MYLESAT.COM – Empat penerbang terpilih TNI AU yang telah menjalani pelatihan di fasilitas Airbus di ITC Airbus Seville, Spanyol sejak 16 Juli 2025, dipastikan on board dalam penerbang feri (ferry flight) Airbus A400M Atlas A-4001 dari Spanyol ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Keempat penerbang tersebut adalah Letkol Pnb Putut Satriya, Mayor Pnb Riki Sihaloho, Mayor Pnb Fathir Muhammad Hadiid, dan Kapten Pnb Indra Kusuma N. Ferry flight yang telah dipersiapkan dengan matang itu akan dimulai pada 1 November 2025.
Baca Juga:
Akan Tiba November 2025, Berikut Rute Ferry Flight Pesawat A400M TNI AU dari Spanyol
Keempat penerbang ini telah menjalani tahap pelatihan (Type Rating Course) sejak 16 Juli hingga 25 Oktober 2025 di Spanyol. Fase pelatihan meliputi CBT (Computer-Based Training), FTD (Flight Training Devices), dan FFS (Full Flight Simulator).
Setelah tahap latihan selesai di Spanyol dan seluruh personel beserta pesawat tiba di Skadron Udara 31 yang akan menjadi home base A400M bersama C-130J, akan dilanjutkan dengan program pelatihan Initial Operation Experience di Halim training area selama sekitar satu bulan.

Pesawat Airbus A400M Atlas A-4001 Skadron Udara 31. Foto: Airbus
Program serupa juga dilaksanakan saat Indonesia membeli lima pesawat C-130J Super Hercules dari Amerika Serikat. Paket pelatihan seperti ini merupakan mandatori dari kontrak yang telah ditandatangani kedua belah pihak.
Menyambut rencana pengiriman pesawat pertama ini, KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono juga telah melaksanakan peninjauan akhir (commander inspection) di Spanyol pada 23 Oktober 2025. Tidak hanya meninjau, KSAU juga merasakan terbang langsung di A400M dengan duduk di jumps seat.
Dalam joy flight yang dilakukan di fasilitas Airbus Military Limitada Sociedad (AMSL), pesawat dengan registrasi A-4001 ini diawaki oleh Head of Flight Operations & Chief Test Pilot Airbus, Ignacio Lombo.
Dalam penerbangan jarak jauh pertamanya dari Spanyol ke Jakarta, pesawat Airbus A400M Atlas A-4001 akan menempuh rute (heading) barat laut.
Dari informasi yang mylesat.com peroleh, penerbangan akan diawal dari Seville pada 1 November 2025 pukul 09.00 local time. Rute pertama adalah dari Seville dengan transit untuk bermalam (RON) di Bandara Al Maktoum di Dubai. Penerbangan nonstop selama 09.05 menit ini akan menempuh jarak 3.455 Nm.
Setelah bermalam di Dubai, penerbangan dilanjutkan esok paginya dengan rute langsung ke Indonesia. Pemberhentian terakhir sebelum mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma adalah Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Medan.
Kenapa tidak berhenti di Aceh, seperti biasa dilakukan TNI AU selama ini, tentu sepenuhnya atas alasan teknis karena spesifikasi pesawat yang cukup besar sehingga membutuhkan ground handling yang sepadan.
Dalam penerbangan hampir delapan jam dari Dubai dengan jarak tempuh 2.928 Nm ini, A-4001 diperkirakan akan mendarat di Medan pada pukul 05.00 WIB.
Esok paginya, 3 November 2025, penerbangan terakhir akan dimulai dari Medan pada pukul 07.00 WIB dan akan mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 09.02 WIB. Kedatangan A400M A-4001 di Lanud Halim akan disambut dengan upacara khusus disaksikan awak media.
Total jarak penerbangan dari Spanyol ke Jakarta lebih kurang 12.425 kilometer (6.710 Nm).
Kedatangan A400M menandai babak baru dalam sejarah kedirgantaraan Indonesia. Atlas bukan sekadar pesawat angkut, tetapi simbol kemampuan strategis bangsa untuk menjangkau seluruh wilayah Nusantara dari Sabang hingga Merauke, dari Natuna hingga Papua.
Dengan A400M, TNI AU memasuki era air mobility modern sejajar dengan negara-negara maju. Pesawat ini mampu membawa beban 37 ton atau 116 paratroopers, dan efektif dalam mendukung pergeseran pasukan karena mampu menjangkau ribuan kilometer tanpa henti, dan mendarat di landasan tak beraspal. Duet A400M dan C-130J akan menjadi andalan TNI dalam setiap misi yang membutuhkan pengerahan pasukan dan logistik dalam jumlah besar.
A400M adalah simbol bahwa Indonesia tidak lagi sekadar penerima, tetapi juga pemain yang mampu mengoperasikan teknologi canggih dunia.
Makna lain yang mendalam, A400M bukan hanya mesin militer tetapi juga alat kemanusiaan. Dalam misi bantuan bencana alam, misi evakuasi WNI dari luar negeri, atau pengiriman bantuan ke daerah terpencil, pesawat ini membawa harapan kehidupan bagi mereka yang membutuhkannya.
Kehadiran dua pesawat angkut strategis A400M serta puluhan pesawat tempur seperti Rafale, F-21, dan kemungkinan J-10 yang segera menyusul, tentu akan semakin meningkatkan deterrent effect TNI AU sebagai garda terdepan penjaga wilayah udara nasional.
Namun di sisi lain, hal ini juga memberikan tanggung jawab yang lebih besar bagi Mabesau untuk menyiapkan para airmen yang akan mengawaki pesawat-pesawat tersebut, baik sebagai penerbang maupun ground crew.
Namun kita yakin, Mabesau telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mengantisipasi proses modernisasi alutsista dengan membangun kesiapan personel yang mumpuni. Sebab, secanggih apa pun teknologi yang diakuisisi, pada akhirnya keberhasilan tetap bergantung pada manusia yang mengawakinya agar setiap sistem yang diadopsi dapat digunakan secara maksimal dan optimal.