam pelaksanaan latihan.

Untuk mendapatkan keunggulan udara atas musuh, MOT menyiapkan lima misi operasi dalam skala besar (LFE) yang meliputi offensive counter air (OCA) melawan integrated air defense system (IADS) pada siang hari. Selain itu juga offensive counter air (OCA) melawan IADS pada malam hari.

MOT adalah sebuah metode latihan operasi udara yang melibatkan pesawat dalam jumlah banyak, dari berbagai jenis, dan diskenariokan menghadapi berbagai rupa ancaman (threat). Model latihan seperti ini masih terbilang baru bagi TNI AU, namun terus dikembangkan.

Latihan seperti ini untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam melaksanakan operasi dengan bermacam platform yang ada.

Bagi penerbang TNI AU, latihan MOT dijadikan tolok ukur keberhasilan pembinaan personel. Yaitu tercapainya keserasian antara berbagai platform pesawat tempur, transpor, dan helikopter.

Latihan MOT membagi kekuatan ke dalam dua unsur, yaitu Blue Air dan Red Air. Skenario dibuat mendekati situasi riil, di mana pesawat Blue mendapatkan banyak ancaman dalam melaksanakan misinya. Baik dari udara maupun kekuatan darat.

Kepentingan lainnya dari adalah, sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penerbang terhadap mission planning dalam berbagai macam bentuk ancaman. Selain untuk meningkatkan koordinasi penerbang dari berbagai macam platform dengan mitra utamanya radar GCI (Ground-controlled Interception) dan GFAC.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melaksanakan foto bersama usai latihan MOT di Lanud Iswahjudi. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Karena itu dalam MOT ini djuga dilatihkan kemampuan penyelamatan rekan yang terjatuh atau tertinggal di daerah musuh dalam misi Combat SAR.

Marsekal Fadjar menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta latihan MOT yang telah melaksanakan latihan dengan baik dan mampu menjalankan seluruh tahapan latihan.

KSAU berpesan kepada seluruh peserta dan pendukung latihan agar selalu mengutamakan faktor keselamatan terbang dan kerja.

“Tetap utamakan lambangja dan berlatihlah dengan keras,” pesan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply