Kemampuan USAF Merosot Tajam, Butuh Suntikan Dana Besar untuk Atasi Pesawat Tempur yang Menua

0

MYLESAT.COM – Tanpa investasi korektif yang besar, armada tempur Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) yang sudah tua akan hancur di bawah tekanan karena ukurannya yang kecil, waktu pelatihan yang tidak mencukupi serta kekurangan penerbang dan pemeliharaan yang kronis. Kesimpulan ini disampaikan berdasarkan laporan terbaru Air & Space Forces Association’s Mitchell Institute.

Baca Juga: 

“Kami berada di jalur tabrakan” dengan tuntutan dunia nyata yang melampaui kemampuan satuan tempur untuk menjawab panggilan,” ungkap Letjen (Pur) Joseph Guastella, salah satu penulis laporan. Menurutnya, kesiapan pasukan tempur bisa “jatuh dari tebing”. Guastella pernah menjabat sebagai wakil kepala staf untuk operasi.

Sementara dekan Mitchell Institute, Letjen (Pur) David Deptula menambahkan bahwa sumber daya dan kemampuan USAF sudah tidak sesuai dengan Strategi Pertahanan Nasional.

Dalam menghadapi China yang kemampuan militernya meningkat pesat, Rusia yang agresif, dan permintaan yang terus meningkat untuk kekuatan udara dari para komandan regional, kebutuhan akan kekuatan udara yang komprehensif dan mumpuni tidak pernah sebesar ini.

F-16 Fighting Falcon milik USAF. Foto: Maeson Elleman

“Mungkin diperlukan kekalahan dalam sebuah perang besar untuk membuat publik memahami beratnya defisit kekuatan udara,” katanya, dan pada saat itu, semuanya sudah terlambat.

Apa yang disebutnya “liburan modernisasi” satuan tempur sejak pertengahan 1990-an, telah membuat Angkatan Udara AS berada dalam “kapasitas terjun bebas.” Istilah ini digunalan Doug Birkey, salah satu penulis dan direktur eksekutif Mitchell. Dia menggambarkan pasukan tempur USAF sebagai “geriatri” dan sangat kecil untuk apa yang diharapkan oleh negara. Geriatri adalah penyakit atau gangguan akibat penurunan fungsi organ yang banyak menyerang orang lanjut usia.

Penulis laporan mendesak Angkatan Udara AS membeli lebih banyak F-35. Desakan ini terutama karena keputusan struktur kekuatan di masa lalu yang bergantung pada asumsi bahwa armada F-35 akan diperoleh sepenuhnya pada awal tahun 2030-an. Namun hal itu tidak pernah terwujud.

“Pesawat lain seperti A-10C, F-15C/D, dan F-16C/D yang dirancang pada 1970-an, sekarang rata-rata berusia 41, 38, dan 32 tahun,” ungkap Birkey. Semuanya telah lama melampaui masa pakai yang direncanakan. Guastella menambahkan bahwa usia memiliki biaya, semakin tua pesawat, semakin banyak perawatan dan suku cadang yang dibutuhkan, yang pada gilirannya berarti lebih sedikit jam terbang bagi para kru.

Deptula mencatat bahwa untuk pertama kalinya, pilot China mendapatkan lebih banyak jam terbang daripada pilot USAF. Pelatihan tambahan itu membuat perbedaan. Angkatan Laut dan Korps Marinir memiliki pesawat tempur mereka sendiri, tetapi tujuan pertama mereka adalah pertahanan armada dan dukungan udara jarak dekat.

Adapun Angkatan Udara diharapkan untuk menyediakan sebagian besar kapasitas pesawat tempur di semua wilayah tetapi kekurangan dana, ungkap Deptula.

“Selama 30 tahun terakhir, Angkatan Darat telah menerima 1,3 triliun dolar AS lebih banyak daripada Angkatan Udara, dan Angkatan Laut telah menerima 900 miliar dolar AS lebih banyak,” ungkapnya.

“Sudah waktunya memperbaiki ketidakseimbangan ini dan memperbaiki rekapitalisasi kekuatan tempur USAF yang sudah lama tertunda, terutama mengingat ancaman modern,” ungkapnya.

Memang para penulis tidak memberikan angka pasti berapa dolar yang dibutuhkan untuk meningkatkan anggaran Angkatan Udara AS. Deptula mengatakan bahwa negara dapat menanggung biaya tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pengabaian yang telah lama terjadi pada kekuatan tempur. “Biaya untuk tidak melakukan hal itu jauh lebih besar daripada biaya untuk memperbaiki situasi,” katanya.

Diminta untuk melakukan triase (prioritas) terhadap berbagai program pesawat tempur yang sekarang ada, (apakah pesawat tempur Next Generation Air Dominance atau Collaborative Combat Aircraft lebih penting daripada akuisisi F-35), Deptula mengatakan bahwa seluruh rangkaian kemampuan itu diperlukan dan tidak ada yang bisa ditukar.

10 Rekomendasi Mitchell Institute

Beli lebih banyak pesawat tempur: Kekuatan pesawat tempur telah berkurang dari 4.556 pesawat pada 1990 menjadi 2.176 saat ini. Akan terus berkurang, karena USAF memensiunkan 801 pesawat tempur dan hanya membeli 345 pesawat tempur hingga 2028. Meskipun Angkatan Udara meminta 72 pesawat tempur pada tahun 2024, jumlah yang telah lama dikatakan perlu dibeli setiap tahun, jumlah itu tidak lagi menghentikan laju penuaan armada. Untuk mencapai tingkat penyegaran 20 tahun yang berkelanjutan, laporan itu mengatakan, USAF perlu membeli 109 pesawat tempur per tahun. Hal itu akan menekan biaya pemeliharaan jangka panjang. Sebaliknya, 72 mempertahankan tingkat penyegaran 30 tahun. Collaborative Combat Aircraft tidak termasuk dalam kedua perhitungan itu.

Tetap dengan Peningkatan F-35: Kantor Program Gabungan yang menjalankan program F-35 harus menjaga agar pemutakhiran Penyegaran Teknis 3 dan Blok 4 tetap sesuai jadwal.

Mengembangkan Konstruksi Ukuran Kekuatan: Angkatan Udara harus mengembangkan dan mengimplementasikan konstruksi ukuran kekuatan, dan menjelaskan kepada Kongres mengapa hal itu diperlukan. Pada 2018, Angkatan Udara menetapkan target 386 skadron, tetapi Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan tahun lalu bahwa USAF tidak lagi mengejar target itu. Jenderal Mark Kelly mengatakan bahwa Angkatan Udara AS membutuhkan 60 skadron pesawat tempur, dan laporan itu mendukung angka itu sebagai dasar. Saat ini, negara ini tidak memiliki tolok ukur publik untuk mengukur seberapa besar kekuatan udara yang dimiliki atau dibutuhkan, ungkap Deptula.

Memanfaatkan Analisis Biaya-Per-Efek: Birkey berpendapat bahwa fighters and fixed-wing combat aircraft umumnya menghasilkan biaya yang jauh lebih rendah per efek yang dicapai daripada cara lain. Deptula menunjuk pada investasi Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang memiliki rudal hipersonik jarak jauh “dengan hulu ledak kecil, dengan biaya $40-$50 juta per tembakan. Ini memiliki dampak kecil dalam kampanye udara yang diperpanjang. Untuk dua rudal seperti itu, Angkatan Udara dapat membeli F-35 yang dapat digunakan berulang kali. AU AS perlu mempertimbangkan bagaimana cara menuntut target dengan cara yang paling hemat biaya.

Memastikan Pengujian Tidak Memperlambat Penempatan di Lapangan: Angkatan Udara memiliki kekurangan dalam hal kemampuan pengujian, tetapi kesempurnaan adalah musuh dari ‘cukup baik’. Deptula mengatakan bahwa AS tidak lagi memiliki kemewahan waktu untuk mendapatkan sistem baru yang tepat; sebaliknya, pengujian harus disederhanakan, kapasitas pengujian harus diperluas, dan teknologi baru harus digunakan untuk memadatkan siklus pengujian.

Memantau Kapasitas Basis Industri
Kata Birkey, basis industri “tidak dapat mendukung” tingkat produksi yang dibutuhkan Angkatan Udara. Pentagon membeli aset penerbangan taktis dalam jumlah yang sangat minim selama bertahun-tahun. Perang Ukraina telah menyoroti kebutuhan akan kapasitas lebih besar dan Pentagon harus menilai pangkalan industrinya dan memberikan insentif untuk meningkatkan produksi.

Hentikan ‘Divestasi untuk Investasi’: Rencana Angkatan Udara untuk memensiunkan peralatan yang lebih tua dan menggunakan penghematan untuk mendanai sistem baru, “mungkin berhasil ketika persediaan lebih besar”. Tetapi tidak lagi masuk akal ketika jumlah pesawat tempur sangat rendah. Rencana pengurangan lebih dari 1.000 pesawat USAF dalam lima tahun ke depan menunjukkan betapa pendeknya dana modernisasi yang dibutuhkan USAF. Jika hal itu terlaksana, akan menjadi “spiral kematian kapasitas,” kata Birkey. Lebih banyak dana dibutuhkan “hari ini untuk memodernisasi masa depan dan menebus pembelian pesawat terbang yang tidak ada selama bertahun-tahun.”

Sumber Daya Manusia: Guastella mengatakan bahwa Angkatan Udara telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengagumi masalah kekurangan pilot, tetapi belum mengambil langkah signifikan untuk memperbaikinya. Kekurangan pilot pesawat tempur adalah paling akut. Ada juga kekurangan tenaga pemelihara yang berkualitas. Angkatan Udara perlu melakukan tekanan penuh untuk menilai retensi, memperluas kapasitas pelatihannya, dan menetapkan sasaran ukuran tenaga kerja.

Pasukan Penjaga dan Cadangan: Angkatan Udara telah menggunakan pasukan Cadangan dan Garda Nasional Udara sebagai pembantu operasional. Unit-unit penjaga dijadwalkan untuk menanggung beban divestasi yang akan datang, kata Birkey. Selain itu, pensiunan pesawat tanpa misi terbang pengganti segera berarti orang-orang akan meninggalkan Garda dan Cadangan, dan Angkatan Udara tidak mampu kehilangan keahlian itu, katanya. Laporan itu mendesak anggota Garda Udara – yang bebas, dalam kehidupan pribadi mereka, untuk mengadvokasi Kongres – untuk menjadi “suara yang kuat dan kredibel di Capitol Hill” untuk memberi isyarat tentang “keparahan masalah.”

Komponen Sekutu: Laporan juga merekomendasikan peningkatan kapasitas produksi F-35 untuk memenuhi permintaan yang meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina. Saat ini mencapai 156 unit per tahun. Sekutu AS yang menerbangkan F-35 merupakan salah satu nilai strategis utama dari pesawat tempur serang gabungan itu. Namun Angkatan Udara AS harus berhati-hati untuk tidak mengasumsikan bahwa semua pesawat tempur sekutu tersedia setiap saat. Sekutu di tengah-tengah medan perang akan difokuskan pada pertahanan tanah air (mereka) dan mungkin tidak memiliki kapasitas untuk menyumbangkan pesawat ke operasi udara koalisi melawan agresor.

Saat ini dunia menyaksikan betapa hebat dan besarnya Angkatan Udara Amerika Serikat. Kemampuan yang (nyaris) tak tertandingi itu ternyata menghadapi masalah kronis yang harus segera diatasi. Pilihan mumet ini sudah ditelan Jenderal Charles Brown selama memimpin USAF sejak 2020.

Tak heran, dengan nada pesimis, Jenderal Brown pernah mengakui bahwa upaya ambisiusnya untuk USAF kemungkinan besar tidak akan sepenuhnya terwujud hingga akhir masa jabatannya sebagai KSAU AS.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply