MYLESAT.COM – Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Airbus A400M Atlas A-4001 pesanaan TNI AU, akan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada November 2025. Sejumlah tahap uji sudah dan masih terus berlangsung di fasilitas Airbus di ITC Airbus Seville, Spanyol.
Airbus A400M Pertama Pesanan TNI AU Jalani Test Flight Perdana Siang Ini
Dari informasi yang dikumpulkan, saat ini masih berlangsung tahap pelatihan konversi oleh empat penerbang TNI AU di Spanyol. Pada saat bersamaan juga dilaksanakan pelatihan terhadap personel teknik dan avionik.
Keempat penerbang TNI AU yang tengah menjalani pelatihan adalah Letkol Pnb Putut Satriya, Mayor Pnb Riki Sihaloho, Mayor Pnb Fathir Muhammad Hadiid, dan Kapten Pnb Indra Kusuma N. Mereka sudah menuntaskan pelatihan meliputi final test dan skill test. Setelah itu dilanjutkan ke MPRS (mission-planning and restitution system).
Berdasarkan informasi mylesat.com terima, ferry flight authorization untuk pesawat A400M TNI AU dari Spanyol ke Indonesia sudah diterima pihak Airbus.
Disebutkan bahwa berdasarkan permintaan yang diterima otoritas penerbangan Eropa, diberikan instruksi agar awak Airbus Defence and Space yang tercantum dalam Lampiran 1 dapat mengoperasikan pesawat TNI AU A-4001 selama penerbangan ferry flight dari Sevilla–San Pablo (IATA: SVQ, ICAO: LEZL) menuju Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (IATA: HLP, ICAO: WIHH), tempat pangkalan pesawat berada.
Mengingat jarak yang cukup jauh, total sekitar 12.400 km (7.700 mil), diperlukan satu kali singgah di Bandara Internasional Dubai.
Dalam izin yang dikeluarkan juga dicantumkan keterangan tambahan, tergantung kondisi cuaca dan jadwal kedatangan akhir di Jakarta, mungkin diperlukan satu kali pemberhentian tambahan di Bandara Internasional Chennai atau Bandara Internasional Kolombo–Bandaranaike.
Jarak penerbangan dari Sevilla (Spanyol) ke Jakarta (Indonesia) dengan rute melalui Dubai kira-kira sebagai berikut:
-
Sevilla to Dubai
Jarak udara: sekitar 5.700 km (3.540 mil)
Waktu tempuh: ± 7 jam 15 menit (tanpa transit) -
Dubai to Jakarta
Jarak udara: sekitar 6.700 km (4.160 mil)
Waktu tempuh: ± 8 jam 30 menit
Jika diakumulasikan maka total jarak tempuh sekitar 12.400 km dengan total waktu peenrbangan sekitar 15-16 jam. Karena pesawat yang digunakan adalah Airbus A400M (A-4001), maka jarak dan waktu tempuh ini sangat realistis, karena A400M memiliki jangkauan maksimum sekitar 8.900 km (tanpa beban penuh) sehingga perlu satu kali pemberhentian pengisian bahan bakar di Timur Tengah seperti Dubai, sesuai rencana ferry flight.
Kehadiran pesawat Airbus A400M menjadi momentum bagi TNI AU karena akan kembali mengoperasikan pesawat berukuran besar. TNI AU pernah mengoperasikan pesawat transpor berukuran gambot yaitu Boeing B707.
Pada era itu, Indonesia berencana membeli B727-200 sebagai Pesawat Kepresidenan namun dibatalkan dan diganti B707-320C yang semula digunakan oleh PT Pelita Air Service. Pesawat menggunakan registrasi sipil PK-PJQ dari tahun 1975 hingga 1986 sebelum dihibahkan ke Skadron Udara 17 TNI AU pada Januari 1990 dan diberi nomor ekor A-7002.
Sebelumnya TNI AU sudah mengoperasikan melalui cara menyewa sejak 1980-an untuk keperluan angkutan khusus Skadron 17. Salah satu misi rahasia yang dijalankan B707 TNI AU adalah Operasi Babut Mabur, yaitu pengiriman bantuan senjata kepada gerilyawan Mujahidin Afghanistan yang sedang berperang melawan Uni Soviet.
Pada 2003, pesawat ini dinyatakan tidak operasional dan dua tahun kemudian dijual ke Omega Air. Di antara penerbang B707 adalah Marsekal (Purn) Fadjar Prasetyo.
Dari sejumlah sumber diketahui bahwa A400M TNI AU akan dioperasikan di Skadron Udara 31, yang selama ini dikenal sebagai home of Hercules.
Dengan performanya yang sangat unggul dibanding pesawat transpor TNI AU yang ada saat ini, dipastikan Airbus A400M Atlas akan menjadi tulang punggung bagi misi-misi yang membutuhkan angkutan udara militer. Apakah itu pergeseran pasukan, penerjunan pasukan payung, bantuan bencana, dan evakuasi WNI dari luar negeri.
Perbandingan Airbus A400M vs Boeing 707
| Spesifikasi | Airbus A400M Atlas | Boeing 707-320B |
|---|---|---|
| Jenis Pesawat | Militer (angkut taktis & strategis) | Sipil (penumpang / kargo) |
| Pabrikan | Airbus Defence & Space | Boeing Commercial Airplanes |
| Penerbangan Perdana | 11 Desember 2009 | 20 Desember 1957 |
| Panjang Pesawat | 45,1 meter | 46,6 meter |
| Rentang Sayap | 42,4 meter | 44,4 meter |
| Tinggi | 14,7 meter | 12,9 meter |
| Bobot Kosong | ±76 ton | ±65 ton |
| Bobot Maksimum Lepas Landas (MTOW) | 141 ton | 151 ton |
| Kapasitas Muatan / Payload Maksimum | 37 ton kargo atau ±116 paratroopers | ±20 ton kargo (konversi) atau ±189 penumpang |
| Volume Ruang Kargo | ±340 m³ | ±230 m³ |
| Jarak Jangkau (Range) | 8.900 km (tanpa muatan maksimum) / 4.500 km (dengan muatan penuh) | ±9.000 km (dengan muatan penuh) |
| Kecepatan Maksimum | 780 km/jam (Mach 0.68) | 970 km/jam (Mach 0.82) |
| Mesin | 4 × Europrop TP400-D6 turboprop (11.000 shp per mesin) | 4 × Pratt & Whitney JT3D turbofan (80 kN per mesin) |
| Kemampuan Khusus | – Operasi di landasan tidak beraspal |