Di banyak militer termasuk TNI, latihan selalu dilakukan dengan skenario nan apik. Latihan pun disusun teratur, sehingga sulit memastikan bagaimana sesungguhnya dalam kejadian ril. Berlatih tanpa persiapan, setidaknya hanya diketahui oleh sehitungan sebelah jari tangan orang, baurlah sesuatu yang beda.
Israel yang dikerubuti banyak musuh, sangat tahu caranya berperang. Mereka selalu siap perang 1 x 24 x 7, fully standby.
Benarkah siap?
Itulah yang diuji pada Minggu lalu (5/6)lewat sebuah latihan kejutan dua hari untuk menguji kesiapsiagaan militer dalam menghadapi serangan.
Latihan yang tidak diumumkan itu dimulai hari Minggu dan berlangsung selama 36 jam.
Latihan fokus melibatkan pasukan infanteri wajib militer dengan melibatkan unit angkatan udara.
“Ini tentang bagiaman mengubah secara cepat dari rutin ke situais yang tidak rutin, bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk itu menjadi sesuatu yang lain,” ujar pejabat IDF. Dalam latihan ini diperlihatkan, Hizbullah melakukan serangan teror menghadapi pasukan Israel.
Israel juga sudah meningkatkan rencana evakuasi dari perbatasan Lebanon dalam kondisi perang. Kesiapan ini menanggap pernyataan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa perang masa depan dengan Israel seperttinya dilancarkan di dalam wilayah perbatasan negara itu.
Kepala Staf IDF Gadi Eisenkot mengatakan terkait latihan ini bahwa, “Cara untuk mencegah perang adalah dengan memastikan kesiapan Anda (untuk perang).”
Di Wall Street Journal bulan lalu, mantan duta besar Israel untuk PBB, Ron Prosor mengingatkan bahwa Hizbullah saat ini sudah jauh berubah. “Sekarang (Hizbullah) lebih sebagai militer yang kuat dari pada kebanyakan negara anggota NATO.”
Ditegaskan IDF, latihan ini bukanlah untuk merespon ancaman yang ada tapi lebih kepada menguji kesiapan prajurit.
Teks: beny adrian
