MYLESAT.COM – Salah satu bentuk kesejahteraan prajurit adalah bisa melaksanakan latihan dalam situasi kondusif dan ideal. Selain kesiapan personel, fasilitas menjadi kunci utama untuk meraihnya seperti simulator terbaru dan tercanggih setidaknya di Asia yang dioperasikan Skadron Udara 11, Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.
Bangunannya sangat luas disertai pendingin ruangan sebagai persyaratan penting untuk fasilitas simulator yang dipenuhi server dan peralatan elektronik sensitif. Komplek simulator Skadron 11 ini sungguh istimewa dan layak dibanggakan sebagai yang terbesar dan terlengkap di Kawasan.
Hal itu terungkap saat KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengunjungi fasilitas simulator pesawat tempur Su-27SKM dan Su-30MK2 yang berada di bawah Wing Udara 5, Lanud Sultan Hasanuddin, Rabu (30/08/23). Perihal kesiapan dan kemampuan fasilitas simulator ini, dijelaskan oleh Danwing Udara 5, Kolonel Pnb Achmad Iwan Retmawan.
Fasilitas simulator yang sangat modern dan canggih untuk pesawat tempur Sukhoi ini, terdiri dari masing-masing empat FTD (Flight Training Device) Su-27SKM dan Su-30MK2 serta masing-masing satu unit FMS (Full Mission Simulator) Su-27 dan Su-30.
Di fasilitas simulator ini, penerbang bisa berlatih semua jenis misi tempur. Baik itu serangan udara ke udara atau udara ke permukaan. Persenjataannya tinggal pilih sesuai standar alutsista buatan Rusia. Tentu saja emergency simulation yang sangat penting dilatihkan.
Karena jumlah simulator mencapai 10 unit, memungkinkan para penerbang melaksanakan misi terbang formasi dalam satu flight secara bersamaan. Setiap simulator akan digunakan oleh satu penerbang, yang kemudian akan terhubung di dalam jaringan dalam mode online.
KSAU menyempatkan terbang di FMS Su-30 bersama Kapten Pnb Fajar Sidiq Ramadhan yang merupakan alumni AAU 2014. Siang itu, KSAU diajak untuk mengikuti misi pengamanan wilayah perairan dan melakukan penembakan rudal (air to surface) ke sebuah kapal perang.
Rudal Kh-59 Ovod yang ditembakkan tepat menghantam kapal induk yang menjadi target. Kh-59 adalah rudal jelajah berpemandu TV dengan sistem propulsi bahan bakar padat dua tahap dan jarak tempuh 200 km. Kh-59M Ovod-M adalah varian dengan hulu ledak lebih besar dan mesin turbojet.
Senjata ini pada dasarnya adalah rudal serang darat, tetapi MKB Raduga juga mendesainnya untuk target kapal yang diberi kode Kh-59MK.
Selama penerbangan, KSAU terlihat terus berkomunikasi dengan Kapten Fajar Sidiq. Setelah mission accomplished, KSAU masih terus menanyakan banyak hal kepada Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Setyo Budi Pulungan.
KSAU berharap keberadaan simulator ini bisa membantu Skadron 11 dalam menata jam terbang jet tempur Sukhoi yang dikenal sangat terbatas. “Memang demikian, karena di negara asalnya Rusia, Sukhoi digunakan hanya untuk misi intersep. Saya berharap Skadron bisa memaksimalkan fasilitas simulator ini untuk meningkatkan dan mempertahankan skill para penerbang,” jelas KSAU.
Secara khusus, Marsekal Fadjar meminta kepada anggota Skadron dengan spesialisasi elektro, untuk terus mengeksplor kecanggihan simulator ini sehingga TNI AU bisa menggunakannya secara maksimal.
KSAU juga berharap, simulator ini akan menjadi media bagi TNI AU dalam meningkatkan hubungan baik dengan negara di Kawasan yang juga mengoperasikan Su-27/30. KSAU memberikan sinyal kepada negara-negara sahabat Indonesia untuk bisa menggunakan fasilitas simulator ini.
Fasilitas simulator pesawat tempur Su-27SKM dan Su-30MK2 Skadron Udara 11, Wing Udara 5, Lanud Sultan Hasanuddin ini mulai dibangun pada tahun 2019. Setelah melalui beberapa tahap seperti penerimaan gedung, acceptance test simulator, dan final acceptance test, bangunan beserta sistem di dalamnya diserahkan kepada TNI AU pada 18 Januari 2023.
“Saya meminta keberadaan fasilitas simulator Sukhoi ini dapat meningkatkan kemampuan tempur dan profesionalisme para penerbang Sukhoi 27/30 di Skadron Udara 11,” ungkap KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.